My Ice Prince 19

9.9K 394 3
                                    

Cahaya matahari mulai masuk ke celah-celah kamar Ayra. Sang pemilik kamar baru saja membuka matanya. Gadis itu melihat ke arah jam yang telah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Ayra langsung mempercepat kegiatannya. Ia benar-benar takut terlambat. Tepat jam tujuh pagi, Ayra selesai bersiap. Tinggal lima belas menit lagi, pintu gerbang sekolah akan ditutup.

Ayroz sepertinya belum bangun, percuma jika Ayra harus membangunkan Ayroz. Pasti Ayra akan terlambat karena Ayroz susah untuk dibangunkan. Ayra memilih untuk berjalan ke depan kompleks rumahnya. Semoga saja ada kendaraan umum yang lewat. Ia melirik ke arah jam tangannya. Sepuluh menit lagi, Ayra pasti akan terlambat.

Sebuah motor ninja berwarna putih berhenti di depan Ayra. Ternyata itu adalah Angga. "Naik, ntar lo telat," ucap Angga.

"Gue naik taksi aja," ucap Ayra.

"Tinggal sepuluh menit, lo nggak akan nyampe tepat waktu." Ayra kemudia mengiyakan ajakan Angga. Tentu saja Ayra tidak ingin telat.

"Pegangan, gue mau ngebut."

Dengan ragu, Ayra meraih ujung jaket yang dikenakan Angga. Angga kemudian melajukan motornya menuju sekolah. Tepat sebelum gerbang ditutup, mereka berdua sampai di sekolah. Untung saja tadi ada Angga. Jadinya, Ayra tidak terlambat.

"Makasih ya, Kak," ucap Ayra.

"Sama-sama. Lo langsung ke kelas, keburu bel," ucap Angga.

Ayra maupun Angga berjalan menuju kelas masing-masing.

Di kejauhan, Shea, Nindi, Tania dan Dinda mengawasi mereka dari tadi.

"Gila si Ayra.  Udah sama Kai masih aja deketin Angga," ucap Tania yang kesal melihat mereka berdua.

"Tau tuh Ayra," ucap Nindi.

"Udah deh, kalian nggak usah masalahin dia." Ucapan Shea membuat yang lain tercengang.

"Lo bela dia Kak?" tanya Dinda.

"Shea, lo gimana sih? Lo nggak kasian sama Tania dan Dinda?" tanya Nindi.

Shea masih tampak tenang, sepertinya ia tak ambil pusing sedikutpun. Lagi pula juga tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. "Buat apa gue masalahin dia? Lama-lama tuh anak akan menyingkir sendiri," ucap Shea yang langsung melangkah dikuti tiga orang lainnya.

Jam pelajaran yang pertama di kelas Ayra adalah Bahasa Inggris. Namun hari ini Mr. Andrew tidak bisa mengajar karena ada kepentingan. Banyak dari siswa-siswi yang berpindah dari tempat duduknya. Suasana kelas yang biasanya sepi menjadi sangat ramai. Apalagi, banyak cewek-cewek yang lagi ngerumpi di pojokan. Tentu saja tidak termasuk Ayra dan Vania.

Mereka lebih memilih untuk membicarakan K-drama baru-baru ini. Namun, lagi-lagi Dinda tak bergabung demgan obrolan mereka. Tadi Ayra sudah mengajak Dinda, namun Dinda malah mengacuhkannya.

"Van, Dinda sebenarnya kenapa sih?" tanya Ayra pada Vania.

"Paling Dinda lagi badmood aja kali Ra."

"Ya kali badmood tiap hari."

"Emang kenyataannya gitu kan Ra, Dinda cuek tiap hari. Ya kita simpulin aja dia lagi badmood." Ucap Vania.

"Tapi lo beneran nggak tau apapun?" tanya Ayra penuh selidik. Vania hanya menggeleng.

"Udah deh Ra, jangan terlalu dipikirin. Nanti juga Dinda baikan sendiri," ucap Vania.

"Iya deh, nanti temenin gue ke perpustakaan ya Van."

"Iya, gue juga mau cari novel."

❄❄❄

My Ice Prince [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang