"Nanti lo bakal tau semuanya," ucap Chandra.
"Ndra, tolong jangan bikin gue penasaran. Kenapa kita ke sini?" tanya Ayra pada Chandra. Bukannya menjawab, Chandra malah terlebih dahulu keluar dari mobilnya.
Ayra menyusul Chandra keluar dari mobil. Ia memperhatikan sekelilingnya. Area parkir rumah sakit, untuk apa Chandra mengajaknya ke rumah sakit? Siapa yang sakit? Lalu kenapa Chandra berubah menjadi misterius seperti ini?
"Ayo Ra! kita masuk sekarang," ucap Chandra.
"Chandra, sebenernya ada apaan sih? Kenapa lo tiba-tiba ngajak gue ke sini?"
"Jawaban dari pertanyaan lo ada di dalem. Sekarang apapun yang lo liat nanti, gue mohon lo tetep kuat. Jangan sampai ada satu tetes air matapun yang lo buang nantinya," ucap Chandra yang seakan akan mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun kenapa Chandra berpikiran seolah-olah Ayra akan menangis nantinya?
"Ndra?" Ayra menatap Chandra dengan penuh tanda tanya. Tak ada jawaban dari Chandra. Cowok justru berjalan terlebih dahulu meninggalkan Ayra.
Ayra terus menerus menanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi sambil mengikuti langkah Chandra. Namun Chandra tetap saja bungkam. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut pemuda itu. Setiap Ayra mencoba menyejajarkan langkahnya dengan Chandra, ia selalu saja gagal karena Chandra berjalan lebih cepat darinya.
Deg, jantung Ayra berdegup kencang saat tiba-tiba Chandra menghentikan langkahnya. Bukan masalah itu, tapi sesosok pemuda yang tengah mencoba untuk menenangkan seorang wanita setengah baya yang tengah menangis hebat. Entah mengapa seperti ada sebuah sambaran hebat yang tepat mengenai jantung Ayra.
"Chandra," ucap Ayra dengan kondisi tubuhnya yang semakin bergetar.
"Ra, lo-" belum sempat Chandra melanjutkan kalimatnya, Chandra langsung beralih menyangga tubuh Ayra yang hampir saja terjatuh karena lemas.
"Chandra ini ada apa sebenarnya?" tanya Ayra dengan matanya yang berkaca-kaca.
Chandra menghela napasnya. Ia menuntun Ayra berjalan menghampiri pemuda tadi. Wanita yang saat ini tengah menangis itu kini bangkit dan langsung memeluk Ayra. Bingung, itulah yang Ayra rasakan saat ini. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa wanita ini tiba-tiba memeluknya? Ayra menoleh ke arah Chandra seakan meminta penjelasan namun Chandra tetap diam.
Wanita tadi melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya.
"Dia Tante Winda, mamanya Angga," ucap Kris yang bangkit dari duduknya dan menghampiri Ayra.
Angga, nggak-nggak mungkin. Semua yang ada dipikiran Ayra pasti salah, nggak mungkin itu terjadi. Namun kenapa semuanya seolah mengarah pada apa yang Ayra pikirkan tadi? Jika ini tak ada hubungannya dengan Angga, tidak mungkin mamanya Angga sampai ada di rumah sakit ini.
"Kamu Ayra kan?" tanya wanita itu.
"Iya tante."
"Angga... Angga sekarang...dia..."
"Nggak usah dipaksain tante, biar Kris yang cerita sama Ayra," ucap Kris. Ia tahu jika Winda tidak sanggup mengatakannya pada Ayra.
Kris lalu menuntun Ayra lalu duduk.
"Minum dulu," ucap Kris sambil memberikan air mineral pada Ayra.
"Apa yang ada dipikiran kamu saat ini?" tanya Kris pada Ayra. Ayra sebenarnya mendengar pertanyaan Kris tapi pikiran Ayra terus tertuju pada satu orang. Ia menatap kosong ke depan ruangan yang ia harapkan bukanlah orang yang ia pikirkan yang saat ini di dalamnya.
"Kak Angga," ucap Ayra yang tanpa sadar air matanya ikut turun membanjiri pipinya. Ia takut dengan berbagai kemungkinan hal yang terjadi pada sosok pemuda yang belakangan ini mengisi hatinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/178029001-288-k865404.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince [ Completed ]
Teen FictionDewangga Mavin Wirasatya, cowok paling dingin di SMA Harapan Bangsa. Meskipun begitu, ia paling dikejar oleh siswi - siswi di sekolah, selain tampan ia juga jago taekwondo. Posisinya juga sebagai kapten tim basket sekolah ditambah dia ketua ekskul P...