My Ice Prince 46

9.2K 427 16
                                    

A/N : Vote sebelum membaca boleh lah,
Comment juga di setiap part,
Bantu cari typo!

❄❄❄

Satu minggu telah berlalu, tapi Ayra masih belum mendapat kabar apapun tentang Angga. Beberapa hari yang lalu, Ayra telah melaksanakan olimpiade itu. Ia hanya bisa berdoa supaya hasilnya sesuai yang ia harapkan.

Saat ini Ayra tengah duduk di pinggiran rooftop sekolah. Entah mengapa di tempat ini Ayra merasa seakan semua bebannya lepas. Ia menghirup udara dalam-dalam lalu membuangnya.

"Lo kemana sih Kak? Kenapa lo ngilang gitu aja setelah malam itu? Apa lo marah sama gue?" monolog Ayra sendiri.

"Gue di sini Ra?" ucap seorang cowok dari belakang. Suara itu membuat Ayra jantung bergetar, apa mungkin itu suara-. Ayra mencoba untuk menyadarkan dirinya, ia menoleh kebelakang dan mendapati seseorang yang selama ini berkeliaran di pikirannya berdiri di belakangnya.

Ayra segera bangkit dan melangkah mendekati cowok itu. Kini jarak antara Ayra dengan cowok itu hanyalah selangkah saja. Tubuh Ayra terpaku, ia fokus menatap mata pemuda itu. Ayra kehilangan semua kata-katanya, kata untuk menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini.

"Kak Angga?"

Angga maju selangkah, menghapus jarak diantara mereka lalu membawa Ayra dalam pelukkannya. Ayra tidak dapat menolak itu, bagaimanapun ia sangat merindukan sosok yang saat ini berada di depannya.

"Lo kemana aja sih, Kak? Gue kangen sama lo?" tanya Ayra lirih sambil terisak.

"Gue nggak kemana-mana Ra," jawab Angga.

Ayra lalu melepaskan pelukan Angga. Gadis itu mengusap air mata yang mengalir di pipinya, perasaan bahagia yang tak dapat ia tahan lagi. Setelah satu minggu lebih lamanya, orang yang ia tunggu kembali saat ini. Ayra benar-benar tidak tau bagaimana cara mengungkapkan kebahagiaannya saat ini.

Angga kemudian mengajak Ayra untuk kembali duduk di pinggiran rooftop itu. Siang yang panas dengan matahari yang cukup terik tak dapat memudarkan kebahagiaan Ayra saat ini. Kebahagiaan di mana orang yang ia cintai kembali lagi.

Ayra dan Angga sama-sama terdiam saat ini. Keduanya sibuk memperhatikan jalanan di depan sekolah yang lumayan sepi. Namun entah mengapa, Ayra malah nyaman dengan kesunyian ini. Jika disuruh memilih untuk sunyi hanya dengan Angga atau keramain dengan orang lain tanpa Angga, maka Ayra akan memilih kesunyian dengan Angga.

"Ra,"

"Kak," ucap keduanya bersamaan.

"Ekhem... lo aja duluan," ucap Ayra.

"Nggak, lo yang duluan," ucap Angga.

Ayra menghela napasnya, "Oke, gue mau nanya sama lo. Apa alasan kenapa lo pergi gitu aja malam itu?" tanya Ayra.

"Gue rasa lo tau," jawab Angga dingin.

"Cemburu?" tanya Ayra dengan hati-hati.

Angga sama sekali tidak menjawab untuk beberapa saat. Angga yag awalnya fokus menatap jalanan itu menoleh ke samping di mana Ayra berada.

"Apakah gue ada hak buat cemburu sama lo?" Pertanyaan Angga seketika membuat Ayra diam.

Memang benar, Angga dan Ayra memang tidak terikat hubungan apapun. Wajar jika Angga berbicara seperti itu.

"Ra," ucap Angga yang membuat Ayra menoleh.

"Kenapa?" tanya Ayra pada Angga.

"Boleh gue tanya sesuatu?"

My Ice Prince [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang