Happy Reading
Setelah selesai bimbingan untuk olimpiade, Ayra membereskan beberapa barang-barangnya. Dua minggu lagi, mereka akan benar-benar mengikuti olimpiade itu. Mungkin setelah ini, interaksi antara Ayra dengan Angga juga akan berakhir mengingat mereka bertemu karena terpilih untuk mengikuti olimpiade ini sebagai satu tim. Mereka juga berinteraksi karena alasan kerja sama untuk olimpiade nantinya.
"Ayra!" seru seseorang.
Ayra baru saja akan melangkah meninggalkan perpustakaan. Tetapi Angga tiba-tiba memanggilnya. Ayra menoleh kepada Angga dan memasang ekspresi seolah bertanya 'ada apa?'.
"Nanti malem ada waktu nggak?" tanya Angga.
Ayra tidak mengerti sebab mengapa Angga menanyakan itu. Tidak biasanya Angga seperti itu. Sebenarnya nanti malam Ayra tidak ada acara apapun, tapi apakah Ayroz akan mengizinkannya.
"Ada sih Kak, tapi gue nggak yakin kalo Ayroz izinin," jawab Ayra.
"Gampang kalo soal Ayroz. Tapi lo mau kan?" tanya Angga.
"Kemana?" tanya Ayra.
"Suatu tempat," jawab Angga.
"Oke."
"Mau gue anterin pulang?" ucap Angga memberi tawaran pada Ayra.
"Nggak usah, udah di jemput sama Bang Calvin," jawab Ayra menolak tawaran Angga.
Hari ini Ayra memang dijemput oleh Calvin karena jadwal bimbingan Ayra selesai hampir bersamaan dengan jadwal kuliah Calvin.
"Ya udah deh."
"Gue duluan ya, Kak," ucap Ayra.
Angga hanya mengangguk. Gadis itu berjalan meninggalkan Angga. Mata pemuda itu masih memperhatikan punggung gadis itu yang mulai berjalan menjauh. Setelah gadis itu benar-benar menghilang, Angga lanjut merapikan barang-barang miliknya.
Selesai memasukkan semua buku-bukunya ke dalam tas, Angga kemudian bangkit dari duduknya. Tangan Angga tak sengaja mengenai sebuah paper bag yang ia letakkan di meja. Angga baru tersadar jika ia lupa memberikan barang itu pada Ayra.
Angga mengambil paper bag itu lalu beranjak pergi dari perpustakaan. Ia berjalan menuju parkiran di mana mobilnya berada. Setelah itu ia memacu mobilnya meninggalkan area sekolah.
Tepat setelah mobil Calvin meninggalkan rumah Ayra, Angga datang. Melihat sebuah mobil yang tak asing masuk ke pekarangan rumahnya, Ayra yang tadinya sudah membuka pintu untuk masuk sekarang masih tetap berada di depan rumah.
Angga keluar dari mobilnya sambil membawa paper bag tadi di tangannya. Ia melangkahkan kakinya menghampiri Ayra.
"Ra, tadi gue lupa buat kasih ini sama lo," ucap Angga sambil menyerahkan paper bag yang ia bawa tadi.
"Apaan nih?" tanya Ayra.
"Nanti juga lo tau, pake itu nanti malam. Gue jemput jam sembilan malam," jawab Angga.
"Cuma itu aja sih, gue pulang ya," pamit Angga.
"Iya, makasih Kak," ucap Ayra.
"Sama-sama," ucap Angga dengan senyum.
Entah apa yang terjadi, jantung Ayra tidak berdetak dengan normal. Rasanya jantung Ayra berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya setelah melihat senyuman tulus dari Angga. Apakah itu artinya Ayra benar-benar jatuh cinta?
"Bye Ra," ucap Angga.
❄❄❄
Waktu menunjukkan pukul sembilan kurang lima belas menit. Ayra masih sibuk dengan penampilannya saat ini. Berkali-kali Ayra berada di depan cermin untuk memastikan penampilannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince [ Completed ]
Teen FictionDewangga Mavin Wirasatya, cowok paling dingin di SMA Harapan Bangsa. Meskipun begitu, ia paling dikejar oleh siswi - siswi di sekolah, selain tampan ia juga jago taekwondo. Posisinya juga sebagai kapten tim basket sekolah ditambah dia ketua ekskul P...