My Ice Prince 45

10K 400 13
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi. Satu persatu siswa mulai keluar dari kelas menuju parkiran untuk  meninggalkan sekolah. Sebagian siswa masih berada di kelas untuk keperluan lainnya seperti ekstrakurikuler.

Ayra saat ini sibuk mencatat catatan yang berada di papan tulis. Maklum saja, tadi sekertaris kelas tidak masuk alhasil Ayra yang harus mencatat itu semua di papan tulis untuk teman-temannya. Jadinya Ayra harus kembali menyalin tulisannya di buku catatan.

"Ra, lo pinjem catetan gue aja. Masih banyak loh Ra, ntar lo ditungguin abang lo lagi," ucap Vania.

"Nggak usah Van, besok kan ada ulangan. Kalo catatan lo gue pinjem, lo belajarnya gimana?" tanya Ayra.

"Iya juga sih. Gini aja deh, lo bawa ponselkan? Kenapa nggak lo foto aja terus ntar malem lo salin di catatan," usul Vania.

"Iya juga ya, kok gue nggak kepikiran sih." Ayra lalu mengeluarkan ponselnya lalu mengambil gambar catatan itu. Setelah selesai Ayra kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku lalu membereskan barang-barangnya.

"Ra, gue duluan ya. Bokap gue udah jemput nih," ucap Vania.

"Ya udah gih."

"Oke, bye Ra." Setelah itu Vania pergi meninggalkan Ayra. Saat ini hanyalah Ayra seorang diri di dalam kelas. Semuanya telah pulang ke rumah masing-masing. Selesai membereskan bukunya, ia mengambil tas miliknya dan bersiap untuk pulang.

Ayra melangkah keluar dari kelasnya menuju gerbang sekolah. Ia mempercepat langkahnya karena sepertinya Ayroz sudah menunggu di depan.

"Ayra!" seru seorang cowok dari belakang yang membuat Ayra menghentikan langkahnya. Ayra membalikan badannya dan mendapati seorang cowok berlari kecil ke arahnya. Cowok itu kemudian berhenti di depan Ayra.

"Ada apa Rez?" tanya Ayra.

"Nih, gue cuma mau ngasih buku ini ke elo. Siapa tau lo butuh," ucap Farez.

"Buku apaan nih?" tanya Ayra.

"Latihan soal, lumayan lah buat lo belajar," jawab Farez.

"Oh, thanks ya Rez," ucap Ayra sambil menerima buku itu.

"Oh iya, lo bisa nggak kalo belajar bareng sama gue? Soalnya kita kan partner, tapi kayak nggak pernah belajar bareng," ucap Farez yang membuat Ayra menunjukkan ekspresi wajah bingung.

"Tapi lo jangan mikir yang aneh-aneh dulu. Ini murni belajar bareng kok, jadi sebatas kita saling bertukar pemikiran gitu aja. Tapi cuma fokus ke fisika doang, bukan yang lainnya," ucap Farez sebelum Ayra salah paham.

"Gimana ya Rez, bukannya gue nggak mau tapi akhir-akhir ini entah kenapa gue ngerasa nggak mood aja gitu," ucap Ayra.

"Aduh Ra, tapi lo tetep belajar kan?" tanya Farez.

"Ya iya lah. Se-badmood apapun gue, gue tetep usahain buat buka buku dan belajar. Cuman ya waktunya aja nggak tentu," ucap Ayra.

"Gara-gara Angga ya?" tanya Farez.

"Nggak tau juga sih Rez," jawab Ayra. Entah kenapa wajah Ayra kembali muram setelah mendengar nama Angga. Cowok itu kembali membayang-bayangi pikirannya.

"Saran gue sih Ra, lo jangan terlalu mikirin Angga dulu saat ini. Bukan apa-apa, tapi lo harusnya taulah kalo olimpiade tinggal beberapa hari dan gue harap sih lo bisa belajar maksimal supaya hasilnya juga bagus," ucap Farez memberi saran.

"Iya juga sih Rez."

"Ya udah, gue duluan ya," ucap Farez yang kemudian melangkah pergi.

Ayra masih mematung di tempatnya. Semua yang dibilang Farez memang benar, ia harus fokus ke olimpiade itu. Namun entah kenapa sulit rasanya menghilangkan Angga dari pikirannya. Apalagi sampai saat ini belum ada kabar dari Chandra maupun Kris. Mereka berdua malah seakan ikut menghilang.

My Ice Prince [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang