Bel pulang sekolah berbunyi lima belas menit yang lalu. Jika biasanya sekolah sudah sepi, hari ini banyak siswa - siswi yang masih berada di lingkungan sekolah. Alasannya karena mereka masih ingin melihat latihan tim basket sekolah di lapangan basket indoor.
Kebanyakan dari mereka adalah para siswi yang merupakan fans dari Angga dan kawan - kawannya. Sekarang ini, seluruh most wanted sekolah berkumpul menjadi satu. Ini yang menyebabkan tribun ruangan terisi layaknya pertandingan basket, padahal ini hanyalah latihan.
"Ra, lo nggak mau ikut kita? Di sini rame banget tau Ra," ucap Vania melalui sambungan telepon.
"Males Van, palingan juga rame cewek-cewek alay yang nanti teriak nggak jelas gitu."
Ayra sendiri sekarang sedang berada di perpustakaan. Hari ini jadwal bimbingan diundur karena Angga harus latihan terlebih dahulu. Ayra pun memilih untuk mencari buku-buku yang memuat materi yang belum ia pahami.
"Ra, ayolah. Lagian Kak Angga juga di sini kok."
"Kok jadi Kak Angga sih?"
"Ya iya lah. Lo bimbingan olimpiade masih nungguin Kak Angga kan?"
"Tapi Van, mending gue belajar dulu di perpustakaan."
"Daripada lo ribet, mending buku lo bawa ke sini terus belajar di sini," saran Vania.
"Di sana berisik Van, nggak akan bisa konsentrasi."
"Ayolah Ra, kali ini aja."
"Iya deh, nanti kalo gue udah nemu buku yang gue cari gue langsung ke sana."
"Gitu dong Ra, gue tunggu sama Dinda ya. Latihan dimulai jam setengah tiga, lima belas menit lagi."
"Iya, tapi kayaknya gue rada telat."
"No problem, yang penting lo dateng." Tanpa mendengar balasan dari Ayra, Vania langsung mematikan telponnya. Ayra berjalan menyusuri rak-rak berisi buku sambil memperhatikan kanan dan kiri. Ayra memperhatikan sebuah buku, tepat! Itu adalah buku yang ia cari.
Ayra duduk di salah satu bangku yang disediakan di perpustakaan. Ia mempelajari rumus - rumus fisika yang ada di buku itu. Ia melirik kearah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Sekitar lima menit lagi, latihan akan segera dimulai.
Ayra melangkah keluar dari perpustakaan menuju lapangan basket indoor di gedung sebelah timur. Saat ia masuk, ia menengok ke kanan dan kiri mencari keberadaan Vania dan Dinda. "Ayra!" seru seorang pemuda dari arah belakang.
Merasa namanya dipanggil, Ayra segera memutarkan badannya ke belakang. Terlihat Kai sedang melangkah menghampiri Ayra. "Kak, kok kamu ada di sini?" tanya Ayra setelah Kai berada di depannya.
"Aku disuruh sama Pak Danu buat balik lagi ke klub basket sekolah. Selain buat pertandingan antar sekolah, klub basket bakal lomba di tingkat nasional."
Dulu saat Kai masih kelas 11, ia sempat bergabung dengan klub basket sekolah. Namun saat kelas 12, Kai memutuskan untuk keluar dari klub basket. Alasannya, Kai sempat mengalami cedera parah saat pertandingan. Hai ini membuat orang tuanya melarang Kai kembali bergabung dengan klub basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince [ Completed ]
Teen FictionDewangga Mavin Wirasatya, cowok paling dingin di SMA Harapan Bangsa. Meskipun begitu, ia paling dikejar oleh siswi - siswi di sekolah, selain tampan ia juga jago taekwondo. Posisinya juga sebagai kapten tim basket sekolah ditambah dia ketua ekskul P...