My Ice Prince 22

10.2K 400 0
                                    

<Devano Geraldo Archandra>

Rahasia seakan tak ada habisnya. Banyak sekali fakta yang harus tersembunyi dalam topeng kebohongan

Selama beberapa hari terakhir, rooftop menjadi tempat favorit untuk Ayra. Rasanya tenang saat udara menyapu di atap bangunan sekolah itu. Namun bukanlah untuk membolos pelajaran, Ayra hanyalah berada di rooftop saat jam istirahat saja. Ia tak mungkin melewatkan pelajaran untuk menjadi bad girl, bagaimanapun Ayra harus tetap menjadi good girl.

Meskipun matahari sangatlah terik, Ayra tetap memilih berada di rooftop. Daripada ia harus berada di kantin di tengah kebisingan, lebih baik ia di sini sendirian dengan penuh ketenangan. Waktu untuk istirahat kedua memang cukuplah panjang, jadi mungkin Ayra akan puas berada di sini.

Dari belakang, ada seseorang yang menepuk bahunya. Ayra sama sekali tak menoleh. Ia sudah sangat hafal dengan siapa yang datang. Cowok itu langsung duduk di pinggiran rooftop di samping Ayra.

"Tumben nggak respon?" tanya cowok itu pada Ayra.

"Udah ketebak kalo lo yang dateng," ucap Ayra.

"Udah hafal sama gue?"

"Tolong jangan gitu terus, kalo gue kaget dan jatuh ke bawah gimana?" omel Ayra.

Cowok yang berada di samping Ayra itu terkekeh pelan. Entah mengapa sudah menjadi kebiasaan jika ia berada di dekat Ayra. Akhir-akhir ini ia juga dekat dengan Ayra. "Masih mikirin dia?" tanya cowok itu.

Ayra mengangguk, ia masih memikirkan Kai. Besok Kai sudah kembali ke sekolah. Ia tak tau harus bersikap bagaimana nantinya. Ayra tak mungkin menghindar begitu saja tanpa alasan. Namun untuk bersikap biasa saja, rasanya juga sangat sulit. Ayra benar-benar bimbang.

"Gue bingung harus bersikap gimana, Ndra," ucap Ayra.

Chandra mengerti bagaimana perasaan Ayra sekarang. Ia pasti serba salah sekarang. Dinda adalah sahabatnya, sedangkan Kai adalah orang yang ia cintai. Sangat sulit jika berada pada posisi Ayra saat ini.

"Ikutin aja kata hati lo. Hati lo nggak mungkin salah pilih jalan," ucap Chandra yang lalu bangkit berdiri.

"Mau kemana?" tanya Ayra.

Chandra tersenyum miring, ia melangkah ke sisi rooftop yang lain. Bisa Ayra pastikan ia sedang merokok sekarang. Kebiasaan Chandra yang tak pernah ia tunjukkan pada orang lain.

Ayra kembali menatap lurus ke depan. Menikmati udara dan juga aktivitas lalu lintas di depan sekolah. Sejenak beban Ayra seakan lepas terbawa angin yang menerpanya.

Sejak beberapa hari yang lalu, Ayra tak berkomunikasi dengan Kai. Ia sengaja mematikan ponselnya agar tiada yang mengganggunya. Bahkan Ayra terlihat menjauh dari orang di sekitarnya termasuk Vania.

Seseorang kembali menepuk bahu Ayra. Ayra menghela napasnya. Sudah berapa kali diingatkan agar tidak mengagetkannya tapi tetap saja. Ayra tak menoleh sama sekali. Ia kesal dengan sikap Chandra yang sebenarnya.

"Sombong," ucap seseorang di belakangnya. Namun Ayra tahu betul, itu bukanlah suara Chandra. Dengan ragu Ayra menoleh ke belakang. Ia terkejut mendapati seseorang di belakangnya memang bukan Chandra.

My Ice Prince [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang