Extra Part

16.9K 445 15
                                    

Vote sebelum membaca boleh lah....

Bantu cari typo!

Ayra menghembuskan napasnya dalam. Rupanya sangat berat untuk membiarkan Angga jauh darinya. Baru saja enam bulan mereka bersama, mereka harus LDR an dengan waktu yang lama. Huft, Ayra berharap hari-harinya berlalu dengan cepat.

"Pulang yuk!" ajak Chandra.

Ya, lebih baik sekarang Ayra pulang karena pesawat Angga sudah take off sepuluh menit yang lalu.

"Ayo deh." Ayra lalu berbalik dan berjalan mendahului Chandra. Ya, Chandra hanya mengikuti langkah Ayra. Bagi Chandra Ayra sudah seperti adiknya sendiri, ia yakin jika Ayra pasti sedih saat ini. Ya walaupun tadi saat Angga akan pergi ia tersenyum, tapi pasti di balik semua itu ada luka di hati Ayra.

Ayra terus berjalan, pandangannya kosong menghadap ke depan. Gadis itu masih memikirkan bagaimana hari-harinya kedepan tanpa Angga. Mungkin akan terasa berbeda. Ayra tiba-tiba menghentikan langkahnya saat seseorang memeluknya dari belakang.

"Chandra, lo apa-apaan sih!"

Tiba-tiba Ayra merasa dirinya membeku. Aroma yang ia rasakan, ia yakin sangat mengenali aroma itu. Dengan ragu, Ayra menoleh untuk melihat siapa yang memeluknya itu.

Deg, "Angga." Ayra masih tak mempercayai ini. Bagaimana Angga masih di sini? Bukannya pesawat itu sudah berangkat lima belas menit yang lalu?

"Angga," ucap Ayra yang kemudian berbalik memeluk Angga. Ia masih bingung dengan keadaan ini tapi yang jelas hatinya merasa senang. Angga ikut membalas pelukan Ayra.

Ayra lalu melepaskan pelukannya. Ia masih tak percaya jika saat ini Angga berada di depannya. Bukankah seharusnya Angga berada di pesawat? Lalu kenapa ia masih di sini?

"Berharap banget kayaknya tadi dipeluk sama Chandra. Baru ditinggal gitu aja udah lupa sama pacarnya," ucap Angga.

"Idih, najis banget sama si Chandra," ucap Ayra.

"Lo juga najisin tau. Ngapain juga gue meluk lo segala. Yang ada kepala gue dipenggal sama dhampir satu ini," ucap Chandra sambil melirik ke arah Angga.

"Lo ngatain gue dhampir?!"

"Ehe, nggak kok Ga. Lo kan mak lampir."

"Ih, mak lampir cewek kali. Si Angga mah kek vampire, dingin pake banget," ucap Ayra.

"Udah-udah, ngapain jadi ngabsen bangsa kek begituan sih?" ucap Angga.

"Eh iya, kok kamu masih di sini sih? Bukannya-"

"Ssst, nanti aku jelasin. Sekarang pulang yuk!" ucap Angga menyela Ayra.

"Ekhem, mentang-mentang berdua guenya dilupain," ucap Chandra yang ternyata masih berada di belakang mereka.

"Ya maaf, kirain lo udah duluan tadi," ucap Ayra.

"Kalo gue udah duluan lo berdua pulang pake apa? Jalan kaki? Yang ada tulang lo rontok semua," ucap Chandra.

"Jangan kayak orang susah deh, naik taksi kan bisa. Udah yuk, Ra!" ucap Angga yang kemudian menggandeng tangan Ayra melangkah meninggalkan Chandra.

"Lah, kok gue malah ditinggalin sih?!" teriak Chandra. Ia ikut melangkah menyusul Angga dan Ayra. Mereka menuju mobil Chandra dan di sinilah kesialan Chandra dimulai. Ya, sialnya Chandra berasa supir mereka berdua.

❄❄❄

Sesampainya di rumah, Angga langsung menuju kamarnya. Ya, ia memang benar-benar membatalkan kuliahnya di Kanada. Meskipun Angga sekarang harus kembali membantu Kris dalam mengurus perusahaan keluarganya.

My Ice Prince [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang