My Ice Prince 39

9.6K 414 16
                                    

Saat ini Ayra dan Vania sedang asik mengobrol. Topik mereka tak jauh dari K-drama yang baru-baru ini tayang. Kelas juga belum banyak orang jadi, mereka bebas untuk ketawa, teriak-teriak dan sejenisnya.

"Oh iya Ra, gue denger kemarin lo jalan sama Kak Kai. Beneran?" tanya Vania yang mengubah topik pembicaraan mereka.

"Iya. Gue juga baikan sama dia."

"What?! Serius?! Demi apa?!" Vania terkejut dengan apa yang dikatakan Ayra.

"Lo kenapa aneh gitu? Alay tau nggak?"

"Nggak tau. Aa Lay gue taunya," jawab Vania yang membuat Ayra memutar bola matanya seakan berkata 'serah lo lah'.

"Eh, tapi serius lo balikan sama Kak Kai?" tanya Vania.

"Baikan Vania! Bukan balikan!" ucap Ayra.

"Gue kira balikan. Ra gue mau nanya deh, lo masih suka sama Kak Kai atau gimana? Kok kayaknya Kak Kai gampang banget bikin kamu mau baikan sama dia?" tanya Vania penasaran.

"Paan sih Van, aku nggak mau aja terus-terusan kayak gini. Gue pengen masalah gue sama Dinda ataupun Kai bisa selesai secepatnya. Gue nggak mau terus terusan musuhan sama Dinda," jawab Ayra.

Tak lama Dinda tiba-tiba datang dan langsung menggebrak meja Ayra tanpa alasan. Sontak Ayra dan Vania refleks berdiri. Dari ekspresi wajahnya Dinda terlihat sangat marah.

"Din, lo kenapa sih?" tanya Ayra.

"NIH BACA!" ucap Dinda dengan meletakkan sebuah kertas di meja Ayra.

Ayra mengambil kertas yang terlipat itu. Setelah membuka lipatan kertas itu, terpampang goresan tinta yang menghiasi lembaran polos berwarna putih itu. Ayra mulai membaca kata demi kata yang tertulis dalam kertas itu. Ia mencoba memahami setiap kalimat yang tertuliskan.

Perlahan Ayra mengetahui apa penyebab Dinda marah seperti ini. Sebuah kertas yang berisikan tulisan dari seseorang yang pernah mengisi hatinya, Kaizel Ardiatama.

"Dari mana lo dapet kertas ini?" tanya Ayra.

"Nggak penting gue dapet dari mana, yang jelas itu bukti kalo Kai pergi gara-gara lo!" ucap Dinda.

Dalam surat itu tertulis jika surat itu ditujukan untuk Ayra. Tapi mengapa surat itu bisa berada ditangan Dinda.

"Dinda!" seru seseorang dari arah pintu masuk kelas.

"Kak Farez?" ucap Vania.

"Ra, sorry banget ya. Surat itu harusnya buat lo. Tapi tadi pas gue nanya sama Dinda lo dimana, dia malah ngambil surat itu," ucap Farez.

Entah Farez lupa atau bagaimana, jelas-jelas Dinda sekarang musuhan sama Ayra. "Kak, apa bener Kai pergi?" tanya Ayra.

Farez hanyalah mengangguk.

"Kapan dia pergi? Dan kemana?" tanya Ayra.

"Tadi malem Ra, gue juga kurang tau dia kemana. Yang jelas dia keluar negeri. Kai bilang, dia bakal menetap di sana. Makanya dia nitip surat itu ke gue," ucap Farez.

"Tapi kenapa kemarin dia nggak bilang sama gue?"

"Alah, orang yang bikin Kai pergi juga lo," ucap Dinda.

"Diem kenapa sih lo!" tegur Vania.

"Lo yang diem!"

"Lo berdua yang diem!" tegur Farrez.

"Gue nggak akan bisa diem! Gara-gara Ayra, Kai pergi. Dan itu artinya pertunangan gue sama Kai juga batal," ucap Dinda.

"Serah deh. Ra pergi yuk, nggak ada gunanya ngomong sama Dinda," Vania langsung menarik Ayra untuk pergi.

❄❄❄

Dear Ayra,

Kali ini bukan kata-kata romantis yang ingin aku sampaikan. Hanyalah ucapan terimakasihku untuk orang yang berharga untukku. Raina Ayra Davinzi.

Ra, terimakasih untuk semua hal yang udah kamu berikan untuk aku. Makasih udah mengizinkan aku untuk singgah di hati kamu. Meskipun kenyataannya sekarang aku harus merelakan kamu dengan orang lain, begitu pula sebaliknya. Sepertinya takdir memang tidak menginginkan kita untuk bersatu. Aku juga nggak bisa egois untuk tetap mempertahankan kamu. Gimanapun kamu udah milih keputusan dan aku juga nggak bisa nyalahin kamu. Mungkin ini bukanlah keinginan kita berdua, tapi dalam kenyataan kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama.

Maafin aku Ra, maaf karena aku pergi tanpa bilang ke kamu. Aku rasa ini jalan yang paling baik. Jalan supaya kamu bisa menyelesaikan permasalahan kamu sama sahabat kamu, Dinda. Aku tau kalau aku adalah penyebab masalah kamu sama Dinda. Aku nggak mau kalian terus-terusan musuhan gara-gara aku. Kamu dan Dinda sama-sama sahabat aku Ra, tapi kamu harus tau satu hal. Kamu satu-satunya orang yang bisa masuk ke hati aku. Kamu yang paling spesial buat aku Ra.

Apa kamu inget waktu pertama kali kita ketemu? Saat itu kamu kebingungan karena nggak tau di mana kelas kamu. Kamu juga malu untuk tanya sama aku padahal kamu tau kalo aku berdiri di dekat kamu, sampai akhirnya aku yang nyamperin kamu dan ngasih tau kamu. Dari situ kisah kita dimulai. Kisah singkat yang penuh arti untuk aku. Kamu mengajarkan banyak hal Ra. Mengajarkan aku arti sahabat, mengajarkan arti kasih sayang, dan kini kamu mengajarkan aku cara melepaskan.

Aku sayang sama kamu Ra, aku masih cinta sama kamu. Tapi sayangnya, hati kamu udah buat orang lain. Tolong jaga diri kamu baik-baik, aku nggak akan lagi datang ke kehidupan kamu.

Raina Ayra Davinzi, tolong janji sama aku. Janji untuk jangan melupakan kisah kita. Aku akan selalu mengingat kamu sampai kapanpun. Selamat tinggal Ayra, love you so much....

With Love

Kaizel Ardiatama

[My Ice Prince]

My Ice Prince [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang