My Ice Prince 17

10.7K 386 5
                                    

Tepat setelah Angga pergi dari kantin, Kai datang dan langsung menghampiri Ayra dan Vania. "Ya elah, jadi nyamuk lagi gue. Gue duluan ke kelas ya Ra," ucap Vania.

"Eh, nggak usah. Gue ke sini cuma mau ngasih tau Ayra kalo besok gue ke Bandung. Ikut lomba basket nasional," ucap Kai langsung tanpa basa-basi atau apapun itu.

"Lah, lo gabung lagi Kak?" tanya Vania.

"Iya, cuma buat pertandingan ini aja sih. Bukan masuk klub basket lagi," ucap Kai yang membuat Vania menangguk mengerti.

"Ya udah, kamu semangat ya." Ayra memberi semangat pada Kai.

"Ya udah itu aja sih. Aku mau langsung ke ruangannya Pak Danu. Suruh nemuin dia katanya."

"Iya." Kai kemudian berjalan meninggalkan kantin.

Sementara itu dimeja yang lain, Tania datang dengen menghentakkan kakinya kesal. "Sebel deh sama Angga. Masa iya seorang Tania Mozza Arsalea diperlakukan kayak gitu," ucap Tania yang baru saja datang.

Semuanya menahan tawa melihat Tania tadi. Namun tidak dengan Dinda, dia juga malah terlihat kesal sendiri. "Din? Kenapa lo?" tanya Shea.

"Kesel aja liat Ayra sama Kai," jawab Dinda ketus.

"Oh, jadi lo suka sama Kai?" tanya Shea.

Dengan ragu, Dinda mengangguk. Nindi, dan Tania juga ikut terkejut melihat Dinda. "Ya ampun, Dinda. Lo kasian banget sih, semua yang harusnya punya lo malah direbut sama Ayra," ucap Nindi bermaksud untuk membuat Dinda panas. Tania melirik Nindi sebentar sambil tersenyum miring. Mereka sengaja ingin mengadu domba Dinda dengan Ayra.

"Vania jadi milih dia, dan Kai juga punya dia. Emang ya Din, Ayra itu ngerebut semuanya dari lo. Kalo gue denger-denger Ayra ikut olimpiade. Padahal menurut gue, harusnya lo yang ikut olimpiade itu. Kan lo yang paling jago fisika sebelum Ayra masuk SMA ini," lanjut Nindi.

Dulu saat masih kelas sepuluh, Dinda memang juara kelas. Bahkan juga rangking paralel. Namun sejak Ayra masuk ke SMA Harapan Bangsa, posisi Dinda digantikan Ayra. "Sabar ya Din, kita pasti bantu lo kok," ucap Shea.

❄❄❄

Setelah pulang sekolah, Ayra menemui Bu Dewi terlebih dahulu. Namun karena Bu Dewi ada kepentingan, bimbingan diliburkan untuk hari ini. Ayra pulang bersama Vania, rencananya ia ingin menyiapkan kejutan ulang tahun untuk Evan.

Ayra dan Vania terlebih dulu membeli kue ulang tahun dan juga hadiah serta beberapa benda untuk dekorasi ruangan. Kemarin Ayra sudah izin pada Tante Riska, mamanya Evan. Setelah itu Ayra dan juga Vania langsung pergi ke rumah Evan. Sesampainya di rumah Evan, Tante Riska sudah menyiapkan beberapa makanan.

Hari ini Evan pulang agak telat karena harus latihan basket. Evan tergabung dalam klub basket sekolah. Selain itu, Calvin juga disuruh untuk mengajak Evan pergi dan pulang jam dua belas malam. Awalnya Calvin sempat protes. Memang cowok itu sedang tidak ada kegiatan di kampus. Tapi daripada harus mengajak Evan pergi, cowok itu lebih baik di kampus seharian.

Tapi demi tawaran uang saku yang dinaikan, cowok itu terpaksa menyetujuinya. Terpaksa karena cowok itu bahkan sempat berniat untuk mengusir adiknya itu saja. Sekarang terserah pada Calvin mau mengajak Evan kemana. Kalau perlu bahkan keliling Jakarta lima puluh kali.

"Tante Riska, kenalin ini Vania. Temennya Ayra." Ayra mengenalkan Vania pada mamanya Evan. Ayra kemudian membisikkan sesuatu pada mamanya Evan. "Mantannya anak tante nih," bisik Ayra.

My Ice Prince [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang