My Ice Prince 33

9.8K 367 7
                                    

Pagi ini, Ayra berangkat sekolah bersama dengan Ayroz. Ia sengaja berangkat lebih awal hari ini. Ia benar-benar harus bertemu dengan Angga. Semalam, Irene menelpon Ayra dan memberitahukan jika semuanya adalah ulah Shea dan teman-temannya. Namun kemarin saat Ayra ingin menelpon Angga, Angga sama sekali tidak dapat dihubungi.

Ayra langsung berjalan menuju kelasnya. Belum banyak murid yang berangkat pagi ini. Bahkan tadi saat Ayra baru tiba di sekolah, penjaga sekolah baru saja membuka gerbang pintu masuk.

Setelah meletakkan tas miliknya, Ayra mengambil ponselnya. Ia berniat untuk menelpon Irene untuk membantunya menjelaskan pada Angga karena Irene yang mendengar percakapan shea dan yang lain saat itu.

"Halo Ren."

"Ayra, ada apa?" tanya Irene.

"Ren, lo udah berangkat belum?" tanya Ayra.

"Udah nih, gue baru aja nyampe di kelas."

"Bisa ke kelas gue nggak? 11 IPA 1."

"Ya udah deh gue ke sana. Lagian di kelas gue belum ada yang berangkat nih," jawab Irene.

"Ya udah gue tunggu nih." Ayra lalu mematikan sambungan telponnya. Sekitar tiga menit, Irene sampai di kelas Ayra. Ia langsung menghampiri Ayra yang tenga duduk di tempat duduknya. Ayra terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Ra, masih mikirin Kak Angga ya?" tanya Irene.

Ayra mengangguk. Sedari tadi ia memikirkan bagaimana caranya untuk bisa menjelaskan pada Angga. Memang sekarang Ayra sudah tau siapa orang yang berada di balik permasalahan ini, tapi untuk bertemu dengan Angga saja susah apalagi berbicara dengannya. Ayra hanya bertemu saat bimbingan olimpiade. Tapi selesai bimbingan untuk olimpiade, Angga langsung pulang begitu saja tanpa sepatah katapun.

"Ra, gimana kalo kita samperin Kak Angga ke kelasnya. Gue temenin deh." Irene memberi saran.

"Tapi gue nggak enak sama kakak kelas yang lain, apalagi di kelas itu gue cuma kenal sama Kak Angga dan Chandra," ucap Ayra.

"Siapa Chandra?" tanya Irene.

"Temennya Kak Angga," jawab Ayra.

"Udah gue temenin," ucap Irene sambil menarik paksa lengan Ayra.

Irene membawa Ayra keluar kelasnya. Ayra hanyalah pasrah mengikuti sahabatnya itu. "Kak Angga kelas apa?" tanya Irene.

"Ren, mending nggak usah ke kelasnya deh. Nggak enak sama kakak kelas lainnya," ucap Ayra.

"Alah udahlah, lagian paling juga belum banyak yang berangkat."

"Udah nggak usah banyak protes." Irene kembali menarik tangan Ayra menuju kelas 12 IPA 1.

Saat sampai di kelas 12 IPA 1, memang belum terlalu banyak murid yang berangkat. Dari luar terlihat Angga yang sedang fokus ke layar laptop yang berada di depannya. Ayra ingat jika Angga adalah pemimpin perusahaan keluarganya, pasti Angga sedang sibuk.

"Ren, balik aja yuk. Kak Angga juga lagi sibuk tuh," ucap Ayra.

"Gimana sih Ra, katanya pengen ngomong sama Kak Angga? Lagian emangnya lo pengen Kak Angga terus-terusan salah paham sama lo?" tanya Irene.

Ayra benar-benar tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Angga terlihat sangat serius, yang Ayra takutkan jika Angga malah tambah marah dengannnya.

"Ayra." Suara seorang pemuda yang berada di belakang Ayra membuat Ayra dan juga Irene sontak menoleh. Entah sejak kapan, rupanya Chandra berada di belakang mereka.

"Lagi ngapain?" tanya Chandra pada mereka berdua.

"Eummmmm,,,,,Gue,,,,gu-"

"Alah kelamaan, si Ayra mau ketemu sama Angga katanya. Bisa lo panggilin?" ucap Irene yang menyela omongan Ayra.

My Ice Prince [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang