Cemburu?

3.8K 115 3
                                    

Bahkan untuk cemburu pun aku tak berhak:)

-Alerik-

Setelah lama berbincang akhirnya Lea dan Dimas meninggalkan taman belakang dan kembali ke kelas untuk mengambil tasnya masing masing, karena ini sudah jamnya untuk pulang. "Lo pulang sama siapa Le?" tanya Dimas sambil berjalan. Lea yang awalnya menatap layar handphone pun langsung mengalihkan pandangannya ke Dimas. "Gatau nih, bang Ridwan gabisa dihubungi" jawab Lea sambil tersenyum menghubungi kakaknya itu.

Dimas yang mendengar jawaban Lea pun lantas tersenyum kecil. "Lo bareng gue aja" ajak Dimas. Lea yang mendapatkan tawaran pulang bareng pun langsung tersenyum manis. "Beneran nih? Gapapa? Nggak ngrepotin? Yaudah ayok" kata Lea sambil menunjukkan gigi rapihnya.

Dimas yang mendengar ucapan Lea lantas terkekeh kecil sambil mengusap kepala Lea dengan sayang.

Tanpa mereka berdua sadari ada seseorang yang melihat kedekatan mereka berdua dengan perasaan sesak. Gatau kenapa melihat lo sama yang lain buat hati gue sakit Le. Batin orang tersebut. Setelah itu ia pergi dari sana dan menuju parkiran untuk mengambil motornya.

Erik yang baru saja mengambil motornya tanpa sengaja melihat Dimas dan Lea berboncengan keluar gerbang. Erik yang melihat tawa bahagia dari Lea ikut tersenyum, jika orang lain melihat senyum itu baik baik maka bukan senyum kebahagiaan yang ia tampilkan,  melainkan senyum pedih melihat orang yang ia sayangi bahagia bersama orang lain, lebih tepatnya sahabatnya sendiri. Setelah melihat Dimas dan Lea benar benar sudah jauh dari sekolah Erik langsung menjalankan motornya untuk pulang ke rumah.

Diperjalanan Lea dan Dimas selalu tertawa, entah apa yang mereka katakan hingga bisa tertawa lepas. Setelah hampir 30 menit mereka sampai dirumah Lea. "Thanks ya Dim. Mau mampir dulu gak?" tawar Lea. Dimas pun menolaknya sambil tersenyum. Lalu ia menjalankan motornya menuju rumah Erik , karena para sahabatnya sedang berkumpul di sana

Saat sampai di rumah Erik, Dimas langsung masuk dan naik untuk ke kamar sahabatnya itu. Saat membuka pintu kamar, Dimas sudah disuguhkan dengan pemandangan yang biasa. Dimana Aldo dan Ryan sedang tanding PS dan Erik hanya berdiri di balkon kamarnya. Dimas pun memutuskan untuk ketempat Erik saja daripada mendengarkan umpatan dari Ryan karena kalah PS dengan Aldo.

Saat Dimas sudah duduk dikursi balkon, Erik masih belum sadar sampai dimas berdehem, dan itu membuat Erik menolehkan kepalanya ke arah Dimas.

"Darimana lo? Kenapa baru dateng?" tanya Erik santai sambil menatap kembali ke depan, walaupun ia sudah tau alasan Dimas telat. Dimas yang ditanya pun menjawabnya dengan singkat. "Ada urusan" jawabnya singkat. Erik tau jika Dimas berbohong tetapi ia diam saja. Sampai tiba-tiba Dimas menanyakan sesuatu kepada Erik, dan itu membuat Erik bingung.

"Rik, lo cinta sama Lea? tanya Dimas serius. Erik pun memejamkan matanya lalu menjawab. "Gue nggak cinta dan nggak akan pernah cinta sama tu cewek. Dia bukan tipe gue. Dan gue juga gaada niatan buat cinta sama Lea." Jawab Erik dengan penuh penekanan, padahal didalam hatinya dia meruntukki omongannya tadi. Dimas yang mendengar jawaban Erik menaikkan sebelah alisnya. "Bukannya lo suka sama Dia?" Skak Dimas. Erik yang merasa dipojokkan oleh Dimas membalas ucapannya. "Suka sama cinta itu beda jauh. Gue suka muka dia dalam artian kagum, karena dia gak suka tebar pesona sama gue. Dan dengerin ini baik baik. Gue nggak akan pernah jatuh cinta sama Lea" Elak Erik langsung pergi meninggalkan Dimas menuju temannya yang lain.

Erik tidak sadar jika sedari tadi ada alat perekam yang aktif. Dan otomatis obrolan tadi terekam di sana. Setelah obrolan itu berakhir orang itu mematikan alat perekamannya dan tersenyum licik.
Tunggu permainan yang sesungguhnya dimulai "sahabat". Batin orang itu licik.

"WAH LO CURANG. GAK ADIL. TANDING ULANG" teriak Ryan kepada Aldo sambil memukuli lengan sahabatnya itu dengan stick PS. Erik yang melihat kejadian itu lantas ikut teriak. "WOY STICK PS GUE NTAR BISA RUSAK. AELAH" teriak Erik sambil mengambil stick PS yang dibawa sahabatnya itu. Dimas yang mendengar teriakkan teman temannya langsung kedalam dengan muka datar.

"Tau tuh si Ryan, maen nabok gue aja kayak cewek yang liat pacarnya selingkuh" dumel Aldo sambil mengusap lengannya. Erik yang melihat kelakuan bocah Ryan dan Aldo hanya memutar matanya malas lalu naik ke tempat tidur dan merebahkan badannya.

Sebenarnya apa sih yang gue rasain ini. Kenapa saat liat Dimas dan Lea pulang bareng hati gue jadi sakit. Apa gue cemburu? Jika iya, apa mungkin gue benar benar udah jatuh cinta sama cewek bar bar itu? Gak. Gue ga boleh suka sama Lea. Batin Erik sedang berperang melawan perasaannya.

"Woy Rik nape lu diem diem baekk." Kata Ryan sambil ikut merebahkan tubuhnya disamping Erik. Aldo yang melihat itu pun juga ikut merebahkan tubuhnya di samping Erik. Jadi sekarang posisinya Ryan diselah kanan, Erik di tengah, dan Aldo di sebelah kiri. Jika kalian bertanya dimana Dimas, orang itu berada di sofa  besar yang berada disamping tempat tidur Erik.

Hanya keadaan hening yang menyelimuti mereka sampai satu diantara mereka pamit pulang dan diikuti oleh yang lain.

Keesokan harinya Lea sudah siap dengan celana training dan baju lengan pendek bertuliskan "Hallo" ditambah lagi dengan handuk kecil yang menggantung dilehernya. Saat menuruni tangga, Lea melihat abangnya sedang menonton Televisi. "Bang gue mau jogging ke taman ya" pamit Lea. Ridwan yang mendengar suara adiknya pun mengalihkan pandangannya ke wajah Lea yang cantik. "Sama siapa?" tanya Ridwan. "Sendiri. Byee gue pergi" pamit Lea sambil lari menuju pintu keluar. Ridwan yang melihat kelakuan adiknya hanya geleng-geleng kepala.

Saat sampai ditaman Lea pemanasan sebentar lalu langsung lari keliling taman di kompleknya. Baru dua putaran aja udah capek. Dasar lemah. Batin Lea.

Lea yang masih berlari kecil tak sadar jika disampingnya sudah ada orang yang dari tadi memperhatikannya. Sampai suara bas orang itu menyadarkannya.

"Sendiri aja neng. Abang temenin yuk" kata orang itu dengan muka menyebalkannya.
Lea yang mendengar suara cowok pun langsung kaget. Dan ternyata orang itu adalah orang yang paling Lea benci. "Erikkkk ngapain sih lo disini. Pergi sana" teriak Lea refleks dengan muka kaget  Karena melihat Erik yang tiba-tiba ada disampingnya. Ya, orang yang sedari tadi disamping Lea adalah Eriko.

Erik yang melihat respon Lea langsung tertawa lepas. "Hahahaha muka lo. Ah harusnya gue foto tadi" ejek Erik disela tawanya. Lea yang merasa ditertawakan hanya cemberut lalu berlari meninggalkan Erik. Merasa Lea benar benar marah Erik pun mengejarnya. "Udah dong Le jangan marah. Gue minta maaf ya. Gue traktir bubur ayam disana yuk" bujuk Erik. Lea yang mendengar kata traktiran langsung matanya berbinar. "Beneran ya ditraktir" kata Lea sok cuek. "Iya udah ayo" kata Erik sambil menggenggam lembut tangan Lea dan membawanya ke tempat bubur ayam langganan Erik. Perjalanan menuju bubur ayam itu dipenuhi dengan canda tawa, bahkan Lea bisa tertawa lepas dihadapan Erik karena guyonan recehanya. Mungkin ini pertama kalinya Lea tertawa seperti itu didepan Erik.

Gue suka liat lo tertawa lepas kayak gini, apalagi ini semua karena gue. Batin Erik.

Ternyata lo nggak seburuk yang gue kira. Dan perlakuan lo ini buat gue nyaman untuk selalu berada didekat lo Rik. Batin Lea.

Dan pada  hari itu mereka tidak sadar bahwa perasaan yang lain telah muncul didalam hati mereka masing masing. Tetapi disisi berbeda ada seseorang yang melihat kedekatan mereka dengan tatapan benci. Bahkan orang itu telah menyiapkan rencana untuk membuat Erik dan Lea menjauh. Gue gaakan biarin kalian bersama. Gue akan buat kalian jauh. Tunggu saja. Batin orang itu sambil tersenyum licik.







Hmmmm siapa ya kira kira orang itu? Dan apa rencana yang ia maksud untuk menjauhkan Erik dan Lea? Akankah rencananya berhasil? Penasaran kan? Makanya baca terus ya:) jangan lupa kasih komentar dan vote:)

ALERIK ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang