Kalok sakit bilang, jangan dipendam
-Alerik-
Selama diperjalanan hanya ada keheningan diantara mereka. Sampai akhirnya Erik memberhentikan sepeda motornya disalah satu mini market. Dan itu membuat Lea Bingung.
"Lo turun dulu, terus tunggu di sana." Kata erik sambil menunjuk bangku panjang yang berada diluar mini market. Dan Lea hanya menganggukkan kepala. Selama menunggu Erik, Lea hanya melamun sampai akhirnya Erik datang membawa keresek warna hitam yang didalamnya ada obat merah dan kapas.
"Siniin kaki lo." Kata Erik. Lea bingung dengan kata Erik. "Ah kelamaan lo." Kata erik sambil dengan kasar mengambil kaki kanan Lea lalu mengobatinya.
"Kaki lo ini harus cepet diobati kalau nggak bisa bisa infeksi. Ntar kalau infeksinya parah harus dipotong. Mau lo kalau cuma punya kaki satu?" Kata Erik maen ceplos. Akhirnya Lea menabok Erik dengan tasnya.
"Kalau ngomong tu difilter. Enak banget tu mulut maen nyeplos." Sensi Lea. Erik yang diperlukan begitu cuma bisa mendengus, lalu bilang "Tuh udah gue obatin, ntar dirumah bersiin lagi. Plesternya diganti." "Hmm kalau inget" jawab Lea.
Saat Erik hendak pergi Lea mencekal pergelangan tangannya. "Lo mau kemana?" Tanya Lea dengan nada ketus.
"Mau pulanglah. Emangnya lo mau nginep disini. Kalau gue mah ogah" balas Erik lebih ketus. Akhirnya Lea menyeret Erik untuk duduk di samping. "Luka lo itu juga harus cepat diobati. Ini juga bisa infeksi. Ntar lo mau kalau mulut lo dipotong." Kata Lea dengan ketus sambil membersihkan luka di pinggir bibir Erik.Erik yang melihat Lea membalikkan kata katanya hanya bisa menahan senyumnya. Indah . Batin Erik saat melihat mata milik Lea. Lea yang merasa diperhatikan pun merasa risih, dan akhirnya ia menekan luka yang ada pada dekat bibir erik sampai sampai yang punya bibir menjerit kesakitan.
"Aaawww.... Sakit bego. Kalau ga niat ngobatin, gausah" dumel Erik. Lea pun hanya menahan senyumnya. "Ayok pulang cepet, udah sore" ajak Erik tiba tiba sambil menggandeng Lea. Setelah sampai didekat motornya Erik melepas genggaman tangan itu lalu naik keatas motornya diikuti Lea yang duduk dibelakangnya. Dan selama dijalan hanya ada keheningan lagi. Sampai akhirnya Erik memecahkan keheningan itu dengan menanyakan alamat rumahnya.
"Rumah lo dimana?" Tanya Erik. "Haaa apa? Gak denger" balas Lea dengan teriak.
"RUMAH LO DIMANA? " Teriak Erik. "Oh rumah gue" balas Lea santai.
"KOK LO DIEM AJA. RUMAH LOE DIMANA BEGO" Teriak Erik lebih kencang lagi. "GAUSAH TERIAK TERIAK MALU MALU IN. JALAN PATTIMURA NOMOR 92 CAT WARNA CREAM" Jawab Lea dengan teriak.
Erik hanya bisa mendengus, "Dih, dia nyuruh gue gak teriak, tapi dia malah lebih kenceng teriaknya." Batin Erik. Setelah itu hanya ada keheningan diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALERIK ( COMPLETED )
Roman pour AdolescentsIni memang kisah yang sangat klise. Tetapi ini bukan kisah tentang seorang gadis yang berjuang untuk mendapatkan seseorang yang dia impikan. Bukan juga tentang Si Bad Boy berwajah dingin atau pun tentang Bad Girl. Tetapi ini tentang gadis yang b...