Aku ikhlas melepaskanmu, tetapi jangan paksa aku buat lupain kamu, kita, dan semua kenangan yang telah terukir selama ini. Karena aku tak akan sanggup.
-Rain-
Sudah satu minggu sejak kejadian ditaman malam itu. Dan sudah satu minggu juga Lea masih betah menutup mata cantiknya.
"Mending Lo pulang dulu sekarang." Kata Ridwan menyuruh Erik pulang. Selama satu minggu ini Erik memang selalu menunggu Lea dirumah sakit. Ia berharap saat Lea membuka mata, seseorang yang pertama dilihat adalah dirinya.
"Gue mau nunggu Lea." Singkat Erik. Mendengar jawaban dari Erik membuat Ridwan menghembuskan nafas pasrah, percuma saja ia menyuruh Erik pulang, ia sangat keras kepala. Akhirnya Ridwan memutuskan untuk duduk di sofa sudut kamar Lea.
Memang beberapa hari yang lalu Lea sudah dipindahkan ke ruang rawat. Tetapi keadaannya sekarang adalah koma. Kabar itu membuat semua orang terpukul, bahkan Erik terus saja menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian ini.
"Le, plis bangun. Sebentar lagi aku mau ujian nasional. Emang kamu gamau kasih semangat buat aku?" Ucap Erik pelan sambil menggenggam tangan Lea.
Erik sangat menyesal karena tak mendengarkan penjelasan dari Lea. Andai ia tak bersikap egois pasti semua ini tak akan terjadi. Tetapi semua sudah terlambat. Erik hanya bisa menyesal dan menunggu Lea membuka matanya.
Saat sedang melamun, seseorang masuk kedalam ruangan Lea.
"Nak Erik mendingan pulang aja. Kan besok harus sekolah" kata Oky pelan.
"Tapi saya mau jagain Lea tante." Sahut Erik.
"Biar Tante yang jagain Lea, besok pulang sekolah kamu kesini aja." Bujuk oky, karena ia sangat kasihan melihat keadaan Erik saat ini.
"Baik Tante. Kalau begitu saya pamit dulu. Assalamualaikum" pamit Erik sambil mencium punggung tangan Oky. Sebelum pergi Erik mendekati Lea dahulu.
"Aku pulang dulu. Kamu cepet bangun." Bisik Erik pelan tepat ditelinga Lea. Setelah itu ia keluar dari kamar Lea dan pulang ke rumahnya.
Setelah Erik pergi, Oky langsung menduduki tempatnya.
"Sayang bangun yuk. Mama kangen sama kamu. Temen temen juga. Apalagi si Erik. Kasian dia. Cepet bangun anak mama." Ucap Oky sambil mencium kening Lea dan air mata oky turun dengan sendirinya.
Ia sangat merindukan putri kecilnya. Jujur ia sangat menyesal karena tak mempunyai waktu banyak untuk bersama kedua anaknya. Sekarang putri bungsunya sedang berjuang melawan maut. Dan ia hanya bisa berdoa saja.
***
"Rik, gimana keadaan Lea?" Tanya Dimas
"Masih betah tidur" jawab Erik lemas.
Salah satu dari mereka yang mendengar percakapan itu merasa bersalah dan tak enak hati. Ia bimbang harus bercerita atau tidak.
"Lo kenap yan?" Tanya Aldo karena melihat tingkah aneh Ryan.
"Gue mau bilang sesuatu sama kalian." Kata Ryan pelan
"Cerita apa?" Singkat Dimas.
Akhirnya Ryan menceritakan semuanya. Dari awal sampai akhir tanpa ada yang ditambahkan ataupun dikurangi.
"Gue bener bener nyesel" sesal Ryan.
Erik yang mendengar semua itu langsung berdiri dan mencengkeram kerah seragam Ryan.
"MAKSUT LO APA HA? KENAPA HARUS PAKE CARA KAYAK GINI?"
BUGGHHHHH
Akhirnya kemarahan Erik telah lewat batas. Ia tak menyangka seseorang yang ia anggap sahabat bahkan saudaranya sendiri telah mengkhianatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALERIK ( COMPLETED )
Teen FictionIni memang kisah yang sangat klise. Tetapi ini bukan kisah tentang seorang gadis yang berjuang untuk mendapatkan seseorang yang dia impikan. Bukan juga tentang Si Bad Boy berwajah dingin atau pun tentang Bad Girl. Tetapi ini tentang gadis yang b...