Penyesalan memang selalu datang di akhir. Jadi jaga apa yang kamu miliki saat ini, jangan sampai penyesalan yang menyadarkanmu tentang betapa berharganya seseorang itu dengan cara kepergiannya. Jika ia sudah tak bersamamu, maka jangan harap kamu akan mendapatkannya kembali.
-Author-
Setelah berlibur ke puncak, hari ini Lea kembali beraktivitas seperti biasa , Erik pun juga sudah standby didepan rumah gadis itu. "Selamat pagi Tuan Puteri." Sapa Erik sambil tersenyum saat melihat Lea keluar dari rumahnya.
"Selamat pagi." Sapa balik Lea. Setelah itu mereka berangkat bersama ke sekolah. Saat sudah sampai disekolah Lea mengecek perlengkapannya kembali. "Dasi udah, topi udah, ikat pinggang udah." Cek Lea dari atas sampai bawah. "Gimana udah lengkap?" Tanya Erik dan diangguki oleh Lea.
"Yaudah yuk sekarang aku anter kamu ke kelas, karena upacara udah mau mulai." Erik pun menggenggam tangan Lea dan mereka berjalan bersama menuju kelas Lea dengan canda tawa.
"Okey tuan puteri kamu udah sampe kelas, sekarang masuk dan taruh tas kamu lalu ke lapangan ya. Jangan sampai telat. Aku ke kelas dulu." Kata Erik sambil mengacak rambut Lea lalu ia pamit untuk pergi ke kelasnya. Gadis itupun hanya mengangguk dan tersenyum manis.
Saat masuk ke kelas Lea langsung mendudukkan dirinya dikursi miliknya. Tak lama setelah itu Rain datang bersama Nata.
"Pagi Leaku." Sapa Rain sambil tersenyum manis.
"Pagi Rain. Pagi Nat. Kok kalian bisa barengan." Tanya Lea bingung. "Iya kita tadi ga sengaja ketemu didepan gerbang. Yaudah sekalian aja barengan." Jelas nata dan Lea pun mengangguk tanda mengerti.Diumumkan untuk seluruh warga SMA Garuda agar segera ke lapangan utama untuk melaksanakan upacara bendera. Terimakasih.
Sebuah pengumuman dari speaker membuat obrolan mereka berhenti. "Yuk ke lapangan. Udah dipanggil tuh." Ajak Lea sambil berdiri dan diikuti oleh nata dan rain. Saat sampai dilapangan mereka memilih tempat yang paling belakang, biar nggak panas. Kata Nata sih gitu.
Tak berapa lama upacara pun dimulai, dan benar saja tempat yang dipilih nata benar benar sejuk dan sedikit tak terkena sinar matahari langsung. Saat upacara selesai bapak kepala sekolah memberikan sebuah pengumuman.
Selamat pagi semuanya. Saya disini akan memberikan satu pengumuman. Bahwa besok Senin minggu depan kalian semua akan melakukan acara camping dan ini diwajibkan untuk semua murid kelas 10-12. Camping diadakan selama 3 hari 2 malam. Jadi kalian harap mempersiapkan semuanya dari sekarang. Terimakasih.
Setelah bapak kepala sekolah selesai memberi pengumuman semua murid pun langsung bubar dan kembali ke kelas masing masing. "Gila besok kita kemah. Ah suka banget gue." Oceh Nata sambil tersenyum saat mereka berjalan menuju ruang kelas. "Iya bener banget tuh. Apalagi waktu api unggun. Ah itu momen yang paling indah." Balas Rain sambil membayangkan. Melihat teman-temannya antusias dengan acara ini membuat Lea tersenyum.
Saat sampai dikelas, mereka pun langsung duduk dikursi masing-masing. Dan tak lama guru mata pelajaran datang, tapi seorang laki-laki mengikutinya dari belakang. "Selamat pagi anak anak. Hari ini kalian mendapatkan teman baru lagi. Ayo nak perkenalkan diri kamu." Perintah Bu Nita dengan lembut.
Pria itu pun tersenyum manis dan membuat para gadis disana memekik tertahan, "Perkenalkan nama gue Devano Mahardika. Gue pindahan dari Bandung." Lea yang dari tadi sibuk menulis langsung membeku saat mendengar nama itu.
Devano. Apa mungkin itu dia. Apa dia kembali. Batin Lea bertanya, akhirnya ia memberanikan dirinya untuk menatap ke depan. Dan benar saja, saat mata Lea menatap pria itu sebuah rasa sesak datang. Devano pun mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas dan tanpa sengaja matanya berhenti diseorang gadis yang pernah ia cintai bahkan sampai sekarang, lalu Devan tersenyum kepada Lea.Mendapatkan senyum dari Devan Lea pun langsung menundukkan kepalanya. Senyum itu, senyum yang selalu membuat dirinya bahagia saat melihatnya. Setelah memandangi Lea akhirnya Devan pergi ke tempat duduknya yang berada tak jauh dari tempat Lea duduk. Lalu pelajaran dimulai.
Kabar murid baru itu sudah tersebar ke seantero SMA Garuda. Bagaimana tidak, Devano Mahardika pria tampan, dengan hidungnya yang mancung, rahangnya yang kokoh, alis tebal, dan bibir merah yang tipis itu. Baru masuk saja ia sudah masuk ke dalam daftar The Most Wanted di SMA Garuda. Ryan yang mendengar itu pun langsung memberikan informasi ini kepada para sahabatnya, ia berlari menuju atap sekolah untuk menemui sahabatnya yang sedang bolos pelajaran .
"Gaes, gue ada info." Kata Ryan dengan nafas tak beraturan.
"Wuih santai bro tarik nafas dulu terus buang. Baru Lo bisa cerita." Jelas Aldo.
Ryan pun mempraktekkan apa yang Aldo katakan tadi, setelah itu ia bercerita dari awal sampai akhir. Teman temannya pun hanya menanggapinya dengan wajah datar."Kok kalian biasa aja sih." Bingung Ryan melihat respon para sahabatnya .
"Terus mau Lo kita harus apa?" Tanya balik Dimas dengan nada datar dan Ryan pun hanya mendengus.
"Yaudah sih biarin aja kalok ada murid baru, emang masalahnya dimana?" Tanya Erik.
"Erik, mereka itu satu kelas sama pacar pacar kita." Ucap Ryan frustasi karena ia takut bahwa Rain bakal terpincut kepada murid baru itu. Sedangkan Erik santai menanggapinya.
Saat bel berbunyi Lea langsung merapikan bukunya dan segera menuju ke kantin. Tetapi saat sedang memasukkan bukunya, seseorang menghampiri meja dan membuat aktivitasnya itu berhenti.
"Hai Le, apa kabar?" Sapa Devan dengan senyum khasnya.
"Kabar baik." Balas Lea ketus sambil berdiri dan berjalan keluar. Melihat sifat Lea telah berubah membuat Devan sangat menyesal.
Gue tau Le, seharusnya gue nggak berharap buat bisa balik lagi kayak dulu sama Lo. Batin Devan lalu ia pergi menuju kantin.
Walaupun anak baru tetapi Devan sudah lumayan tau tata letak disini. Saat sampai dikantin Devan kebingungan mencari tempat duduk, lalu sebuah suara membuat ia menolehkan kepalanya. Disana terlihat Nata yang sedang melambaikan tangannya ke arah Devan, lalu ia mendekati meja itu.
"Lo gabung disini aja Dev." Ajak Nata. Devan pun seperti memikirkan sesuatu.
"Udah gpp, Lo gabung aja." Ajak Dimas. Akhirnya Devan duduk disana.
"Nama Lo siapa?" Tanya Erik. Devan pun memperkenalkan dirinya dan disambut baik oleh Erik dkk. Saat mereka sedang mengobrol Lea datang bersama Rain. Wajah Lea pun langsung pucat saat melihat Devan berada disana.
"Le, kamu kenapa? Kok pucet gitu? Kamu sakit?" Tanya Erik khawatir.
"Enggak Rik. Aku gpp. Mungkin karena aku lapar aja." Jawab Lea sambil nyengir untuk menutupi rasa gugupnya. Mendengar jawaban dari Lea membuat Erik menggelengkan kepalanya.
"Yaudah kamu makan yang banyak biar pipinya tambah gede." Kata Erik sambil mencubit pipi tembem Lea.
"Ekhem dunia serasa milik berdua." Sindir Aldo dan dibalas kekehan oleh Erik.
"Kamu gak makan Rik? Aku supin ya." Kata Lea sambil menyodorkan sendok yang sudah berisi nasi goreng itu. Akhirnya lagi lagi mereka makan dengan suap suapan.
Lagi lagi hati Devan sesak melihat pemandangan itu.
Gue bodoh banget ya Le. Gue yang nyakitin tapi gue juga yang nyesel. Andai dulu gue nggak nyakitin Lo, mungkin yang berada diposisi Erik sekarang adalah gue. Batin Devan sesak saat melihat seseorang yang ia cintai sedang bahagia bersama orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALERIK ( COMPLETED )
Teen FictionIni memang kisah yang sangat klise. Tetapi ini bukan kisah tentang seorang gadis yang berjuang untuk mendapatkan seseorang yang dia impikan. Bukan juga tentang Si Bad Boy berwajah dingin atau pun tentang Bad Girl. Tetapi ini tentang gadis yang b...