Apa kamu tau apa yang lebih sakit dari patah hati? Jawabnya adalah jatuh cinta sendirian.
-Alerik-
Sudah satu minggu sejak Erik meminta putus dengan Lea. Dan selama itu Lea terus berusaha untuk kembali bersama Erik walaupun ia harus menahan sakit hati karena melihat kedekatan Erik dan Nata. Memang benar akhir akhir ini kabar kedekatan Erik dan Nata menjadi trending di SMA Garuda. Banyak yang mengira bahwa putusnya Erik dengan Lea karena Nata.
Seperti saat ini, hampir setiap hari Erik dan nata selalu pulang dan berangkat sekolah bersama. Lea yang melihat kedatangan mereka berdua dari gerbang pun hanya menatapnya sedih. Dulu ia yang selalu duduk dibelakang jok motor Erik sambil tertawa bersama, tetapi sekarang semua telah berubah. Semua kebahagiaan itu telah hilang.
Karena tak kuat melihat pemandangan itu Lea langsung melangkahkan kakinya menuju kelas.
"Rik, kamu tau nggak kalau kemarin aku liat Lea jalan berdua ditaman sama si Devan." Kompor Nata dan Erik yang mendengar itu langsung mengepalkan tangannya.
"Oh yaudah biarin aja." Singkat Erik
"Kamu gak cemburu?" Tanya Nata dan dijawab gelengan oleh Erik.
Nata tau bahwa sebenarnya Erik cemburu tetapi ia menutupi itu. Nata senang karena Erik percaya dengan perkataannya itu. Sebentar lagi gue akan hapus posisi Lea dihati Erik. Batin nata licik.
Sampai dikelas Lea langsung mendudukkan dirinya di samping Rain lalu ia menenggelamkan wajahnya di atas meja. Melihat Lea sekarang membuat Rain sedih. Ia tau bahwa Lea sekarang sedang mencoba menahan tangisannya karena melihat kedekatan Erik dan nata.
"Lea" panggil Rain lembut sambil memegang pundak Lea.
"Iya kenapa Rain?" Jawab Lea sambil tersenyum kecil tapi tak bisa menutupi mata merahnya.
"Gue tau Lo sedih kan, tapi Lo harus bisa ikhlasin Erik. Banyak yang sayang sama Lo. Gue ga mau Lo kayak gini." Ucap Rain lembut dan meneteskan air matanya. Ia tak tega melihat sahabatnya yang dulu ceria, kadang suka galak tetapi sekarang menjadi seperti karena seorang pria. Dan pria itu tak pantas untuk dicintai.
"Gue gapapa Rain. Gue juga belajar ikhlasin Erik sama Nata atau yang lain. Tetapi setiap liat dia, gue selalu inget sama kenangan kita yang dulu. Dulu dia pernah janji buat nggak ninggalin gue. Tapi sekarang dia pergi tanpa ngasih penjelasan. Gue tau kalau gue salah karena gak bilang sama Erik, kalau si Devan adalah mantan gue. Tapi apa cuma alasan itu yang membuat dia ninggalin gue? Jujur gue bahagia banget waktu dia bilang sayang, dia menceritakan tentang kehidupannya, dia manja sama gue. Semua kelakuan dia yang sederhana itu mampu membuat gue bahagia." Jelas Lea sambil tersenyum dan tak sadar bahwa air mata telah turun dipipinya.
Melihat sahabatnya rapuh membuat Rain sedih, lalu ia menarik Lea kedalam pelukannya.
"Keluarin semuanya , jangan ditahan. Lo boleh nangis sepuasnya. Tetapi setelah itu, Lo gaboleh keluarin air mata kesedihan dengan alasan yang sama. Lo juga berhak bahagia." Ucap Rain sambil mengelus rambut Lea. Mendengar perkataan Rain membuat Lea langsung menumpahkan kesedihannya itu. Untung saja kelas masih sepi dan baru ada beberapa anak saja.
Rain benar, nggak seharusnya gue lemah kayak gini. Mungkin lepasin Erik adalah jalan yang terbaik. Jika disini gue belum bisa bersamanya, mungkin tuhan telah menyiapkan yang lebih baik dari Erik. Gue gaboleh nangis lagi. Batin Lea mantap.
Setelah merasa lega, akhirnya Lea melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya. Tak lama nata datang dengan diantara oleh Erik. Melihat pemandangan itu Lea kembali sedih, tetapi ia sudah berjanji pada dirinya untuk tidak lagi menangis karena Erik.
Erik yang sempat melihat ke dalam kelas tanpa sengaja matanya menatap Lea yang tengah mengusap pipinya dan matanya yang merah. Ia yakin bahwa Lea baru saja menangis.
"Rik, aku masuk dulu ya. Makasih udah mau nganterin." Ucapan Nata membuat Erik sadar dan ia hanya menganggukkan kepalanya lalu pergi dari sana.
Erik tidak masuk kelas melainkan pergi ke rooftop dan menenangkan dirinya di sana. Bolos pelajaran satu hari tak akan membuat dirinya Bodoh.
Sampai disana Erik langsung mendudukkan dirinya di sofa yang tersedia sambil menatap lurus ke depan.
Jujur ia sangat menyayangi bahkan mencintai Lea. Ia sudah berusaha melupakan Lea dengan mencoba mencintai Nata. Tetapi semuanya hanya sia sia. Semua perkataan dan bukti dari Nata bahwa Lea telah berselingkuh dengan Devan tak bisa membuatnya melupakan segala kenangan mereka.
Akhir akhir ini Nata selalu memberikan info dan bukti kedekatan Lea dan Devan. Saat dikelas maupun diluar kelas. Dan selalu ia laporkan kepada Erik. Dan bodohnya Erik percaya begitu saja dengan Nata.
Erik mengambil rokok didalam sakunya dan menyalakan. Ia bukan perokok aktif. Ia hanya merokok saat sedang berada pada keadaan kacau saja. Pertama kali ia merokok waktu kepergian Feli dari kehidupannya dan setelah itu ia tak pernah memegang benda itu lagi. Tetapi untuk sekarang ia tak tau setan apa yang telah masuk kedalam tubuhnya hingga ia berani merokok lagi. Apa keberadaan Lea sangat berpengaruh besar terhadap kehidupannya?.
Saat sedang melamun, seseorang datang dan duduk di samping Erik.
"Lo kenapa bolos gak ajak ajak?" Kata Aldo.
"Lagi pengen sendiri gue." Sahut Erik sambil menyembulkan asapnya ke atas.
"Lo kalau Sampai berani rokok lagi berarti ada masalah yang berat. Kalau iya, Lo bisa cerita sama gue Rik." Kata Aldo dan dihadiahi kekehan kecil oleh Erik.
"Karena Lea kan? Gue tau Rik. Kalau Lo masih sayang, kenapa gak perlahan lahan Lo perbaiki semuanya sebelum terlambat." Erik yang mendengar perkataan Aldo menghembuskan nafasnya pelan.
"Nggak semudah itu. Lea udah buat gue kecewa. Nata udah cerita semua sama gue dan dia juga udah ngasih buktinya." Kata Erik lemas
"Nata? Dan Lo percaya begitu aja? Dasar bodoh. Jangan sampai penyesalan yang menyadarkan Lo tentang betapa berharganya dia. Kayak gue yang terlambat buat bilang sayang." Kata Aldo sambil tersenyum kecil. Mendengar perkataan Aldo membuat Erik bingung.
"Gue terlambat bilang sayang sama Rain. Dan sekarang dia udah jadi milik Ryan." Ucap Aldo tiba tiba saat melihat kebingungan diwajah Erik. Mendengar perkataan sahabatnya itu membuat Erik kaget.
"Jadi selama ini Lo suka sama Rain?" Kaget Erik. Melihat respon Erik membuat Aldo terkekeh.
"Kaget ya? Gue suka sama Rain udah dari lama banget. Tapi gue memutuskan untuk mendam perasaan ini sendiri aja. Gue selalu berjuang dalam diam buat dia. Gue selalu kasih perhatian buat dia. Tetapi dia anggap semuanya hanya perhatian biasa sebagai teman. Sampai gue denger kabar kalau dia jadian sama Ryan. Jujur gue sempet kecewa sama diri gue sendiri karena nggak berani cuma buat bilang sayang aja. Saat dia sama Ryan pun gue sempet berjuang tetapi semuanya sia sia." Curhat Aldo
Mendengar curhatan Aldo membuat Erik merasa kasihan.
"Berjuang sendiri itu sakit, lepaskan jika perjuanganmu tidak dihargai." Kata Erik sambil menatap Aldo.
Mendengar perkataan Erik membuat Aldo terkekeh.
"Kalau gue bilang itu sama Lea gimana? Dia udah berjuang sendirian dan pasti dia merasa sakit. Pikirin baik baik perkataan gue. Jangan sampai Lo nyesel." Setelah mengatakan itu Aldo pergi dari sana dan meninggalkan Erik yang sedang bergelut dengan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALERIK ( COMPLETED )
Novela JuvenilIni memang kisah yang sangat klise. Tetapi ini bukan kisah tentang seorang gadis yang berjuang untuk mendapatkan seseorang yang dia impikan. Bukan juga tentang Si Bad Boy berwajah dingin atau pun tentang Bad Girl. Tetapi ini tentang gadis yang b...