Bioskop

3.4K 103 1
                                    

Jangan memberikan perhatian lebih, karena bisa saja dia salah mengartikan semua itu

-Alerik-

Setelah pulang dari jogging tadi Lea langsung menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya. Selesai mandi Lea merebahkan dirinya dikasur king size nya, Lea masih memikirkan kejadian di taman komplek tadi saat bersama Erik.

Kelakuan lo yang apa adanya dan candaan receh lo itu membuat gue mengerti arti dari bahagia karena hal sederhana. Batin Lea sambil tersenyum manis.

Saat sedang asik melamun, seseorang masuk ke kamar Lea tanpa mengetuk pintu atau permisi malah dengan teriakan khasnya. "LEAAAAA SAYANGGG YUHUUU RAIN YANG CANTIK DATANG" teriak Rain heboh. Lea yang mendengar suara cempreng Rain langsung melempari pemilik suara itu dengan boneka sapi kesayangannya. Dan yang jadi sasaran lemparan pun hanya menyengir memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

"Le, main ke mall yuk." Ajak Rain dengan mengeluarkan puppy eyes nya. Lea yang melihat kelakuan sahabatnya hanya menghela nafas lalu mengangguk. "Gue ganti baju dulu." Jelas Lea. Rain pun hanya mengangguk lalu keluar menuju mobilnya.

Setelah sampai di mall Rain dan Lea berniat menonton film horor. Saat sedang mengantri tiket, Lea melihat ada rombongan Erik dkk juga sedang mengantri film yang sama. Kenapa harus ketemu itu anak lagi sih. Batin Lea sebal. Sebenarnya Lea sedang salting karena Erik sedari tadi menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Saat sudah gilirannya Lea langsung membayar tiketnya dan masuk ke dalam bioskop.

Sepertinya Dewi keberuntungan sedang tidak berpihak kepada Lea. Bagaimana tidak, samping kanan Lea duduk adalah Erik, dan itu membuat kerja jantung Lea tak normal. Saat filmnya dimulai Lea masih biasa saja karena awal awalnya belum menyeramkan, tetapi ketika dipertengahan Lea mulai ketakutan bahkan sampai kakinya diangkat naik ke kursi. Erik yang berada disampingnya pun tersenyum geli. Lalu Erik menarik Lea kedalam pelukannya sambil berbisik, "kalau takut gausah liat. Peluk gue terus aja." Ucap Erik pelan. Lea yang diperlukan manis oleh Erik hanya diam. Dan mereka pun berpelukan sampai filmnya berakhir.

Setelah filmnya selesai Lea langsung menarik Rain keluar dari bioskop. Rain yang ditarik pun kaget. "Lo kenapa sih Le, kok narik gue. Itu juga kenapa pipi lo merah." Bingung Rain. Lea yang mendengar pertanyaan Rain pun langsung gugup. Bahkan dia tidak sadar jika perlakuan kecil dari Erik tadi dapat berpengaruh besar untuk dirinya. "Gue gapapa kok. Mungkin kepanasan aja." Jelas Lea seadanya. Rain yang mendengar penjelasan Lea pun bingung. "Hah panas? Bahkan didalam sana AC nya banyak banget Le." Balas Rain. Lea yang sudah kalah pun langsung mengalihkan pembicaraan.

"Eh Rain lo laper gak? Makan yuk." Ajak Lea dengan menarik kembali tangan Rain. Sedangkan Rain yang mendengar kata "Makan" pun langsung matanya berbinar. Mereka langsung menuju restoran yang berada didalam mall tersebut. "Lo mau pesen apa?" tanya Rain. "Gue samain aja kayak lo." Jawab Lea. Rain yang mendengar jawaban Lea hanya mengangguk lalu pergi memesan makanan. Sambil menunggu Rain pesan, Lea memainkan HP-nya dan tak lama Rain datang dengan makanan pesanan mereka.

Saat sedang makan tiba-tiba Erik dkk mendatangi mereka. "Hai Rain, kita boleh gabung gak? Tanya Aldo dengan senyum. Rain dan Lea yang mendengar suara laki laki pun langsung mendongak. "Eh kak Aldo. Boleh kok gabung aja" jawab Rain dengan senang hati. Berbeda dengan Lea, ia yang melihat Erik ada disana pun tiba-tiba merasakan bahwa wajahnya terasa terbakar. "Hai Lea" sapa Erik dengan senyum andalannya. Lea yang disapa Erik pun semakin salting. "H-hai juga" jawab Lea dengan gugup.

Rain yang melihat perubahan diwajah sahabatnya itu pun langsung mempunyai ide jahil. "Le, kok muka lo merah sih? Kenapa? Jangan bilang gerah lagi" ucap Rain kepada Lea, karena Rain tau pasti Lea akan menjawab "gerah". Lea yang mendapat pertanyaan seperti itu langsung menatap Rain dengan tatapan awas aja lo nanti, sedangkan yang ditatap bukannya takut malah terkekeh.

Setelah itu hanya keadaan hening yang menyelimuti mereka, tapi tiba-tiba Dimas melontarkan pertanyaan kepada Lea.
"Le, lo pulang sama siapa?" Lea yang diberi pertanyaan seperti itu hanya bersikap biasa dan menjawab bahwa ia pulang bersama Rain, tetapi tidak dengan teman-teman Dimas. Mereka bingung bagaimana bisa seorang Dimas yang terkenal cuek, es batu berjalan bisa bertanya seperti itu kepada seorang cewek.

"Dim, lo sama Lea saling kenal?" Tanya Ryan yang sedari tadi sudah penasaran. Dimas yang mendapat pertanyaan seperti itu hanya mengangguk dan menjawabnya dengan singkat, "temen kecil" kata Dimas. Erik dan yang lainnya pun kaget mendengar perkataan Dimas tadi. Dimas? Lea? Teman dekat? Bagaimana bisa?,  tetapi setelah Lea menjelaskan semuanya akhirnya semua bisa paham dan berfikir dunia benar benar sempit.

Setelah selesai makan mereka langsung pulang, mereka berjalan keluar bersama sampai ke parkiran. "Gue sama yang lain duluan ya. Byee" kata Ryan kepada Rain dan Lea sambil tersenyum manis. Rain yang mendapatkan senyum manis dari Ryan pun langsung gugup. "I-iya hati hati" jawab Rain gugup.

"Gue pulang. Lo hati hati. Kalau ada apa apa telfon gue." Kata Erik memberikan perhatian kepada Lea. Yang diberikan perhatian pun hanya mengangguk, sedangkan temannya yang lain menatap Erik dan Lea dengan tatapan curiga. Erik yang merasa ditatap pun langsung mengalihkan pandangannya kepada temannya. "Kenapa kalian? Buruan cabut." Kata Erik sambil masuk kedalam mobilnya, lalu mereka pergi meninggalkan parkiran Mall.

Sedangkan Lea yang juga ditatap seperti itu oleh Rain hanya menghela nafas lalu masuk kedalam mobil Rain. Melihat sahabatnya yabg tak kunjung masuk, akhirnya Lea menurunkan kaca mobilnya berteriak, "Rain cepetan masuk. Ntar sampe rumah, gue ceritain semuanya." Teriak Lea. Rain yang mendengar kata-kata Lea pun langsung lari dan masuk kedalam mobilnya. Lalu mereka pergi meninggalkan parkiran mall dan pulang menuju rumah Lea.

Setelah sampai rumah lea, mereka langsung masuk kedalam kamar gadis itu dan Rain langsung menagih janji Lea. "Cepet ceritain semuanya" paksa Rain. Lea yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung merebahkan tubuhnya dan mengernyit bingung mendengar perkataan Rain. "Hah ceritain apa? " Kata Lea pura pura lupa. Rain tau bahwa Lea hanya pura pura lupa langsung cemberut dan menggelitiki Lea sampai gadis itu tertawa kencang bahkan sampai mengeluarkan air mata. "Hahahaha udah Rain udah. Okey gue cerita, tapi berhenti dulu, gue capek" mohon Lea. Akhirnya Rain berhenti menggelitiki Lea. Yang menjadi korban pun langsung menghembuskan nafas lega. Lalu Lea menceritakan semua yang dia rasakan dan ia alami.

Rain yang mendengar penjelasan Lea pun langsung tertawa ngakak, sedangkan yang jadi alasan Rain tertawa hanya mengernyitkan bingung. Ada apa dengan sahabatnya ini? Apakah ada yang lucu dari cerita gue? Pikir Lea. "Lo kenapa Rain? Lo gak gila kan?" Tanya lea bingung.

Rain yang mendapat pertanyaan dari Lea pun langsung berhenti tertawa dan menghembuskan nafas pelan. "Lea sayang, itu tandanya lo udah jatuh cinta sama Erik. Lo udah jatuh cinta sama pesona dan perlakuan dia." Jelas Rain gemas karena sahabatnya itu benar benar bego perihal hati.

Lea yang mendapat penjelasan dari Rain pun langsung bingung.

Apa bener gue suka sama Dia. Apakah semudah ini dia membuat gue jatuh hati? Bahkan gue jatuh hati hanya karena perlakuan kecilnya, dan dengan candaan recehnya. Jujur gue selalu nyaman jika berada didekat Erik. Jujur gue seneng saat dia ngasih perhatian, walaupun hanya kecil. Gue suka dengan semua perlakuan manis yang dia berikan. Tapi bagaimana jika ini hanya perasaan baper? Bagaimana jika cuma gue yang terlalu terbawa perasaan akan semua perlakuan manis dia. Gue takut bahwa dia sama kayak laki laki lainnya yang cuma manis diawal lalu pergi setelah gue jatuh sejatuhnya. Pikir Lea khawatir.

ALERIK ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang