Buku Diary

2.8K 90 0
                                    

Bersamamu aku mengerti arti bahagia yang sesungguhnya.

-Alerik-

Setelah kejadian ditaman belakang kemarin hubungan Lea dan Erik menjadi lebih dekat. Mereka sering pergi bersama dan mereka sudah jarang ribut lagi. Contohnya sekarang mereka sedang dikantin bersama para sahabatnya. "Le, ntar temenin gue pergi ya." ajak Erik sambil memakan baksonya. Lea yang sibuk dengan nasi gorengnya pun hanya berdehem tanpa ada niatan untuk bertanya kemana mereka akan pergi. Dimas yang mendengar ajakan Erik kepada Lea mengernyit bingung.

"Lo mau ajak Lea kemana?" tanya Dimas dengan muka datar. Erik pun hanya mengangkat bahunya. Setelah itu Lea dan Rain pamit untuk pergi ke kelas, tapi sebelum Lea pergi Erik sempat berkata bahwa ia akan menjemput Lea nanti dikelasnya, dan gadis itu hanya mengangguk.

Selama perjalanan Rain tidak bisa fokus, ia selalu memikirkan kedekatan sahabatnya itu dengan Erik. "Le, sebenarnya Lo itu udah jadian belum sih sama si Erik?" tanya Rain kepo. Lea yang mendengar pertanyaan dari Rain langsung menatapnya bingung.

"Gue nggak jadian sama Erik, Rain. Kenapa Lo  nanya kayak gitu terus sih." Jelas Lea dengan sebal, karena sahabatnya itu selalu menanyakan perihal itu terus sampai sampai Lea capek menjelaskannya. Rain pun hanya memajukan bibirnya tanda ia sebal.

Sepulang sekolah Erik benar benar menunggu Lea didepan kelas gadis itu , bahkan sebelum kelas Lea selesai Erik sudah berada didepan kelas Lea. Setelah 10 menit menunggu akhirnya kelas Lea selesai juga.

Murid kelas itu kaget melihat Erik berada didepan kelas mereka, apalagi para siswi yang langsung merapikan dirinya karena mereka akan bertemu dengan most wanted seperti Erik. Gadis yang ditunggu Erik pun akhirnya keluar juga. Erik langsung menggenggam tangan Lea dan membawanya ke parkiran, pemandangan itu tak luput dari para siswa SMA Garuda. Bahkan mereka sudah membicarakan mereka ada yang mendukung ada juga yang menghujat kedekatan Erik dan Lea.

Tetapi Erik tidak peduli toh ia sudah biasa menjadi pusat perhatian, tetapi tidak dengan Lea, gadis itu sangat minder bahkan saat para gadis itu membandingkan dirinya saat bersama Erik.

Erik yang melihat Lea hanya menunduk lalu memberhentikan langkahnya secara mendadak lalu ia mengharapkan diri ke Lea. "Hei kenapa nunduk. Gadis manis nggak boleh nunduk, nanti mahkotanya jatuh." Ucap Erik lembut sambil menaikkan dagu Lea yang mengakibatkan pandangan mereka bertemu untuk beberapa saat.

Merasa wajahnya panas, Lea langsung mengalihkan pandangannya. Erik yang yang merasa Lea salah tingkah hanya terkekeh. Aduh lucu banget sih Lo Le, bikin gue tambah sayang aja. Batin Erik sambil tersenyum manis.

Lalu mereka melanjutkan perjalanannya ke parkiran dan langsung pergi ke taman komplek dekat rumah Lea. Saat sudah sampai, Lea langsung turun dari motor Erik duduk di kursi panjang disana. Erik yang melihat Lea sudah duluan langsung menyusul gadis itu.

"Le, Lo suka sama anak kecil?" Tanya Erik, karena sedari tadi Lea terus memperhatikan segerombolan anak kecil yang sedang bermain. Lea yang masih melihat anak kecil itu menjawab seadanya, "Iya, gue seneng banget liat anak kecil lagi main. Seolah olah mereka ga punya beban hidup. Rasanya gue pingin banget balik jadi anak kecil lagi dan gausah ribet mikirin banya hal, apalagi tentang cinta. Itu semua bikin gue pusing." Curcol Lea. Erik yang merasa Lea sedang sedih langsung merengkuh tubuh gadis itu kedekapannya.

"Sssstt jangan nangis. Tuan Puteri gaboleh sedih" Kata Erik kepada gadis yang berada dipeluknya itu. Lea yang mendengar kata kata Erik langsung meneteskan air matanya. Ia tidak tau apa alasan ia menangis, yang Lea tau, ia hanya butuh bahu untuk bersandar.

Saat mereka sedang mengobrol, anak anak yang tadinya bermain langsung menghampiri mereka. "Kakak kita main bareng yuk." Ajak seorang anak kecil. Lea dan Erik pun hanya saling menatap lalu mengangguk. Setelah itu mereka bermain bersama.

Hari ini Erik dan Lea menghabiskan waktunya bersama. Bersama rasa yang sudah tumbuh tanpa mereka berdua sadari.

Mereka bermain tanpa sadar bahwa matahari kini sudah mulai tenggelam. Mereka pun akhirnya pulang. Selama diperjalanan hanya ada keheningan sampai motor Erik sudah sampai depan gerbang rumah Lea. "Thanks ya Rik. Gue seneng banget." Kata Lea sambil tersenyum manis. Erik yang melihat senyum manis Lea langsung ikutan tersenyum. "Syukur deh kalau Lo seneng, gue juga ikutan seneng. Gue pamit dulu ya." Pamit Erik lalu ia langsung memacu sepeda motornya.

Saat Erik sudah tak terlihat lagi, Lea Langsung masuk kedalam rumahnya.
"Assalamualaikum. Lea pulang" teriak Lea memasuki rumahnya. Mama Lea yang sedang berada didapur pun menggeleng mendengar teriakannya anaknya.

"Wa'alaikumsallam. Jangan teriak dong sayang." Jawab Mama Lea. Yang ditegur pun hanya cengengesan.

"Eh mamaku sayang. Hehe maapin anakmu yang lucu ini ya. Kalau gitu Lea ke atas dulu ya. " Jawab Lea sambil pamit untuk pergi ke kamarnya. Wanita setengah paruh baya itu pun hanya menganggukkan kepalanya.

"Yaudah sana. Kamu mandi setelah itu turun ke bawah buat makan malam ya." Kata Oky sambil sedikit teriak karena Lea sudah sampai didepan kamarnya. Gadis itu pun hanya mengangguk dan mengacungkan jempolnya.

Selesai membersihkan badannya, Lea langsung turun kebawah untuk makan malam bersama. "Ma, papa kapan sih pulangnya, lama banget." Ucap Lea sambil cemberut. Oky yang melihat anaknya cemberut pun langsung mendekatinya dan mengelus rambut panjangnya. "Harusnya Minggu ini udah pulang sayang. Tapi karena ada kangguan disana." Jawab  Oky lembut. "Yaudah deh. Lea masuk ke kamar dulu ya ma." Pamit Lea langsung masuk ke kamarnya.

Saat sampai dikamar Lea langsung duduk dimeja belajarnya. Ia membuka buku diary nya yang tadi siang diberikan Erik  lalu mencurahkan isi hatinya disitu. Ya tadi Erik sempat memberikan buku diary untuk nya.

Flashback On

Saat Lea baru saja keluar dari toilet, Erik menghadangnya didepan pintu toilet. Lea yang tidak tau pun reflek berteriak dan memukuli Erik.

"Aaaa Lo ngapain disini. Lo ngintipin gue ya." Teriak Lea sambil memukuli lengan Erik. Yang diserang dengan pukulan pun langsung melindungi dirinya, Erik langsung memegang tangan Lea yang ia gunakan untuk memukulinya tadi. "Hei, ini gue Erik." Kata Erik sambil menggenggam tangan Lea .

Lea yang sadar bahwa itu Erik langsung berhenti memukulinya dan berganti memarahi orang itu. "Lo ngapain sih. Ngagetin orang aja" kata Lea ketus. Yang diajak ngobrol pun hanya cengengesan lalu mengeluarkan sesuatu dari balik punggungnya.

"Gue cuma mau ngasih ini aja kok" kata erik sambil mengambil barang itu lalu memberikannya kepada Lea. Yang diberi itu hanya bingung, tetapi ia tetap menerimanya.

"Buku diary?" Bingung Lea sambil menerima buku diary itu.

"Lo tau gak alasan gue ngasih buku itu biar apa?" Tanya Erik. Lea pun hanya menggeleng.

"Gue ngasih buku itu biar Lo bisa mencurahkan apa yang Lo rasain. Lo bisa cerita dengan buku ini disaat gue nggak ada disamping Lo. Tapi gue selalu berusaha agar selalu berada didekat Lo kapan pun itu. Agar Lo bisa langsung cerita sama gue." Jelas Erik dengan senyuman manisnya.

Lea yang mendengar kata-kata manis dari Erik langsung memeluk pria itu tanpa sadar. "Makasih udah selalu ada buat gue Rik" kata erik tulus. Erik yang awalnya kaget dengan pelukan mendadak itu langsung  membalas pelukan Lea. "Semuanya gue lakuin karena gue sayang Lo, Le." Bisik Erik pelan tanpa bisa didengar oleh Lea.

Lea yang sadar akan perbuatannya langsung melepaskan pelukan itu dan kembali ke kelas dengan muka merah.

Flashback Off

Lea yang selesai menulis dibuku diary nya itu pun langsung menutup nya dan pergi ke ranjangnya untuk tidur. Sebelum tidur Lea sempat memikirkan Erik lalu bergumam pelan,"Good night Rik." Gumam Lea sambil tersenyum manis. Lalu ia langsung masuk ke dalam mimpinya.

ALERIK ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang