Teror

2.2K 92 0
                                    

Tak lama setelah lagi, tawa kalian akan berubah menjadi air mata.

-Unknown-

Saat sedang mengobrol bersama sahabatnya, seseorang masuk kedalam kelas dan mencari Lea. "Maaf kak, ini ada titipan buat kakak." Ucap adik kelas itu sambil  memberikan sebuah kotak kepada Lea. Gadis itu pun menerimanya sambil tersenyum lalu mengucapkan terimakasih. Lalu adik kelas itu pamit untuk pergi.

Nata dan Rain menatap kotak itu dengan pandangan bingung. "Isinya apa ya Le?" Tanya Nata penasaran. Lea pun hanya mengangkat bahunya tanda tak tau, lalu ia membuka kotak itu. Saat kotaknya sudah terbuka, Lea langsung melemparkan kotak itu kedepan kemudian ia teriak dan menangis. Melihat sahabatnya seperti itu membuat Rain Bingung, tetapi ia langsung memeluk Lea dan membiarkan gadis itu menangis di pelukannya.

Nata pun sama bingungnya saat melihat Lea langsung menangis setelah membuka kotak itu, lantas ia pun langsung mengambilnya. Dan betapa kagetnya nata saat melihat isi dari kotak itu. Isinya adalah sebuah bangkai tikus yang dilumuri oleh darah, Rain yang melihat itu pun langsung mual. Saat hendak menutup kembali kotaknya, Nata menemukan sebuah surat yang terselip disana lalu ia mengambilnya dan memberikan surat itu pada Lea.

Lalu lea membaca surat itu

Putusin Erik atau Lo bakal dapet yang jauh lebih mengerikan dari ini.

Setelah membaca surat itu Lea kembali menangis di pelukan Rain. Melihat kondisi sahabatnya itu, Rain menjadi tak tega.
"Le, gue ngomong sama Erik ya tentang masalah ini." Ucap Rain sambil mengelus rambut Lea. Mendengar ucapan Rain, Lea pun langsung menegakkan tubuhnya, "Plis gausah kasih tau masalah ini sama Erik. Gue gamau dia khawatir." Mohon Lea dengan suara parau. Rain dan Nata pun saling menatap dan langsung menghembuskan nafas pelan.

"Lea, ke kantin yuk." Ajak Erik seperti anak kecil. Lea yang melihat tingkah Erik langsung terkekeh dan melupakan kejadian tadi pagi. "Yuk." Jawab Lea singkat. Setelah itu mereka berdua pergi bersama ke kantin untuk menyusul para sahabat mereka yang telah sampai dari tadi. "Kamu mau makan apa?" Tanya Erik setelah mereka bergabung bersama sahabat mereka. Mendengar kata kamu dari Erik membuat Lea geli. "Ih apaan sih Rik, pake kamu kamuan segala." Ucap Lea geli. Sedangkan sahabat mereka yang mendengar ucapan Lea pun langsung tertawa dan menatap Erik sedih. Yang ditertawakan pun langsung cemberut. Melihat pacarnya cemberut membuat Lea tersenyum.

"Aku mau bakso sama es jeruk aja sayang." Balas Lea lembut. Mendengar jawaban dari Lea membuat Erik tersenyum manis dan langsung berlari menuju stand bakso. Lagi lagi Lea tersenyum hanya karena melihat tingkah laku Erik. Tak lama setelah itu  Erik datang bersama satu mangkok bakso dan dua es jeruk.  "Ini baksosnya Tuan Puteri." Ucap Erik sambil menaruh bakso didepan Lea. Mendengar iti Lea hanya tersenyum menanggapinya.

Melihat Erik tak makan Lea pun bingung, "Kamu nggak makan Rik?" Tanya Lea. Erik yang sedang minum pun langsung menatap Lea, "Enggak deh, males makan aku." Jawab Erik seadanya. Lea yang mendengar jawaban dari Erik menggelengkan kepalanya, "Gaada males malesan. Sini makan sama aku." Paksa Lea sambil menyuapi Erik. Erik pun menerima suapan dari Lea dengan senang hati.

"Yang baru jadian mah beda." Sindir Ryan. Merasa disindir, Erik pun membalasnya, "Lo kan juga punya pacar. Tuh minta si Rain buat nyuapin Lo." Kata Erik sinis, dan Ryan hanya menatapnya datar.

Mereka tak sadar bahwa diantara mereka ada yang menatapnya dengan tatapan benci.

Lea yang telah selesai makan dan sedang bermain handphonenya pun tiba tiba ada pesan masuk.

Unknown

Gue rasa peringatan gue yang tadi pagi itu belum buat Lo jera ya. Inget Lo harus jauhin Erik, atau gue bakal buat Erik menderita.

Lea yang membaca pesan itu hanya mengabaikannya. Lalu kembali bercanda gurau bersama sahabatnya. Lea tak tau bahwa peringatan itu adalah awal dari semua masalah untuk hubungannya dengan Erik.

Saat bel pulang sekolah berbunyi semua murid pun langsung bergegas untuk pulang. "Loh Nat, Lo kok belum pulang sih?" Merasa ada yang bertanya nata pun berbalik dan melihat orang itu. "Eh Lea, iya nih. Gue lagi nunggu jemputan." Jawab Nata. Lea pun hanya menganggukkan kepalanya. Saat mereka sedang mengobrol, Erik datang bersama motornya. "Pulang yuk Le." Ajak Erik sambil menyerahkan helm untuk Lea. Gadis itu pun menerimanya dan Langsung naik ke motor Erik. "Nata, gue duluan ya. Sorry gabisa nemenin." Pamit Lea tak enak karena harus meninggalkan nata sendirian. "Gapapa Le. Kata sopir gue, dia bentar lagi sampe kok" jawab nata sambil tersenyum. Setelah itu Lea pamit pulang duluan bersama pacarnya itu. Erik pun tersenyum kecil dengan nata dan langsung menancapkan gasnya untuk pulang.

Diperjalanan Erik dan Lea tertawa bersama, sampai sampai para pengendara menatap mereka dengan tatapan bingung. Tetapi mereka berdua tak menghiraukannya. Motor Erik pun akhirnya berhenti, tetapi tidak berhenti dirumah Lea. Melainkan di taman komplek dekat rumah Lea. Erik dan Lea pun turun dari motornya. "Kita ngapain disini?" Tanya Lea bingung. Erik pun tak menjawabnya melainkan langsung menggenggam tangan Lea dan membawanya ke sebuah kedai es krim.

"Kamu mau es krim apa?"tanya Erik setelah mereka sampai disana. Lea yang dibawa ke kedai es krim pun merasa senang, "Aku mau rasa Vanila." Jawab Lea sambil senyum. Dan senyum itu menular sampai ke Erik, "Okey bentar ya aku beliin dulu." Jawab Erik sambil mengacak rambut Lea. Setelah itu ia pergi untuk membeli es krim. Sambil menunggu, Lea memainkan handphone miliknya . Tak lama Erik datang dengan membawa dua mangkuk es krim rasa vanilla. Lalu ia memberikannya satu kepada Lea. "Ini punya kamu. Makannya pelan pelan." Kata Erik sambil memberikan es krim milik Lea.

Gadis itu menerimanya dengan senang dan langsung menyantap es krim miliknya, sampai tak sadar jika ada sisa es krim di sudut bibirnya. Erik yang melihat itu pun tersenyum geli, "Kan aku udah bilang. Makannya pelan pelan, aku ga bakal minta es krim punya kamu." Ucap Erik lembut sambil membersihkan sisa es krim dibibir Lea dengan ibu jarinya. Mendapatkan perlakukan manis dari Erik membuat wajah Lea menjadi merah dan itu membuat Erik tertawa.

"Hahaha muka kamu kenapa merah gitu sih sayang?" Goda Erik, mendengar godaan Erik dengan kata sayang tambah membuat wajah Lea semakin merah. Dan tawa Erik pun semakin keras. Lea yang ditertawakan Erik pun langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya tanda ia malu.

Melihat pacarnya malu, Erik langsung menghentikan tawanya. "Hei kamu kenapa. Gausah ditutupin gitu dong. Aku suka liat muka merah kamu. Kalau kayak gitu kamu tambah cantik." Goda Erik membuat Lea semakin merah dan tawa Erik pun kembali terdengar.

Karena pacarnya itu tak juga menurunkan tangannya, membuat Erik gemas dan mencoba menurunkan tangan Lea, "Udah gausah malu. Sama pacar sendiri juga. Jangan liatin muka merah kamu sama siapa pun kecuali aku ya." Kata Erik lembut dan ia pun langsung menarik Lea kedalam pelukannya lalu mengecup singkat puncak kepala Lea. Dan sore itu mereka habiskan dengan canda tawa tanpa tau apa yang akan terjadi kedepannya.

















Hmmm kayaknya enak ya punya pacar kayak Erik:v Tapi apa ya yang akan terjadi dengan hubungan mereka kedepannya? Apakah mereka akan berhasil melewati cobaan itu? Kalok mau tau jangan lupa vote sama komen:*

ALERIK ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang