Masa Lalu

2K 78 0
                                        

Melupakan masa lalu boleh saja, asal jangan membencinya. Karena tanpa masa lalu, kamu tak akan punya pelajaran untuk masa depan.

-Alerik-



Saat sedang duduk sendirian di taman belakang sekolah, seseorang mendekati Lea dan duduk disebelah gadis itu.

"Hai Le, apa kabar?" Tanya Devan

Melihat kehadiran Devan, membuat Lea langsung berdiri dari tempat duduknya dan beranjak pergi. Tapi sebelum ia pergi, Devan sudah lebih dulu menggenggam tangan Lea dan langsung ditepis oleh pemiliknya.

"Plis ijinin gue menyelesaikan semuanya Le." Mohon Devan dan Lea pun kembali duduk.

"Apa yang harus diselesaikan, semua udah selesai dan jelas. Lo udah buat hati gue patah Dev, Lo udah buat gue hancur. Lo gak akan pernah tau gimana jadi gue waktu itu, dihianatin sama seseorang yang disayang itu benar benar sakit. Harusnya hari itu jadi hari yang paling indah karena tepat saat itu hubungan kita udah berjalan satu tahun Dev, tapi apa? Lo bener bener kasih kejutan yang sangat amat  tak terlupakan selama hidup gue. Dan makasih berkat Lo, gue tau bahwa saat gue berani buat jatuh cinta, berarti gue juga harus siap patah. Makasih udah jadi cinta pertama gue dan mengajarkan gue tentang patah hati." Ucap Lea lalu pergi meninggalkan Devan sendirian dengan rasa bersalahnya.

"Maafin gue Le, gue bener bener khilaf waktu itu. Gue bener bener sayang sama Lo. Dan sampai saat ini Lo masih menempati posisi istimewa di hati gue." Lirih Devan.

Selama diperjalanan menuju kelasnya Lea terus saja meneteskan air matanya. Ia tak tau kenapa kisah cintanya begitu menyedihkan. Lea berjalan dengan menunduk agar orang lain tak tau bahwa Lea sedang menangis. Sampai gadis itu menabrak bahu seseorang.

"Eh maafin aku Le. Kamu gapapa kan?" Tanya Erik.

Erik yang sedang berjalan sambil bermain hp tadi tak melihat bahwa ada Lea didepannya dan mengakibatkan ia menabrak gadis itu. Bukannya menjawab, Lea malah memeluk Erik dan menangis dipeluknya.

Melihat pacarnya menangis membuat Erik bingung, akhirnya ia membalas pelukannya.

"Hei kamu kenapa? Sakit banget ya. Maaf aku ga sengaja. Kita periksa ya. Mana yang sakit. Kamu jangan nangis gitu aku kan jadi khawatir." Ucap Erik berturut turut sambil mengelus rambut Lea. Setelah lama mereka berpelukan akhirnya Lea melepaskannya.

"Maaf, gara gara aku seragam kamu jadi basah." Ucap Lea tak enak hati.

"Udah gpp. Aku anter ke kelas ya." Lalu Erik mengantarkan Lea menuju kelasnya.

"Nah udah sampai deh. Belajar yang rajin, jangan sedih. Aku gasuka liat kamu sedih, ya walaupun aku gatau alesan kamu nangis tadi itu apa. Aku gabakal maksa kamu buat cerita kalau belum siap. Nanti pulang sekolah aku tunggu diparkiran ya." Ucap Erik lembut setelah itu ia pamit untuk pergi ke kelasnya.

Saat Lea baru saja mendudukkan dirinya tiba tiba saja Rain langsung teriak dan mengagetkan Nata yang baru saja tidur.

"ASTAGA LEA LO KENAPA?" teriak Rain dan langsung saja semua pandangan teman sekelasnya tertuju pada mereka. Dan Nata yang baru tidur langsung menegakkan tubuhnya karena kaget mendengar teriakkan Rain.

"Kaget anjirrrr. Ganggu orang tidur aja." Omel Nata sambil menjitak kepala Rain, si pemilik kepala pun mengaduh kesakitan.

"Diem deh gausah teriak. Malu malu in." Kata Lea dengan suara pelan.

"Ya mata Lo kenapa bisa sembab gini? Siapa yang bikin Lo nangis? Erik yang bikin Lo nangis? Iya? Bilang sama gue." Cerocos Rain dengan menggebu gebu. Nata yang sudah terbangun pun tak bisa tertidur lagi, akhirnya ia ikut berbincang bersama para sahabatnya.

ALERIK ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang