Liat aja pembalasan dari gue. Kalau lo lakuin hal buruk ke gue, maka sesuatu yang lebih buruk lagi akan gue lakuin ke lo.
😈❄
"Please... anggap aja ini permintaan maaf dari gue. Lo mau kan pulang bareng sama gue?" tanya Gafa memastikan.
"Hmmm... oke. Tapi, lo harus tungguin gue. Gue ada pertemuan OSIS," jawab Meysa.
"Siap,"
"Yaudah... gue sama Niken pulang duluan ya... Byeee," ujar Aldi.
"Gue duluan ya Gaf, Mey. Daaaaah," kata Niken sambil melambaikan tangannya.
Niken dan Aldi sudah pulang duluan. Kini, tinggal Gafa dan Meysa di dalam ruangan itu. Hening. Hanya itu yang terjadi.
"Ekhem... pertemuan OSIS nya kapan?" tanya Gafa.
"Tahun depan," jawab Meysa santai.
"Lah... kenapa nggak pulang aja?"
"Lo ogeb atau pura-pura ogeb sih? Ya sekarang lah!"
"Ditanya baik-baik malah nyolot lo. Lagian kalau sekarang kenapa lo diem di tempat, goblog!"
"Yaaa suka-suka gue lah. Gue mau diem kek, nggak kek. Bukan urusan lo. Gue tinggal di sekolah ini juga nggak papa,"
"Hahahaha... siapa lo hah?!"
"Oh iya, lo mungkin belum tau satu hal. Sekolah ini milik Om gue. Jadi, gue yang ber---"
"Berkuasa, gitu?" Potong Gafa cepat.
"Yups... yaudah, lo diem di sini atau ikut gue?"
"Idiiih... mendingan gue diem di sini daripada ikut sama lo!"
"Di tawar baik-baik juga. Yaudah gue ke ruang OSIS dulu," ujar Meysa sambil berlalu.
Sesampainya di pintu kelas, Meysa membalikkan badannya dengan tatapan tajam. Tatapan tajamnya bertemu dengan tatapan membingungkan dari Gafa.
"Awas lo kalau ninggalin gue!" kata Meysa tajam dan meninggalkan Gafa di sana.
Gafa hanya membalas dengan seringaian. Tidak lama kemudian Gafa tertidur dengan posisi tangan sebagai sandaran kepalanya.
❄
"Woy... bangun woy... gue sama lo pulang!" kata Meysa sambil menepuk pelan bahu Gafa.
"Etdaaaah... nih bocah kebo ya... nggak bangun-bangun. Woy songong bangun lo!" kata Meysa lagi.
"COWOK SONGONG BANGUN LO!!!" teriak Meysa tepat di telinga Gafa.
"Ish... bisa nggak sih jangan teriak-teriak!" balas Gafa yang sudah terbangun.
"Bisa budeg gue gara-gara lo!" sambungnya sambil memegang telinganya yang sempat kena teriakan maut dari Meysa.
"Lagian lo nggak bangun-bangun"
"Lo nggak liat apa gue udah bangun!"
"Ish... ngomong sama lo unfaedah banget. Ayo pulang... lama!"
"Jadi cewek tuh sabaran dikit,"
"Gue nggak bisa sabar. Ayo!" ujar Meysa sambil menarik kasar tangan Gafa.
"Woy... lo cewek apa cowok sih... kasar banget!"
"Lo rabun atau buta. Ya cewek lah!"
Gafa hanya membalas dengan memutar bola matanya jengah.
"Lama-lama nih cewek gue karungin! Terys gue buang deh ke laut!" batin Gafa berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM [Revisi]
Teen FictionKetika takdir mulai berbicara🍃 ❄ "Takdir dapat mengubah segalanya! Apakah segalanya dapat mengubah takdir?" ❄ "Gue mau lo tetap di sini. Jangan pergi. Karena gue benar-benar sayang sama lo," ❄ "Lo itu bukan teman gue. Bukan sahabat gue. Bukan pacar...