#27. PERASAAN

207 8 0
                                    

Gue hanya nggak ngerti tentang perasaan gue ke lo.
🎵

Setelah satu minggu pemeriksaan hasil UKK, hari ini adalah hari pembagian raport bagi peserta didik.

Pagi ini, Gafa sudah siap dengan seragam sekolah lengkap.

Ia berjalan menuruni anak tangga rumahnya. Tiba-tiba, dada bagian kirinya terasa ada yang mencengkram dengan kuat.

Gafa memperlambat langkahnya, ia mencoba menetralisir rasa sakit itu supaya enyah dari tubuhnya.

Tungkai kakinya terasa sedikit lemas, ia memilih untuk duduk di pertengahan anak tangga. Ia menunduk, menaik turunkan nafasnya secara teratur.

Beberapa menit kemudian, sakit itu perlahan menghilang. Gafa menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ia kemudian bangkit dan kembali menuruni tangga dengan perlahan.

Setelah mengunci pintu utama rumahnya, ia kemudian menaiki motor kesayangannya yang terparkir di garasi. Gafa menaruh motornya di depan pagar rumahnya, ia kemudian turun lagi dan menutup pintu pagar rumahnya. Sekarang, ia hanya melakukannya sendiri. Tanpa bantuan orang lain. Ia mulai mandiri dengan semuanya. Semua yang Tuhan berikan untuknya.

Gafa melajukan motornya membelah jalan Ibukota yang mulai padat. Walaupun masih pagi, jalanan Ibukota tak pernah terbilang sepi.

Sekitar 18 meter dari tempatnya sekarang, Gafa sudah dapat melihat Meysa yang tengah berdiri di depan pagar rumahnya.

Tittt...tittt...tittt..

Gafa membunyikan klaksonnya tepat ketika di depan Meysa.

"Wet... santai bro...!" ucap Meysa sedikit kaget.

"Naik kuy!"

"Oke!"

Meysa segera naik ke atas motornya Gafa. Sejak hubungan Meysa dengan Nathan retak, Gafa kembali menjemput dan mengantar gadis itu.

"Woy Mey. Congrats!!!" ucap Aldi.

Sekarang, mereka berlima sudah ada di parkiran, tepatnya di bangku panjang yang tidak jauh dari parkiran. Seperti biasa, mereka menunggu parkiran sepi terlebih dahulu.

"Dari tadi lo ucapin itu Al...!" kata Meysa sedikit terkekeh.

"Lo mah nggak peka Mey. Kita itu butuh traktiran!" sahut Satria.

"Iya Mey. Traktir laaah..." timpal Niken.

"Iya, Ya. Gue laper nih!" ujar Gafa.

Pembagian raport telah usai beberapa waktu yang lalu. Hasilnya sangat memuaskan. Meysa mendapat peringkat pertama di kelas, dan peringkat pertama di seluruh kelas. Artinya, Meysa mendapat juara satu umum.

Sedangkan Gafa, lelaki itu hanya mendapat peringkat delapan. Namun itu sangat disyukuri oleh Gafa. Karena jawab soal saja, dia asal-asalan.

Kalau Niken mendapat peringkat lima di kelas. Kalau Aldi, peringkat ke delapan belas. Dan Satria, peringkat ke sembilan belas.

FATUM [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang