#35. SALAH PAHAM

205 10 0
                                    

Gue kayak gitu karena gue kesal. Gue kira dia pacar lo. Tapi ternyataaa;v

Sepulang dari camping itu, Meysa hanya berdiam diri di kamarnya.

Gadis itu tertidur dengan lelap. Ia terbawa ke alam mimpi yang selalu ia nantikan, bermimpi kalau ia dan orang yang dicintainya bersama, bersama dalam ikatan cinta. Tapi, gadis itu sadar, kalau itu hanya mimpi.

Drrrt...drrrt...drrrt...

Handphone Meysa bergetar. Meysa terusik dari tidurnya. Tangannya meraba-raba nakas tempat tidurnya, ia mengambil handphone nya dan menerima panggilan tanpa melihat siapa yang menelponnya.

"Hallo Gaf," ucap Meysa masih memejamkan matanya.

"Gaf?! Lo kira gue Gafa! Gue Niken, bego!"

Kedua mata Meysa membulat seketika, ternyata si penelpon bukan seseorang yang hadir di mimpinya.

"Woyyyyy!"

"A...apaan sih Ken!"

"Lo pasti lagi mikirin Gafa ya, cieee,"

"Nggak, nggak. Mau apa lo?"

"Temenin gue ke gramediaaa... ada novel baru Mey!"

"Nggak sama Aldi?"

"Dia capek katanya,"

"Ini tuh baru pulang dari camping. Orang-orang tuh mau istirahat. Lo malah ngajak ke gramedia!"

"Ish... sekaliiii aja Mey. Lagian ini tuh novel bagus banget. Kalo beli besok nanti habis. Yaudah tunggu gue di rumah. Gue mau jemput nih. Byeeeeeee!"

Tuuuttt...tuttt...tuttt

Niken meutuskan sambungan telponnya sepihak. Sementara Meysa hanya memutar bola matanya jengah.

"Ayo Mey!" seru Niken ketika mereka baru turun dari taxi.

"Sabar... gue bayar dulu..." Meysa mengambil selembar uang berwarna biru dan menyerahkan nya pada sopir taxi itu. "Ini Pak. Makasih ya Pak,"

"Iya Neng. Sama-sama,"

Meysa dan Niken kemudian masuk ke dalam gramedia. Mereka segera ke tempat di mana novel keinginan Niken itu.

"Nah... ini nih, tuh kan tinggal satu. Coba aja kalo gue nggak datang sekarang, widih, udah habis nih pasti!" ujar Niken sambil memeluk novel itu.

"Cepetan Ken, sana bayar!"

"Oke. Tunggu sini!"

Meysa menunggu Niken di tempat. Ia mengisi kebosanannya dengan melihat-lihat novel yang sama sekali tidak ingin ia beli.

"Yuk Mey!"

"Eh... oke. Ke resto dulu kuy. Gue laper,"

"Oke lah,"

"Bang," ucap Zifa sambil menepuk lengan Abangnya itu pelan.

FATUM [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang