Ketua Osis dan Kapten Basket. Cukup menarik kalau disandingkan.
🍅❄
Pagi harinya, Meysa tampak senyum-senyum sendiri sambil merapikan dasinya yang sudah setengah jadi. Ia sudah lengkap dengan seragam sekolahnya.
Semalam, ia sudah cukup dibuat terbang oleh mantan musuh besarnya itu.
"Non Meysa udah siap? Ada Den Nathan di luar," ucap Bi Imah di balik pintu.
"Iya Bi... sebentar," jawab Meysa sambil mempercepat gerakannya.
Meysa kemudian keluar dari kamarnya. Dari arah tangga, ia sudah bisa melihat Nathan di ruang tamu.
"Sory, telat," ucap Meysa ketika sudah di dekat Nathan.
"Nggak telat kok," balas Nathan dengan senyumannya.
"Ayo Non sarapan. Den Nathan juga ikut sarapan ya," ujar Bi Imah.
Meysa dan Nathan kompak mengangguk sambil tersenyum.
❄
Nathan mengantar Meysa sampai di depan kelasnya. Sebelum pergi, Nathan mengacak gemas rambut Meysa yang membuat gadis itu kesem-sem:"
Gafa belum datang,
Hanya itu yang tertangkap di pikiran Meysa ketika mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas.
Niken yang tengah membaca novel tidak menyadari kedatangan Meysa. Sementra Aldi yang tengah melihat-lihat manusia mengetahui ada yang beda dari gerak-gerik Meysa.
Aldi segera menghampiri Meysa dan duduk di depannya. Tepatnya di bangku Aurel.
"Woy Ken! Meysaroh udah datang tuh!" seru Aldi.
Niken terlonjak,
"Ha? Mey... lo sejak kapan di sini?" Niken bingung.
"Sejak masa peradaban romawi!" jawab Meysa asal. "Lagian lo Al, ngapain coba sebut gue Meysaroh?!"
"Hahaha... nggak tau gue! Lo tuh kenapa sih? Kayak celingukan-celingukan gitu. Cari Gafa ya?" Aldi menaik turunkan alisnya.
"Emangnya Gafa ke mana? Tumben belum dateng." Meysa tampak khawatir.
"Meneketempe! Emang gue emaknya!"
"Kalau lo nggak niat buat kasih tau gue, jangan ke sini giblig! Unpaedah banget seh!"
Aldi mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya. Membentuk peace.
"GAFA!!!" pekik Meysa ketika melihat Gafa yang sudah berada di ambang pintu kelas.
"Woy geb! Ke mana aja lo? Tumben datengnya lama!" oceh Aldi.
"Tuh Lia nya elo udah nungguin dari tadi. Hahaha...!" goda Niken.
Gafa tak menggubris ucapan dari tiga manusia itu. Ia melanjutkan langkahnya menuju bangkunya.
Meysa tampak bingung dengan Gafa, ia kemudian bangkit dari duduknya dan menghampiri Gafa yang sudah terduduk di bangkunya. Niken dan Aldi hanya tercengang melihat adegan Meysa dan Gafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM [Revisi]
Teen FictionKetika takdir mulai berbicara🍃 ❄ "Takdir dapat mengubah segalanya! Apakah segalanya dapat mengubah takdir?" ❄ "Gue mau lo tetap di sini. Jangan pergi. Karena gue benar-benar sayang sama lo," ❄ "Lo itu bukan teman gue. Bukan sahabat gue. Bukan pacar...