#34. DIA

185 12 0
                                    

Dia. Dia yang selalu bermain di pikiran gue. Mungkin, gue mulai ada rasa sama dia.
💕

Setelah permainan itu selesai, kini, mereka sekarang ada di dalam tenda masing-masing. Semuanya sudah tertidur lelap, kecuali tiga makhluk yang tengah bercakap-cakap di dalam tenda nya.

"Lagu lo itu untuk siapa sih Gaf? Jangan bilang untuk gue," ujar Satria.

"Selera gue tuh tinggi. Mana mungkin gue selera sama tampang kayak lo!" sergah Gafa.

"Biar pun tampangnya kayak gini, dia tuh udah jomblo tujuh belas tahun!" sahut Aldi.

"Ha ha ha. Nggak laku emang!" timpal Gafa dengan tawa yang dibuat-buat.

"Kampret lo berdua! Oh iya Gaf, Zifa udah pulang belum?"

"Kepo banget sih lo!"

"Lo tuh nggak pekaan sih Gaf! Satria tuh suka sama Zifa!"

"Aldi! Cumi banget sih lo! Kalo ngomong tuh jangan sesuai fakta dong!"

"Apa?" Gafa mengangkat sebelah alisnya, ia bangkit dari posisi berbaringnya. Mereka bertiga memang ngobrol sambil berbaring.

Aldi yang berada di tengah pun hanya menampilkan cengiran khasnya.

"Hehehe. Nggak ada Gaf," jawab Satria sambil merutuki dirinya karena perkataannya beberapa detik yang lalu.

"Lo beneran suka sama Zifa, Sat?" tanya Gafa memastikan.

Aldi menarik tangan Gafa agar lelaki itu berbaring kembali.

"Nggak baek ngobrol kalo duduk nya sendiri!" ujar Aldi.

"Apa hubungannya?" tanya Gafa, namun tak ayal, lelaki itu berbaring kembali. "Sat, lo suka sama adek gue?" tanya nya lagi.

"Nggak kok. Gue nggak mungkin suka sama bocah," jawab Satria.

"Hahaha. Bagus lah. Gue nggak sudi ya punya ipar kayak lo!" sahut Gafa.

Satria mengangkat tangannya yang ingin menjitak kepala Gafa, namun dengan sigap, Gafa menggeser kepalanya dan menyeret kepala Aldi sehingga kepala Aldi yang kena jitakan dari satria. Dan Aldi lah yang menjadi korban.

"Aw! Sialan lo berdua! Sakit nih!" Aldi memperbaiki posisinya sambil mengelus kepalanya yang terkena jitakan dari Satria.

"Hahaha...!" Gafa dan Satria tertawa kompak.

Setelah tawanya mereda, Satria menanyakan sesuatu.

"Oh iya, perasaan dulu, Meysa sama Niken nggak terlalu dekat sama kita deh. Tapi sekarang, kenapa jadi dekat?" tanya Satria yang lebih ia tujukan pada Aldi.

"Ini tuh karena nih bocah!" Aldi menyentil hidung Gafa yang dibalas oleh dengusan dari lelaki itu. "Gara-gara nih anak punya masalah sama Meysa dulu, gue jadi ikut terlibat. Meysa kan sahabat baiknya Niken, jadi gue harus anterin Niken lah, jemput lah. Gitu lah. Dan sampai sekarang. Tapi, gue bersyukur juga sih. Karena gue dapat wi-fi gratis!"

"Ooo... jadi itu. Niken sama Bara udah putus nggak sih?" tanya Satria.

"Udah. Mungkin udah setahun," jawab Aldi.

FATUM [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang