#16. BAPER

322 12 0
                                    

Sebenarnya gue tuh mudah banget bawa perasaan. Apalagi sama kata-kata lo yang manis itu. Tapi ada yang lebih manis dari kata-kata lo. LO SENDIRI.
#hehehe
💥

"Karena gue sayang sama lo,"

Meysa membeku. Lidahnya terasa kelu. Dunianya terasa berhenti berputar. Degupan jantungnya sangat cepat. Tatapan matanya tak bisa lepas dari lelaki yang ada di hadapannya itu.

"Gue sayang lo karena lo itu sahabat gue. Gue nggak mau sahabat gue yang jelek ini jadi lebih jelek lagi karena patah hati," lanjut Gafa mencoba mencairkan suasana.

Meysa tetap diam. Kalimat yang Gafa ucapkan beberapa menit sebelumnya itu selalu terngiang di kepalanya.

"Lia," Gafa merasa ada yang tidak beres dengan Meysa.

Meysa tetap diam. Ia tak menggubris perkataan Gafa.

"Lia," ucapnya lagi sambil melambaikan tangannya di depan wajah Meysa.

"Eh... iya Gaf. Ke...kenapa?" ucap Meysa sambil tersenyum kikuk.

"Justru gue yang nanya. Lo tuh kenapa sih?"

"Mmm... nggak papa kok," Meysa mengalihkan pandangannya. Ia mencoba untuk tidak menatap manik mata lelaki di depannya itu. Ia menatap arloji biru muda yang melingkar indah di pergelangan tangannya. Meysa  terkejut melihat jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 22.30.

"Ha! Udah jam setengah sebelas, Gaf!"

"Terus?"

"Anterin gue pulang! Ini udah tengah malem!"

"Lo nginep aja di sini,"

Pletak.

Untuk ke berapa kalinya tangan Meysa mendarat di kepala Gafa.

"Sakit ogeb! Emangnya gue salah apa?"

"Malah nanya lo! Gue kan cewek. Apa jadinya kalau cewek nginep di rumah cowok yang bukan siapa-siapa nya!"

"Eh Lia. Kamar tidur di rumah gue itu banyak. Bukan kamar gue doang. Kamar tamu juga banyak. Lo mau berapa? Hah!"

"Walaupun kamar tamu, tapi gue sama lo tetep aja berada di satu atap yang sama!"

"Oke. Walaupun gue sama lo nggak di satu atap yang sama. Tapi gue sama lo tetap berada di bawah langit yang sama. Iya kan?" ucap Gafa sambil menaik turunkan alisnya.

"Apaan sih lo!" balas Meysa sambil mendorong Gafa pelan.

"Hahaha... oh iya. Besok lo ke lapangan basket indoor ya,"

"Acara pemilihan kapten basket kan?"

"Yups,"

"Lo sama Nathan kan?"

"Iya... lo pilih siapa? Gue atau Nathan?"

"Nathan lah!" jawab Meysa cepat.

FATUM [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang