Pagi hari, sesuatu yang selalu dinanti.
💓❄
Pagi harinya, semua siswa dan siswi kelas 11 IPA 3 hendak melakukan kegiatan jalan-jalan pagi di sekitar kawasan puncak.
Kegiatan itu dilaksanakan mulai dari jam lima pagi, karena mereka juga ingin melihat sunrise.
"Ken! Lo bacanya nanti dulu deh," gerutu Meysa yang berada di samping Niken.
Niken yang sedang menerangi novel yang tengah dibacanya itu dengan senter Handphone, menoleh ke arah Meysa.
"Tapi ini tuh lagi seru Mey!" balas Niken.
"Ini masih gelap. Lo juga bacanya sambil jalan,"
Niken tak menjawab, ia hanya terus fokus pada novelnya.
"Oh. Jadi ini nih. Ini nih alasan Bara mutusin lo!"
"Jangan bawa-bawa nama dia, ogeb!"
Tiba-tiba Meysa mengambil novel Niken, Niken pun terlonjak kaget.
"Eh Mey! Balikin pe'a!"
Meysa hanya tertawa, ia menggerak-gerakkan novel Niken di udara, agar gadis itu tidak bisa mengambil novel nya.
"Balikin Mey!!!"
"Kagak mauuuuuu!"
"Mey bal---"
"Lia," ucap seseorang di belakangnya.
Mereka sontak menoleh,
"Gafa." Hanya kata itu yang dapat keluar dari mulut Meysa.
Melihat Meysa yang lengah, Niken mengambil novelnya itu dari tangan Meysa.
"Nah dapat. Eh Gaf, lo bawa aja nih anak. Terserah lo mau bawa ke mana!" ucap Niken dan segera pergi, memberikan ruang dan waktu pada dua sejoli ini yang belum jelas hubungannya seperti apa.
"Nik---"
"Ikut gue," potong Gafa cepat sambil menarik tangan Meysa menjauh dari tempat berdirinya.
"Gaf, lo mau ke mana?" tanya Meysa sambil mengikuti langkah lelaki itu.
"Ke suatu tempat," jawab Gafa.
Meysa tak membalas, ia lebih memilih diam dan mengikuti ke mana lelaki itu akan membawanya.
Dan di sinilah mereka, di suatu tempat. Lebih tepatnya, tempatnya semalam.
"Ini kan tempat yang semalam gue tunjukin," ujar Meysa.
Gafa melepas genggaman tangannya, ia melirik sekilas arloji hitamnya. Gafa menyipitkan matanya untuk memastikan ke mana arah jarum jam nya itu, sebab cahaya masih terbilang minim.
"6.30. Bentar lagi," balas Gafa.
"Sunrise?" tanya Meysa memastikan.
"Iya. Semalam kan lo yang nunjukin. Dan sekarang giliran gue. Walaupun bukan pelangi, hehehe,"
"Nggak papa. Ini aja udah bagus banget...!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM [Revisi]
TienerfictieKetika takdir mulai berbicara🍃 ❄ "Takdir dapat mengubah segalanya! Apakah segalanya dapat mengubah takdir?" ❄ "Gue mau lo tetap di sini. Jangan pergi. Karena gue benar-benar sayang sama lo," ❄ "Lo itu bukan teman gue. Bukan sahabat gue. Bukan pacar...