#7. BABU

242 18 0
                                    

Gimana rasanya jadi babu gue? Hahaha... rasain lo! Gue kerjain!
💣

"Hukuman yang pantas buat lo adalah... jadi babu gue!"

Meysa terkejut. Matanya terbuka lebar.

"Ta... tapi, gue nggak mau!"

"Kalau lo nggak mau... terpaksa gue laporin," ujar Gafa.

Meysa berpikir sejenak.

"Iya deh... tapi berapa hari?"

"Mmm... pas lo nabrak gue itu terhitung satu, dihukum terhitung dua, juice rasa asin terhitung tiga, baju gue terkena tinta terhitung empat, dan yang terakhir lo kempesin ban motor gue tehitung lima. Jadinya lo jadi babu gue selama lima hari! Dimulai dari besok pagi!"

"Oke... tapi setelah lima hari itu. Lo jangan laporin gue. Dan lo buang jauh-jauh flashdisk itu,"

"Oke... deal?"

"Deal,"

Mereka kemudian berjabat tangan. Sungguh perjanjian yang konyol.

Gafa kemudian kembali duduk. Begitu pun dengan Meysa, ia kembali duduk di bangkunya.

"Wiiih... Mey... gue nggak nyangka, kalau Gafa itu anaknya Pak Zidan," ujar Niken girang.

"Gue juga nggak nyangka Ken," balas Meysa.

"Seru banget Mey, jadi babu Gafa. Gue juga mau," kata Aurel.

"Gue juga mau Mey,"

"Gue juga Mey,"

"Kalau boleh ketuker, gue juga sanggup jadi lo. Biar tetep deket sama Gafa,"

"Ia Mey... setiap hari lo bisa deket sama Gafa,"

"Kita tukeran ya Mey,"

Begitulah kata teman-teman Meysa. Sementara Meysa hanya membalas dengan senyum paksanya. Sungguh hari yang buruk, pikirnya.

Beberapa jam telah berlalu, kini semua murid SMA ALBIAN waktunya istirahat.

"Lia," ucap Gafa ketika mendapati Meysa yang masih terduduk di bangkunya bersama Niken.

"Lia?" ulang Meysa.

"Coba sebutin nama lengkap lo,"

"Meysalia Tasyaira Syahreza,"

"Ada LIA-nya kan?"

"Tinggal bilang Meysa aja apa susahnya sih!"

"Ini tuh panggilan khusus dari gue. Cuman gue yang bisa manggil lo dengan nama itu. Lebih tepatnya, panggilan khusus buat babu gue!"

"Tinggal bilang panggilan kesayangan apa susahnya sih!" celetuk Aldi.

"Diam lo, pret!" timpal Gafa.

FATUM [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang