#10. HARI KETIGA

247 17 0
                                    

Gue bisa bilang, kalau hari ini gue cukup bahagia sama lo:")
🍇

Pagi harinya, Meysa sudah siap dengan calana kulot hitam, baju kaos warna navy dan jaket jeans abu-abu dengan rambut tergurai panjang, tidak lupa dengan sepatu keds-nya.

"Mau ke mana Non?" tanya Bi Imah ketika melihat Meysa menuruni tangga.

"Hehehe... nggak ada Bi,"

"Yaudah. Non Meysa sarapan dulu ya,"

"Iya Bi. Bibi masak apa?"

"Sekarang Bibi masak senwit,"

"Ha? Senwit?"

"Itu Non. Yang Non ajarin Bibi waktu itu. Yang ada rotinya itu,"

"Ooo... hahaha... Bibi. Itu namanya sandwich. Bukan senwit,"

"Hehehe... ucapannya susah Non. Ayo Non, cobain dulu,"

"Iya Bi,"

Meysa  kemudian berjalan ke arah meja makan bersama Bi Imah. Meysa mengambil sepotong sandwich dan memakannya dengan lahap.

"Enak banget Bi," ucap Meysa di sela makannya.

"Hehehe... makasih Non,"

Setelah selesai sarapan, Meysa kemudian duduk malas-malasan di atas sofa ruang keluarga. Ia menyalakan televisi, menonton acara kesukaannya.

"Assalammu'alaikum," ucap seseorang di balik pintu.

"Wa'alaikumsallam," jawab Meysa sambil berjalan ke arah pintu utama.

Meysa kemudian membuka pintu itu dan menampilkan seorang lelaki di sana.

"Lo?!" ujar Meysa sambil menunjuk seorang lelaku di depannya itu.

"Gue ganteng kan?"

"Ish... jangan ke-PEDE-an lo!"

"Lo nggak suruh gue masuk gitu?" kata lelaki itu yang tak lain adalah musuh besarnya a.k.a Gafa.

"Yaudah, masuk,"

Gafa kemudian memasuki rumah musuhnya itu. Tanpa diperintah, Gafa langsung duduk di atas sofa.

"Ganti channel dong!" ucap Gafa.

"Nggak! Lo jangan belagu ya!"

"Siapa  Non?" tanya Bi Imah.

"Ooo ini tuh mus--- eh temen Bi,"

Gafa segera menyalimi Bi Imah. Gafa memang anak baik~,~

"Ooo jadi namanya Mus ya," kata Bi Imah.

"Hahaha... nggak Bi. Namanya Gafa,"

"Ooo Den Gafa. Mau minum apa Den?"

"Nggak usah Bi. Jangan di kasih minum!" sahut Meysa.

FATUM [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang