Gue udah bilang sama lo, jangan putusin dia duluan. Tapi, lo malah mutusin dia. Semoga aja lo nggak nyesel.
🔹❄
Akibat insiden kemarin, Meysa jadi tau Nathan yang sebenarnya. Egois. Hanya itu yang ada di benak Meysa apabila menyebut Nathan.
Meysa berdo'a dalam hati supaya Nathan tidak menjemputnya pagi ini. Dan benar saja, tidak ada seseorang di depan rumahnya.
Meysa kemudian segera menuju halte. Menunggu bus datang. Ia lebih suka naik bus daripada taksi. Alasannya, biar banyak orang. Hehehe.
"Lama banget sih!" gumam Meysa sambil sesekali menengok ke ujung jalan, berharap bahwa ada bus kuning yang muncul.
Hingga Meysa tak sengaja melihat seseorang yang sangat ia kenal. Seseorang itu tidak sendirian. Ia membonceng seorang cewek.
"Nathan," kata itu lolos dari mulut Meysa. Ia beralih melihat seorang cewek yang dibonceng Nathan, cewek itu terlihat sangat dekat, bahkan ia memeluk Nathan dari belakang jok motor.
"Nadine!" ucapnya lagi. Ya, cewek itu adalah Nadine. Nadine Sania Yoriko.
Hati Meysa memanas seketika. Apa-apaan ini. Lelaki yang tidak menjemputnya, berboncengan dengan wanita lain, bahkan sangat dekat. Meysa memikirkan dua orang itu. Bahkan ia sampai tak menyadari kalau bus yang dari tadi ia tunggu sudah datang.
"Kak Meysa. Bus nya udah datang," kata seorang siswi yang satu sekolah dengan Meysa, sepertinya adik kelas.
"E...eh... iya dek,"
❄
Sesampainya di sekolah, Meysa tak langsung ke kelas, melainkan pergi ke kelas dua orang yang memenuhi pikirannya beberapa saat yang lalu. Nathan dan Nadine memang satu kelas.
Dari luar jendela kelas 11 IPS 6, Meysa sudah dapat melihat Nathan dan Nadine yang tengah duduk, berdekatan, sambil bercanda ria. Di dalam kelas itu cuman ada Nathan dan Nadine.
Brakkk.
Meysa membuka pintu kelas itu dengan kasar. Sontak saja Nathan dan Nadine terkejut bukan main.
"APA-APAAN INI!" bentak Meysa.
"Mey... aku bisa jelasin." Nathan berdiri, ia menghampiri Meysa yang tak jauh dari tempatnya duduk.
"Apa kamu bilang? Mau jelasin? Semuanya udah jelas Nath. Aku udah liat semuanya. SEMUANYA!"
"Maaf Mey,"
"Fuih! Ternyata cowok yang over protektif sama pacarnya, yang ngekang pacarnya, yang sentimen sama pacarnya, ternyata dia yang selingkuh. Dasar baji*gan!"
Melihat sorot mata Meysa teralih ke arahnya, Nadine hanya menunduk takut.
"Lo juga Nadine! Lo udah tau kan kalau Nathan udah punya pacar!"
"Maaf Mey. Gu...gue nggak tau kalau kalian masih pacaran," jawab Nadine, ia menunduk dalam.
"Hah? Emangnya Nathan bilang apa sama lo? Dan kapan lo ditembak sama cowok tol*l ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM [Revisi]
Teen FictionKetika takdir mulai berbicara🍃 ❄ "Takdir dapat mengubah segalanya! Apakah segalanya dapat mengubah takdir?" ❄ "Gue mau lo tetap di sini. Jangan pergi. Karena gue benar-benar sayang sama lo," ❄ "Lo itu bukan teman gue. Bukan sahabat gue. Bukan pacar...