#22. SAYANG

231 10 0
                                    

Ingat, sayang dan cinta itu beda.
💋

"Senyum lo itu seperti langit. Sangat indah,"

Deg.

Lagi dan lagi, jantung Meysa dibuat tak karuan oleh Gafa. Ia berusaha menahan ekspresi nya dari terkejut menjadi biasa saja.

"Ya...yaudah. lo pu...pulang aja." Meysa gelagapan.

"Kenapa lo?" punggung tangan Gafa menyentuh dahi Meysa. "Lo nggak panas."

"Gu...gue nggak papa." Meysa menepis pelan tangan Gafa, ia mengalihkan pandangannya. Mehsa mengedarkan pandangannya ke segala arah, asalkan tidak ke arah lelaki di depannya itu.

"Hoaaaaaam gue ngantuk. Gue tidur dulu. Bye," alibi Meysa sambil berjalan ke dalam rumahnya meninggalkan Gafa di luar yang masih mengernyit bingung.

Pagi harinya, Meysa sudah dapat melihat Gafa di depan rumahnya.

"Pagi, Gafa," sapa Meysa.

"Tumben lo! Obat lo nggak habis kan?"

"Apaan sih lo!"

"Yaudah naik. Ini hari senin. Kalau telat kan berabe,"

Meysa kemudian naik ke atas motor Gafa,

"Lo semalem kenapa?"

Pertanyaan yang sangat dihindari oleh Meysa, kini terucapkan juga oleh lelaki yang sedang mengendarai motor itu.

"Gue semalem ngantuk, Gaf," jawab Meysa, bohong.

"Serius?"

"Selangit rius!"

"Kalau bohong mancung lo!"

"Lo kira gue pinokio!"

"Nggak. Gue kira lo tuh Kakek nya pinokio. Hahaha..."

Meysa memukul punggung lelaki itu pelan. Namun tak ayal, ia juga ikut tertawa.

Sesampainya di sekolah mereka langsung ke kelas.

"Widih... maen berduaan aja nih manusia!" cibir Aldi.

"Suka-suka gue!" jawab Gafa sambil menaruh tasnya.

Upacara telah dilaksanakan, Gafa sempat merasakan pusing dan sedikit sesak, namun dengan sekuat tenaganya ia menahan rasa sakit itu agar tidak tumbang.

"WOY... SATRIA BALIK LAGI!" seru Doni.

"Satria?" Gafa memastikan.

"Beneran, Don?" tanya Aldi.

"Beneran. Satria lagi mau ke sini sama Bu Nita," jawab Doni.

Aldi manggut-manggut.

"Satria Arganta?" tanya Gafa pads Aldi.

FATUM [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang