Perkenalan

10.5K 215 5
                                    

Di masa SMA pasti akan ada seseorang, kejadian atau apapun itu yang tidak bisa dilupakan. Contohnya dia yang mempunyai sikap paling beda dari yang lain yang hingga kini masih tersimpan dalam memori.
***
 
Sudah 2 semester kehidupanku di SMA, setiap orang adalah pemeran utama dalam kehidupannya, tapi untuk di SMA ini kalau didalam novel mungkin aku hanya sebagai pemeran sampingan yang hanya muncul beberapa kali saja. Selama ini kehidupan SMA ku tidak terisi oleh percintaan yang biasa menimpa sebagian banyak siswa. Tapi itu tidak masalah karena bercanda tawa dengan sahabat, teman kelas atau keluarga di ekstrakulikulerpun sudah mewarnai masa putih abuku. Entah karena hari-hariku disibukkan dengan setumpuk tugas atau memang tak ada keinginan untuk pacaran sehingga dari ratusan siswa laki-laki tak ada satupun yang membuatku memikirkannya berhari-hari atau yang membuatku menjadi stalker handal, ya tidak ada.

"Cha, ke kantin yuk !" setelah suara bel istirahat terdengar Putri dengan sigap mengajakku ke kantin, hufft... dia cepet banget kalo soal makanan.
"Iya bentar, beresin buku dulu nih." Jawabku sambil memasukkan beberapa buku kedalam tas.
Lalu saat kami mulai melangkah keluar terdengar teriakan yang cukup memekikkan telinga.
"Chachaaaaaaaa..... tunggu, aku ikut juga." Itu teriakan Indah, dasar si cempreng, padahal kan bisa ya nyusul aja gak usah pake teriak.
"Berisik tau, dasar cempreng" ketus Putri yang merasa terganggu dengan teriakan Indah.
Padahal udah biasa denger teriakan Indah itu.

Namaku Anisa Zahratul Firdaus, biasa di panggil Anisa, tapi orangtuaku memberikan panggilan sayang Icha yang diikuti teman-temanku dan di ubah lagi jadi Chacha.

Putri dan Indah bisa dibilang mereka sahabatku di SMA, saat pertama masuk rasanya klop dengan mereka, kedekatan kitapun bertambah saat memilih ekskul yang sama yaitu Rohis.

"Cha, Maulid Nabi tahun ini kamu dateng kan ?" tanya Indah saat perjalanan menuju kantin.
Belum sempat menjawab Putri ikut berbicara "Eh iya bener tuh, kamu kan Rohis dan jadi panitia tapi udah beberapa kali PHBI kamu selalu gak dateng"
"Hehe.. ya mau gimana lagi, selalu bentrok sih sama urusan yang lebih genting. Tapi untuk PHBI –Peringatan Hari Besar Islam-- tahun ini insyaallah aku usahakan hadir" aku akhiri dengan senyuman.

Semenjak sekolah dan menjadi Rohis aku tak pernah hadir saat ada acara PHBI disekolah. Saat Maulid Nabi kelas X sehari sebelum acara ayahku kecelakan hingga dibawa ke RS dan aku harus menunggunya. Saat Isra' Mi'raj kelas X bertepatan dengan berangkatnya nenek dan kakekku umroh dan aku dipaksa untuk ikut mengantar ke Bandara. Sanlat tiga hari saat Ramadhanpun aku tak bisa ikut karena ikut sanlat di sebuah pesantren.

Saat tiba dikantin kita langsung memesan makanan. Tapi dipertengahan saat makan aku merasa aneh dan menghentikan makanku.
"Kenapa Cha ?" tanya Indah yang melihatku celingak celingukan.

"Aku ngerasa ada yang merhatiin gitu, tapi gak tau dari arah mana."
Indah dan Putripun ikut melihat sekitar. "Nggak ada apa-apa. Perasaan kamu aja kali." Ucap Putrin yang melanjutkan makannya.

"Yeaay,, akhirnya pulang juga" ucap  Putri saat jam pelajaraan hari ini telah usai.
"Besok jangan lupa ya jam 13.00 di Mesjid Agung." Kataku mengigatkan.
"Oke !" jawab Putri dengan jari telunjuk dan jempol yang membentuk huruf O dan juga kedipan sebelah mata.
Akupun berbalik arah "Indah, besok jangan lupa ya jadwal kita."
Indah yang masih membereskan bukunya langsung melihatku dan mengatakan siap dengan mengacungkan jempolnya.

Besok adalah hari Sabtu, libur sekolah. Dan aku mempunyai jadwal kajian mingguan disana dengan Putri dan Indah.
***

"Assalamu'alaikum" ucapku terengah-engah dan mencoba untuk menstabilkan pernapasanku kepada Putri dan Indah yang sedang duduk dipelataran Mesjid Agung.
"Wa'alaikumussalam, nah ini dia orang yang dari tadi ditunggu-tunggu" ucap Indah
"Eh eh tapi tumbenan hampir telat gini, terus kamu ngos-ngosan gitu juga. Kenapa ?" tanya Putri keheranan.
"Ada deh kendalanya, kita langsung kedalam aja, yuk ! sebentar lagi mulai nih" jelasku.
Kamipun berjalan memasuki mesjid tapi sesaat sebelum masuk aku merasa seperti ada yang mengawasi, sehingga aku mulai melihat sekeliling tapi tak ada yang mencurigakan.
Aneh ya, tapi serem juga sih. Tapi semoga hanya perasaanku saja.


Iya, walaupun begini aku tetap bahagia di sekolah ini. Menjalani masa SMA dengan damai dan tentram.


Iya tentram. Sebelum dia datang mengusik kehidupan SMAku.

***

Assalamu'alaikum readers 😊
Gimana nih kesan part pertama ini ?
Semoga suka ya 😊
Jangan lupa vote dan komennya 😊

Tekadku dengan Akad [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang