Alasan Palsu

1.3K 80 0
                                    

Hari ini hari terakhir free class karena besok hari pembagian raport. Hari ini aku agak sibuk sejak tadi pagi untuk urusan rohis sampai aku lupa ada hal lain yang harus aku kerjakan. Aku melihat jam di pergelangan tanganku, menunjukkan sekarang sudah pukul 10 siang.

"Semoga sempat." gumamku berjalan menyusuri koridor aula, berniat untuk ke kelas.

Aku mengubah haluan, karena ternyata orang yang aku cari berada di aula dekat perpustakaan bersama Alex, Juna dan beberapa orang dari kelas lain.

"Aldo."

Pria itu menoleh saat aku panggil, namun hanya sesaat, dan juga dengan tatapan tak peduli.

Ada apa dengannya ?

"Aldo!" panggilku lagi setelah berada di dekatnya.

"Apa, Nis ?" Jawab Aldo dengan nada malas.

"Tumben lo nyamperin Aldo?" Celetuk Alex yang berada di samping Aldo.

Aku melengos tak menanggapi, "Anak-anak udah pada pulang belum ?"

"Gak tau." Jawab Aldo jutek.

Dia kenapa sih ?

"Aku cuma mau nyampein pesen Bu Rahma, kita beresin kelas buat acara besok." kataku menjelaskan maksud kedatanganku menghampirinya.

"Kenapa gak dari tadi pagi nyuruhnya ?" Tanya Juna mendekat kepadaku.

Aku meneguk ludah, merasa bersalah. Aku meringis tertunduk menatap mereka bertiga. "Maaf, lupa," kataku mencicit kecil, "tadi sibuk ngurusin ekskul."

Alex dan Juna ternganga, tapi Aldo beda sendiri. Ia melengos sesaat, lalu merunduk menatapku tepat.

"Sibuk ngurusin ekskul atau berduaan sama si Arif?"tanya Aldo pelan namun sangat dingin, seperti mengintimidasi.

Aku sedikit menganga dengan kening berkerut, tak mengerti apa dia maksud.

"Apa maksud kamu ?" tanyaku kepada Aldo yang masih menatapku.

Dia menegakkan tubuh, berpaling ke arah lain dengan membasahi bibir bawahnya, lalu menatapku kembali. "Harusnya lo bilang alasan sebenarnya dari dulu, gak usah pake alibi sok suci buat nolak gue!" Ucapnya yang dia tegaskan di akhir kalimat.

Aku tersentak.

Aku tak menyangka kalimat 'sok suci' akan aku terima dari dirinya.

Kalimat itu jauh lebih kejam dari kata 'kaya emak-emak' yang dia ucapkan dulu, apalagi dengan tatapan tepat dan kalimat dinginnya.

Rasanya seperti ada yang retak di dalam sana.

"Woy! lo ngomong apaan sih?" Tanya Alex menarik bahu Aldo, namun ia berhasil mempertahankan, dia tetap menatapku.

Aldo kini menatapku dalam, terlihat dia mengeraskan rahangnya, "Selamat atas kebebasanmu, Anisa."

Aku masih tak mengerti apa yang dia bicarakan, tenggorokanku rasanya tercekat karena ucapannya, aku berdehem memberanikan diri untuk menatapnya juga, "Ngomong apasih gak jelas."

"Sampein sendiri aja pesen dari Bu Rahma, gue sibuk."

Aldo melangkah pergi diikuti yang lainnya, meninggalkan aku sendiri yang masih tak berkutik.

***

Untungnya masih banyak anak-anak kelas yang masih berada di sekolah sehingga dengan cepat kami membersihkan kelas. Dan sampai sekarang Aldo bersama Alex dan Juna tak terlihat.

Aku harus mencarinya!!

"Put, Ndah, kalian kalo mau pulang duluan aja ya, aku ada urusan lain." kataku saat meraih tas dan hendak keluar.

Tekadku dengan Akad [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang