"Nis,"
Panggilan dari sebelah sana menghentikan kegiatanku dengan Putri dan Indah.
Tempat duduk kami belum berpindah, sehingga harus sedikit berteriak.
"Ya ?" Jawabku sembari melepaskan rengkuhanku dari Putri.
Arif berdehem, terlihat menahan tawa. Aku yang melihatnya mengernyit.
"Kayanya Aldo suka sama kamu deh."
Kami bertiga serempak melongo, dan adik kelas yang bersama Arif hanya memperhatikan.
"Maksud kamu ?" Tanyaku padanya.
"Kalian pengen tahu kan kemarin aku ngobrol apa sama Aldo ?" Tanya Arif kepada kami.
Kami saling pandang, mau bilang iya tapi malu.
"Kalau gak mau tau, aku gak jadi cerita."
"MAU !!"
Serempak kami mengatakannya, jelas tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.Arif menghembus napas pendek, lagi, dia terlihat menahan tawa.
"Ya udah cepet ceritain !" Pinta Indah.
"Intinya sih," Kata Arif mulai bercerita, kami dengan seksama mendengarkan.
"Dia itu cemburu kayanya sama aku. Dia nyangka kalo aku suka sama Anisa."
Deg.
Apa benar Aldo cemburu ? Bukannya jika seseorang hanya main-main tidak akan merasakan cemburu ? Atau mungkin ini hanya salah satu rencananya saja agar aku lebih percaya ?.
"Terus dia ngancem kamu gak ?" Tanya Putri antusias.
Arif tertawa, entah apa yang dia tertawakan.
"Ini bukan sinetron kali, Put," Ucapnya dengan berusaha menghentikan tawanya. "dan Aldo orangnya baik, maksudku bukan cowok yang tipe-tipe kaya gitu."
"Tapi.... sebaik apapun cowok tetep harus di hindari untuk menjaga diri dari maksiat."
"Kayanya, aku sering lihat kamu berdua sama Aldo." Kata Arif lagi.
Aku segera menggeleng dan mengibaskan tanganku beberapa kali, "Itu gak seperti apa yang kamu pikir,kok."
Arif tersenyum, namun senyumnya memiliki sebuah arti, "Emang menurut kamu, aku berpikir apa ?"
Eh ?
Aku tak bisa menjawab. Memang Arif akan berpikir apa ? Kenapa aku sok tahu begini sih.
"Kamu pasti mikir Chacha ada hubungan spesial sama Aldo, kan ?" Tanya Indah kepada Arif. Huft.. pertanyaan Indah menyelamatkanku.
"Sedikit." Jawabnya, namun tidak melihat kepada kami.
"Aldo emang suka sama Chacha," kata Putri yang membuat Arif kembali menatap kami dan berhasil mebuatku terkejut.
"tapi Chacha gak suka sama Aldo. Jadi kamu tenang aja. Insyaallah, kita bisa jaga hati supaya nggak kena virus itu."
Arif menghembuskan napas lega, dia tersenyum, "Alhamdulillah kalo gitu. Aku percaya kok sama kalian."
Aku hanya diam, tepatnya semenjak Putri berbicara.
"Eh, Rif," Panggil Indah, "kok Aldo bisa nyangka kamu suka sama Chacha ?"
Arif mengedarkan pandangannya, seperti sedang mengingat. "Kata Aldo kemarin gara-gara aku minjemin jaket waktu itu sama pas ngelarang Aldo buat anterin Anisa, dia pikir aku cemburu."
Mataku membulat sempurna ketika Arif membicarakan soal Aldo yang ingin mengantarku pulang, karena aku belum bercerita hal itu kepada Putri dan Indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tekadku dengan Akad [COMPLETED]
Teen FictionAnisa gadis SMA yang memegang teguh ajaran-ajaran agamanya, yaitu Islam. Dan salah satunya ia sangat menolak dengan hubungan yang marak di kalangan remaja, yaitu pacaran. Ia bertekad hanya dengan akad seseorang bisa memilikinya. Namun, di pertengaha...