Pada sepertiga malam ini aku berserah diri kepada Allah dan menumpahkan segalanya kepada-Nya. Aku berpikir kembali, mungkin benar kata Mamah bahwa ini ujian untukku. Dengan mengadahkan kedua tangan ke atas diatas sajadah ini aku memohon pertolongan."Ya Allah, jika ini memang ujian untuk Nisa dan Engkau mendatangkan dia untuk mengujiku maka Nisa memohon agar hati Nisa dikuatkan dari rayuan pemuda itu, dan kuatkanlah iman Nisa agar tidak mudah terkalahkan oleh hawa nafsu ini. Sungguh, Nisa takut dengan perasaan Nisa akhir-akhir ini, Nisa takut jika Nisa terkalahkan oleh hawa nafsu yang semu ini. Maka dari itu, Nisa memohon pertolongan dan perlindungan dariMu Ya Allah atas semua hal yang tidak baik untukku. Aamiin Ya Rabbal 'alamiin."
***
Ke esokan harinya aku tidak berangkat sekolah. Toh disekolah juga hanya di isi dengan pertandingan. Ya, itu hanya alasanku. Pagi ini setelah selesai mandi aku membaca buku di ruang keluarga.
"Cha, temenin abang, yuk !" kata kakaku yang kini telah duduk disampingku.
Kakakku ini sedang menjalani pendidikan semester 6 di salah satu universitas di Bandung, badannya tinggi tegap dengan wajah yang tampan. Sayang, dia masih single. Dan hari ini ia sedang berada dirumah."Kemana ?" tanyaku tanpa melihatnya karena terlajur mataku fokus kepada buku yang aku baca.
"Ke Mall. sekalian abang mau nyoba survei tempat juga."
aku menutup bukuku dan menatapnya dengan tatapan berbinar dan senyuman yang pastinya menjengkelkan menurut kakaku, "Jajanin makanan tapi ya." Pintaku dengan manja.
Kakak mengapit kedua hidungku dengan dua jarinya, "He bocah, makanan mulu pikirannya."
Aku meronta dan melepaskan hidungku dari tangannya. Aku mengalihkan pandanganku dan berpura-pura marah. "Ya udah kalo gak mau."
"Iya adikku sayang, "katanya dengan suara yang dipaksakan lembut. "Nanti di beliin jajanan."
"Nah gitu dong," ucapku semangat dan segera berdiri "Ayo !" ajakku kepada kakakku.
Kakaku mendelik."Soal makanan aja semangat bener."
"Mau dikasih jajanan gratis pasti semangat dong." kataku cerita dengan memperlihatkan barisan gigi putihku.
***
"Eummmmm.. ENAK !!" komentarku kepada eskrim yang sedang aku makan bersama kakakku di tempat makan disebuah Mall.
"Rasa semua eskrim itu gitu-gitu aja kali."
Aku mendelik mendengar komentar abangku. "Kalau iri beli aja gih."
"Heh, itu siapa yang beliin ?" kata kakaku sinis.
Yah namanya juga adik kakak pasti ada aja yang diributrin. Saat aku hendak membalas kembali pembicaraan kakaku terlihat ponselku bergetar dan menyala.
"Bentar, Bang." kataku kepada kakaku dan dengan meraih ponsel, "Ada chat nih."
Squad IPA 2
Aldo : Woy nanti jam 10 futsal kelas kita tanding sama 11 ipa 6
Alex : HARUS PADA NONTON !!
Aldo : Kalo gak dateng kita kecewa
Lolita : Iya bawel
Ajeng : Kita udah stanby dari tadi
Alia : oke
Juan : Yang lain mana woy ?
Widia : sans ealah, ntar juga nonton
Putri : iya nanti kita nonton
Lolita : kita pasti ngasih semangat untuk kaliaann !!
Sinta : semangaatt !
Alex : Awas lo semua ngomong doang
Dani : Awas lo semua ngomong doang (2)
Ajeng : yang main siapa aja
Aldo : Gue, Alex, Juna, Dani, sama Iki
Sinta : Bams gak ikutan ?
Juan : Dia entar basket sama yang lain
Sinta : ohh
Bams : perasaan kemarin semua udah tau deh perannya masing-masing_-
Sinta : hehe lupa
Iki : Pastiin semua nonton
Anisa : Maaf semuanya, kayanya aku gak bisa nonton
Putri : eh iya Cha, kok kamu gak ke sekolah ?
Aldo : kenapa ?
Juan : kenapa ? (2)
Indah : kenapa ? (3)
Anisa : Ada acara sama abangku
KAMU SEDANG MEMBACA
Tekadku dengan Akad [COMPLETED]
Teen FictionAnisa gadis SMA yang memegang teguh ajaran-ajaran agamanya, yaitu Islam. Dan salah satunya ia sangat menolak dengan hubungan yang marak di kalangan remaja, yaitu pacaran. Ia bertekad hanya dengan akad seseorang bisa memilikinya. Namun, di pertengaha...