Terkunci

1.4K 80 0
                                    

Setelah pelajaran PPKN selesai merangkum 1 bab diperpustakaan,  aku, Indah dan Putri tidak langsung ke kelas. Aku menahan mereka. Karena walau tugas selesai masih ada 20 menit sampai ke pelajaran selanjutnya.

"Gimana dong, Put ?" Aku berkata dengan frustasi, tidur menyampingkan kepala diatas tangan yang menempel ke meja.

"Kamu liat kemarin, kan ?" Kataku masih posisi kepala tertidur menghadap Putri, "Aldo udah mulai deketin aku lagi."

Putri menghadapku, menopang dagunya dengan sebelah tangan yang menyikut dimeja, "Tapi kamu gak suka dia, kan ?"

Aku tak langsung menjawab.

"Tapi, Put..." kataku lirih, "aku juga remaja, lagi masa pubertas. Mungkin sekarang aku gak suka. Tapi kalau dia keseringan ngasih perhatian terus.... aku takut."

"Aku juga bingung deh." Kata Indah memajukan diri karena berada di samping Putri, "Aldo pasti udah tau kamu itu gak mau pacaran, ngapain terus ngedeketin ?"

"Gini ya, Put." Aku berkata dan menengakkan diri, menyampingkan tubuh menghadap Putri sempurna. "Dia aja yang biasa sama kamu, kamu bisa suka. Apalagi aku ngadepin orang kaya Aldo, dia udah berapa kali deketin aku dengan sepikannya."

Putri melotot mendengar perkataanku, aku mencoba menahan tawa melihat pipinya sedikit merona.

"Apaan jadi bawa-bawa dia. Beda kasus ya !" Katanya tegas namun terlihat jelas dia menutupi saltingnya.

"Kan perumpamaan aja, Put." Kataku menciut kecil.

"Hadeuuhh.." itu Indah. Dia melengos panjang, "aku kok jadi ngerasa obat nyamuk ya."

"Bagus dong, Ndah." Kataku yang mendapat tatapan bertanya dari Indah dan Putri.

"Jadi kamu bisa bunuh nyamuk-nyamuk yang ngangguin kita. HAHAHAHahaha......." aku memelankan tawa di akhir karena melihat reaksi mereka yang biasa saja, "nggak lucu, ya ?"

"Udah ah, yuk ke kelas." Ajak Putri yang sudah berdiri bersiap untuk pergi.

Ih beneran gak lucu.

"Eeehh."
Aku menahan dengan memegang tangannya, "terus itu si Aldo gimana ?"

"Percaya deh. Nanti juga dia cape sendiri."

"Asal kamu kuat." Kata Indah menyambung.

Aku melepaskan tangan Putri, membiarkan dia keluar duluan. Indah mengikuti dan aku beranjak paling akhir.

Semoga saja.

***

"Baca buku terus nih, kenapa gak ke kantin ?"

Aku mendongak, terlihat Sinta di depanku, lalu ia berjalan dan duduk disamping.

"Insyaallah lagi puasa." Jawabku disertai senyuman.

"Gimana sama Aldo ?"

"Hm ?"

Aku menutup buku, menyimpannya ke kolong meja. Tak berbicara lagi karena sepertinya Sinta akan meneruskan pembicaraannya.

"Dulu gue emang sempet suka sama Aldo," Sinta mulai berkata, dia cengengesan. "tapi sekarang, kayanya hati gue beralih sama yang lain."

Aku menatapnya bingung, namun aku tidak kaget saat dia bilang suka sama Aldo, udah keliatan dari sikapnya.

Beralih hati ?

"Jadi becandaan mereka itu beneran ?" Tanyaku menyinggung soal akhir-akhir ini anak-anak kelas sering menggoda Sinta dengan Juna.

Sinta mengangguk kecil dan terlihat pipinya merona.

"Udah jadian ?"

Sepertinya pertanyaanku salah, wajah Sinta tiba-tiba mengeruh.

Tekadku dengan Akad [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang