"Anisa ?"
Panggilan dari suara beratnya dengan terdengar sangat khawatir membuat wajahku merekah.
"Arif !" Aku sedikit berteriak dan maju beberapa langkah, Arif juga melangkah masuk.
Aku gak bisa ngeluarin kata selain itu. Terlalu bahagia melihat pintu itu terbuka.
Langkah Arif terhenti saat menoleb kesebelah kanan saat merasa ada sosok keberadaan lain, "Loh ? Aldo ?"
Arif kemudian melirikku, dia seperti bertanya lewat tatapannya.
"Eung... Aku ke kunci berdua sama Aldo." Kataku mencicit kecil dan memainkan jari.
Gimana kalo Arif salah paham ?
"Kok bisa ?" Tanya Arif yang dengan tatapan tak terbaca.
Bahuku melemas, turun begitu saja. "Ada yang jail. Gak tau siapa." Kataku dengan mengendikkan bahu.
"Ekhem."
Aldo kok doyan ngedehem sih kalo ada Arif ?
"Sebenernya lo gak perlu kesini." Katanya dingin dengan memasukkan kedua tangan ke saku celana.
Aku menatapnya heran. "Kok malah ngomong gitu ?" Aku berkata agak meninggikan suara.
"Emang iya kan ?"
Aldo menatapku tepat, "tadi gue udah saranin buat lewat jendela, tapi lo nolak."Aldo mengalihkan pandangannya kepada Arif. Menatap tak suka pria disampingnya. "Dan mahal manggil dia."
Tuhkan mulai. Aldo beberapa kali pasang muka tidak bersahabat dengan Arif.
Apa dia bener-bener cemburu ?
Ah nggak. Ceweknya banyak gitu.
Arif menggaruk tengkuknya, memberikan tatapan rasa bersalah kepada Aldo, "Maaf, Do. Gue gak tau lo disini. Dan gue cuma ngebantu Anisa yang minta tolong."
"Hm-"
"Ih, Rif!"
Aku menatap Arif merasa tak enak, lalu menatap Aldo tajam karena perkataannya. Lalu menatap Arif kembali, "Gak usah minta maaf."Aku melihat jam dipergelangan tanganku. Tersadar sudah sangat sore.
"Rif. Makasih ya udah nolongin." Ucapku yang di angguki Arif.
"Eumm..." Arif melirik aku dan Aldo bergantian. "Memding kita pulang sekarang. Sekolah juga udah lumayan sepi."
Pas banget. Emang aku juga mau pulang sekarang.
"Ah iya bener. Ayo!"
Aku berjalan lebih dulu. Lalu di ikuti Aldo dan Arif.
Aldo berjalan cepat dan menyamakan langkahnya denganku."Pulang bareng gue, ya ?"
Aku tersentak. Menoleh kepadanya namun tetap berjalan. Kemudian kembali fokus kedepan. "Aku bawa motor sendiri." Ucapku tegas kepadanya.
Terdengar helaan napas dari Aldo. Namun aku tak peduli.
Sampai depan tempat parkiran aku tersadar.
Arif ?
Aku menoleh ke belakang. Karena sepertinya dia tidak ada. Karena dalam perjalanan dari kelas dia tidak bersuara.
"Nyari siapa ?"
Lah dia masih ada ?
Kepada Aldo masih aja ngekorin sihh ???!!
"Sana pulang!" Aku mengusirnya dengan ketus.
"Cari siapa ?" Tanya nya mengulang.
Aku hanya merapatkan bibir. Enggan menjawab
Sampai beberapa detik kemudian Arif terlihat menuruni tangga.
Aku hela napas lega.
Kok bisa sih sampe lupa dan ninggalin ?
"Dih, ternyata dia."
"Diem!" Aku peringatkan Aldo, malas mendengarnya nyerocos terus.
"Kok belum pulang ?" Tanya Arif saat sudah dekat.
"Makasih ya udah nolongin."
Aku bukan berusaha untuk bersikap manis. Tapi secara naluri aku mengatakan itu dengan senyum terukir. Wajar bukan jika saat kalian berterima kasih dengan sebuah senyuman ?
"Iya sama-sama ?"
Aku melirik Aldo, ku kira dia akan berterima kasih juga. Tapi nyatanya dia mengalihkan wajah ke arah lain.
Gak tau terima kasih.
"Pulang sama siapa, Nis ?"
Arif kembali bertanya setelah beberapa detik terjadi keheningan."Sama--"
"Sendiri. Aku bawa motor."
Aku udah duga apa yang akan Aldo bilang sehingga aku cepat memotongnya.
Heran. Tadi malingin muka, pas Arif nanya gitu cepet jawabnya.
"Aku pulang duluan ya, Rif. Assalamu'alaikum."
Aku berbalik dan beranjak pergi, sampai suara dia terdengar berteriak. "Iya emang ada Arif aja disini. Sampe pamit juga sama dia doang!"
Bodo amat.
Hingga saat aku sudah di depan motorku aku kembali tersadar akan ucapan Aldo tadi di kelas.
Kenapa harus Arif ?
Padahalkan aku bisa telpon Indah atau temen cewek yang lainnya.
Kenapa saat panik tadi hanya Arif yang terlintas untuk dimintai pertolongan ?
***
Maaf ya update kali ini sangat pendek huhuhu
Karena beberapa hari ini aku emang agak sibuk. Tapi karna gak mau ninggalin tanggung jawab jadi cuma bisa segini. 😔
KAMU SEDANG MEMBACA
Tekadku dengan Akad [COMPLETED]
Teen FictionAnisa gadis SMA yang memegang teguh ajaran-ajaran agamanya, yaitu Islam. Dan salah satunya ia sangat menolak dengan hubungan yang marak di kalangan remaja, yaitu pacaran. Ia bertekad hanya dengan akad seseorang bisa memilikinya. Namun, di pertengaha...