"Hey !" Panggilnya kepada kami dengan menepuk pelan meja kami.
Aku hanya melirik lalu kembali fokus dengan makananku.
"A-ada apa ?" Tanya Widia gugup.
"Eh, harusnya itu pertanyaan gue." Jawab Aldo, "Kalian yang ada apa dari tadi ngeliatin terus ?"
Skakmat.
Mendengar pertanyaan itu aku melirik dari sudut mataku bagaimana ekspresi Widia dan Tiara. Dan berhasil mereka dibuat diam.
"Eh, kepedean banget kamu." Sanggah Widia, "ngapain kita ngeliatin kamu."
"Gue ngerasa kali, gue juga liat dari sudut mata gue." Balas Aldo.
Arif berdehem, membuat kami semua sedikit terkejut dan meliriknya, "gue balik duluan ya, Do."
"Bentar," tahan Aldo, "urusannya kan belum selesai."
Mendengar perkataan Aldo menarik perhatianku untuk mendengarkan namun dengan tetap hanya melirik dari sudut mataku.
Arif menghembuskan napas, terlihat lelah, "Percaya sama gue, gak ada apa-apa." Ucapnya yang entah kenapa saat mengatakan 'gak ada apa-apa' dia melirikku sebentar dan membuatku terkejut merasa tertangkap basah karena melirik mereka juga.
Aku segera mengalihkan perhatian dan meminum ice tea untuk menutup kegugupanku.
"Emang kalian ada urusan apa ?"
"UHUK UHUK." Pertanyaan dari Tiara yang menyelidik itu membuatku tersedak. Padahal aku tahu pertanyaan itu bukan untukku.
"Lho, Cha, kenapa ?" Tanya Putri yang berada di sampingku.
Semuanya mengarah kepadaku, membuatku sedikit gugup, "Eng,nggak, kok."
Dan terlihat Aldo seperti senyum tertahan melihat kelakuanku.
Ada apa dengannya ?
Ponselku bergetar, aku merogohnya yang berada di saku rok. Wajahku merekah membaca pesan yang masuk.
"Rif, " panggilku,"kamu pergi aja gapapa, ini di cariin sama Ibu Aisyah."
"Lho, kok ke elo, Nis, bilangnya ?" Tanya Aldo heran.
Aku mengernyit, namun kemudian paham maksud pertanyaannya. Aku melengos, "di grup chat Rohis."
"Kamu cek aja, Rif." Titahku kepadanya.
Arifpun mengecek ponselnya, "Iya bener. Aku duluan ya semuanya." Pamitnya kepada kami.
Kami semua mengangguk. Kecuali Aldo, dia terlihat ingin menahan, namun tak bisa.
"Urusannya sama Ibu Aisyah lebih penting daripada urusan sama kamu." Kataku menyindir tanpa melihatnya.
"Emang lo tau apa urusan gue sama Arif ?" Tanya Aldo kepadaku.
"Emang urusannya apa ?" Tanya Widia. Untunglah dia bertanya. Jadi aku tidak perlu menjawab pertanyaannya.
"Ini urusan cowok. Kalian gak perlu tau." Jawabnya dengan pelan namun penuh penekanan.
Aldo berbalik dan berjalan meninggalkan kami semua dengan rasa penasaran.
Setelah kepergian Aldo, Widia memajukan diri yang membuat kami secara naluri mengikutinya sehingga seperti orang-orang sedang berunding.
"Tuh kan ! Aku makin penasaran aja deh." Ucap Widia.
"Mencurigakan tau ihh!" Kata Tiara dengan wajah penasarannya.
Putri menipiskan bibir dan seperti berpikir, "Aku juga jadi penasaran deh."
"Mau cari tau ?" Tanya Anita yang membuat semuanya merekah seperti menemukan sebuah ide.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tekadku dengan Akad [COMPLETED]
Teen FictionAnisa gadis SMA yang memegang teguh ajaran-ajaran agamanya, yaitu Islam. Dan salah satunya ia sangat menolak dengan hubungan yang marak di kalangan remaja, yaitu pacaran. Ia bertekad hanya dengan akad seseorang bisa memilikinya. Namun, di pertengaha...