"pizza, kamu dan saya. mereka hanya menonton saja."
Bel pulang sekolah baru saja berbunyi nyaring, tapi sudah banyak siswa yang berhamburan keluar gedung sekolah, begitupun Aileen dan Darren. Mereka sudah ada diparkiran sekolah, beruntung jam terakhir Bu Lisa hanya memberi tugas, jadi Darren dan Aileen bisa siap-siap pulang dari sepuluh menit sebelum bel pulang.
"Mau makan pizza nggak?" tanya Darren setelah memasangkan helm dikepala Aileen.
"Mauuuu!"
Darren tertawa kecil, lalu memakai helm untuk diri sendiri.
"Yaudah ay-"
"Hai Darren!"
Darren dan Aileen sontak menoleh. Ditemui mereka Nara yang sedang tersenyum sambil melambaikan tangan.
Aileen memperhatikan gerak-gerik dan juga ekpresi wajah Nara yang kelihatan gembira sekaligus gugup itu. Kelihatan sekali bahwa Nara memang suka pada Darren.
"Kenapa lagi? mau payungin gue lagi?" sahut Darren.
"Ha? enggak hehe, gue mau hati-hatiin lo aja," sahut Nara, lalu menyelipkan rambutnya kebelakang telinga.
Aileen tertawa kecil. "Makasih Nara udah hati-hatiin Darren. Darren balik dulu ya sama gu-"
"Nara kamu Abang cari- Eh Aileen, Darren? loh kalian kenal sama Nara?"
Aileen dan Darren saling melirik.
"Loh bentar kok Abang bisa kenal sama mereka? Oh! jadi cewek yang kemarin Abang nggak sengaja tabrak itu Aileen?" sahut Nara lalu menaikan kedua alisnya menunggu jawaban Adnan.
"I-iya, Aileen orangnya,"
"Yaampun emang deh bener sempit bumi tuh,"
Aileen dan Darren kembali saling lirik lagi.
"Mmm... Jadi Nara ini adik gue Ai, Ar." ucap Adnan.
Aileen dan Darren sedikit terkejut mendengarnya. Benar sih, bumi itu sempit.
"Hai, oh iya belum kenalan, gue Nara, lo Aileen kan?" ucap Nara, tersenyum sambil menjulurkan tangannya.
Aileen menyambut tangan Nara. "Iyaa, Aileen." Lalu tersenyum.
"Yaudah. Gue sama Aileen duluan ya kita mau makan,"
"Eh makan dimana Ar? gue sama Bang Adnan juga mau makan nih? bareng boleh kali, biar kita makin kenal satu sama lain," Darren, Aileen dan juga Adnan menatap Nara. "Maksudnya kita berempat." Nara tersenyum lebar.
Aileen sebenarnya ingin sekali bilang tidak. Dia tidak mau Nara ini dekat-dekat dengan Darren.
"Kita mau makan pizza, emang kalian mau makan pizza juga ya?" sahut Aileen.
"Ih Iya! serius kebetulan banget!" sahut Nara, menyahuti ucapan Aileen tapi matanya menatap Darren.
Darren berdecak dalam hati. Kenapa bisa sama begini sih? Kenapa juga Nara tiba-tiba harus muncul? Darren kan maunya hanya makan pizza berdua dengan Aileen, bukan berempat, apalagi ada Adnan, Darren tidak rela kalau nanti Adnan curi-curi pandang dengan Aileen.
"Iyaa sih kebetulan banget, soalnya tadi aku emang ngajakin Nara buat makan pizza," sahut Adnan lalu tersenyum.
"Yaudah kalo gitu, kita jadi ya makan berempat? yuk-yuk! Gue sama Abang ambil mobil dulu ya, kita ketemu digerbang! daah!" ucap Nara memutuskan sendiri, lalu membawa Adnan pergi dari sana mengambil mobilnya.
Aileen mengembuskan nafas, baru pertama kali ketemu dengan Nara saja dia sudah dibuat tidak suka. Aileen bahkan tidak rela kalau Nara yang suka juga pada Darren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Teen FictionMungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri lebih dari seharusnya. Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang patah hati. Mungkin cerita kita hanyalah salah...