"mereka berjalan, dengan perasaan yang belum pernah sebahagia ini."
Pagi ini Darren sudah siap dengan satu koper besar yang sudah dimasukkan ke dalam taksi.
Leta memeluk Bi Juju dengan sangat erat, mengucapkan terimakasih dan hati-hati dengan air mata yang sedikit berlinang.
Setelah itu Darren masuk, duduk di depan samping Pak Supir, sedangkan
Bi Juju sudah duduk di belakang dengan senyaman-nyamannya.Kemudian taksi mulai beranjak dari sana setelah Leta melambaikan tangan.
Darren melirik Bi Juju yang sedang menghapus air mata. Darren harap Aileen ada disini bersamanya.
Taksi terus melaju melewati beberapa rumah, dan tak sengaja sebuah mobil yang ada Adnan didalamnya.
Adnan ingin pergi kerumah Darren. Dan ketika sampai, Leta keluar, Adnan menyalimi Leta yang langsung mengatakan kalau Darren sudah pergi dari tadi bersama Bi Juju menuju bandara.
Adnan mengucapkan terimakasih, lalu pergi dari sana. Dia langsung meluncur menuju apartemen Aileen.
Setelah memarkirkan mobilnya, Adnan langsung berjalan menuju lift, lalu tak lama sampai dilantai empat gedung apartemen ini.
Dia berjalan hingga sampai di depan kamar nomor 117 tempat dimana Aileen singgah saat ini.
Adnan menelfon Aileen dan bilang kalau dia sudah ada didepan.
Aileen yang sedang mencuci muka buru-buru membasuh mukanya lalu melangkah untuk membukakan pintu karena hari sabtu ini Vanka tetap bekerja.
Adnan tersenyum. Aileen ikut tersenyum.
"Kenapa Nan? ada yang mau diomongin?" tanya Aileen.
Adnan menelan saliva.
"Kamu ganti baju ya, kita susul Darren," sahut Adnan.
Aileen mengernyitkan dahi "Emangnya Darren mau kemana?"
"Darren pergi ke bandara, Ai cepetan gantu baju ya, aku nggak mau semuanya terlambat,"
Aileen yang mendengar kata bandara langsung membulatkan mata "Ta—tapi emang Darren mau kemana? nggak ada omongan apa-apa dan Mama Leta juga,"
"Kamu yakin Tante Leta nggak ngomong apa-apa ke kamu?"
Aileen terdiam beberapa detik. Dia ingat, dari kemarin dia belum sempat mengisi kuota internet yang habis karena membuka youtube mendengarkan lagu-lagu patah hati.
"Gue lupa, kuota gue abis."
"Yaudah sekarang kamu ganti baju kita susul Darren,"
"Tapi emang Darren mau kemana?"
"Aileen kalo udah berhubungan sama bandara, berarti perginya jauh. Udah ya kamu sekarang cepet ganti baju, aku tunggu disini oke?"
Aileen mulai khawatir, Adnan benar. Kalau Darren sampai pergi ke bandara, tidak mungkin kan itu berarti Darren hanya ingin pergi ke mall terdekat?
"Okee, iyaa tunggu sebentar," sahut Aileen, kembali ke dalam berjalan menuju kamarnya lalu keluar seraya memakai sepatu kirinya.
Dia mengunci pintu lalu mulai melangkah menuju dimana mobil Adnan terparkir.
Setelah siap didalam mobil, Adnan mulai menginjak pedal gas. Menjalankan mobilnya menuju bandara.
Aileen mengigit jarinya khawatir gelisah, Darren sebenarnya pergi kemana?
"Nan tadi lo kerumah? terus lo nggak tanya sama Mama Leta Darren pergi kemana?" tanya Aileen dengan nada khawatir.
Adnan melirik Aileen "Enggak Ai, aku nggak kepikiran,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Teen FictionMungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri lebih dari seharusnya. Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang patah hati. Mungkin cerita kita hanyalah salah...