"saya akan berpura-pura sampai kamu yakin kalau memang saya benar baik-baik saja."
"Nah akhirnya turun juga Aileen'nya Mama! ayuk-ayuk kita makan malam yuk!" sapa Leta yang sedang menyiapkan piring untuk makan malam.
Aileen tersenyum "Iyaa Ma," ucapnya lalu duduk ditempat biasa.
Leta terdiam beberapa detik, suara Aileen terdengar lemas. Dia memerhatikan wajah Aileen. Matanya sedikit sembab seperti habis menangis "Aileen kamu habis nangis Nak?"
Aileen yang sedang menatap piring spontan menoleh lalu menaikan kedua alisnya. Bagaimana bisa Leta bertanya seperti itu? perasaan tadi Aileen sudah berkaca lima kali untuk memastikan bahwa sembab dimatanya sudah berkurang karena menangis.
Aileen menelan saliva seraya menggaruk tengkuknya "Ah mmm, iyaa aku nangis tadi nonton film titanic Ma, sedih banget hehe." sahut Aileen lalu cengengesan, dalam hati meminta maaf karena tidak bisa menceritakan yang sebenarnya pada Leta.
Leta tertawa kecil lalu mengusap kepala Aileen "Mama pikir kamu nangis karena apa uh dasar," ucapnya lalu muncul Darren dibelakang yang langsung duduk dikursi depan Aileen.
Aileen membuang nafas, dia harus tegar. Dia harus bisa. Iya, dia pasti bisa.
Aileen mendongakkan kepalanya lalu tersenyum pada Darren.
Darren menatap Aileen lalu membalas senyuman itu tipis. Darren diam-diam memperhatikan mata Aileen yang terlihat sedikit sembab. Apa Aileen menangis? kalau benar, apa yang membuat Aileen menangis? siapa yang berani membuat Aileen menangis? apa Aileen menangis karena rindu pada kedua orangtuanya? tapi bukakah biasanya Aileen akan cerita atau bilang padanya kalau Aileen sedang merasa begitu?
"Heh bengong aja, ayuk pimpin doa," ucapan Leta berhasil membuat Darren tersadar dari pikirannya.
Bi Juju tersenyum lalu duduk disamping Aileen.
Aileen menoleh lalu tersenyum sambil mengusap bahu Bi Juju.
"Iyaa, bismillah..."
Makan malam terjadi seperti biasa, setelah selesai Aileen juga tetap membantu Bi Juju mencuci piring. Walaupun setelah itu Aileen memilih pergi ke kamar daripada ikut menimbrung Darren yang sedang duduk menonton televisi.
Darren menatap punggung Aileen yang lama-lama hilang karena naik ke atas kamar.
Pikirannya jadi tidak enak. Apakah sesuatu terjadi pada Aileen?
Darren mengambil ponselnya mengetikkan sebuah pesan yang dia kirim untuk Adnan.
Lo sama Aileen baik-baik aja kan?
Baik Ar, emangnya kenapa?
Darren hanya membaca balasan dari Adnan tanpa berniat membalasnya.
Dia perlahan melangkah menaiki tangga meninggalkan televisi dan cemilan keripik singkong untuk pergi menemui Aileen. Barangkali Aileen membutuhkan dirinya untuk ada disana, iyakan?
Darren mengetuk dua kali pintu kamar Aileen.
Membuat Aileen yang sedang membaca notifikasi direct message dari Adnan menoleh, lalu menaruh kembali ponselnya tanpa berniat untuk membuka apalagi membalas pesan itu.
Aileen melangkah, membuka pintu lalu terdiam menatap Darren.
"Eh, haha kenapa Ar?" ucap Aileen setelah tersadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Roman pour AdolescentsMungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri lebih dari seharusnya. Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang patah hati. Mungkin cerita kita hanyalah salah...