"Hati saya lagi-lagi patah karena menyayangimu."
Senyum Nara terus mengembang sepanjang perjalanan, walaupun ini bukan pertama kali, tapi rasanya ini lebih istimewa, karena Darren sendiri yang mau mengantarnya.
Ah, Nara tidak bisa mendeskripsikan perasaannya saat ini, yang jelas bahagia dan gugup berkumpul menjadi satu.
Darren melirik Nara dari kaca spion, harusnya Aileen yang dia lihat dari kaca itu, bukan Nara.
"Mmm... Darren," panggil Nara, setelah mengumpulkan nyalinya.
Darren berdeham.
"Ma—mau makan dulu nggak?"
Darren terdiam beberapa detik, tidak menjawab. Kalau dia mengiyakan ajakan Nara, berarti dia akan lebih lama berduaan dengan Nara. Darren tidak mau.
Tapi, bagaimanapun, dia harus mencoba, bukankah dia yang sudah memulai semua? bukankah dia yang sudah menumbuhkan harapan besar pada Nara sehingga Nara berani mengajaknya untuk makan terlebih dahulu sebelum mengantar pulang?
Darren menghembuskan nafas "Iya, boleh."
Nara yang mendengar jawaban Darren langsung tersenyum lebar, andai bisa Nara berteriak, mungkin Nara sudah melakukan itu saking gembiranya.
"Mau makan dimana?" tanya Nara lembut.
"Terserah lo,"
Nara berpikir sebentar, dia dan Darren harus makan ditempat yang tepat.
"Mmm... makan dimsum tujuh belas mau nggak?"
"Iya mau."
"Yaudah kita makan disitu aja ya,"
Darren hanya berdeham lagi, lalu menjalankan vespanya menuju sebuah restoran kecil dimsum 17.
Tak lama sampailah mereka, Nara turun lalu membuka helm. Dia memberinya pada Darren setelah Darren turun dari vespa.
Kemudian mereka masuk ke dalam sana, mengambil kursi nomor dua puluh tujuh yang terdapat empat kursi.
Darren duduk, Nara disampingnya.
"Selamat sore, ini buku menunya, silahkan sebutkan yang mau dipesan nanti saya yang catat," ucap si pelayan yang baru saja datang menghampiri.
Nara tersenyum seraya mulai membuka buku menu, sedangkan Darren melepas tasnya.
"Aku mau dimsum ayam satu sama minumnya jus jeruk aja, lo mau apa Ar?" ucap Nara.
Darren menoleh "Samain aja," ucapnya.
Pelayan tadi tersenyum "Berarti pesanannya dua dimsum ayam sama dua jus jeruk ya?"
Nara mengangguk.
"Okee, silahkan ditunggu," ucap pelayan tadi lalu berjalan menjauh dari sana.
Nara merapikan rambutnya lalu melirik Darren yang tengah memainkan ponsel.
Nara tersenyum lalu melihat ke arah pintu dan terkejut karena mendapati Adnan dan Aileen yang baru saja masuk ke dalam restoran ini.
"Abang, Aileen!" seru Nara, membuat Darren beralih dari ponselnya. Menatap kemana arah mata Nara, dan menemukan Aileen dan Adnan yang tersenyum ke arah mereka.
Aileen menelan saliva, lalu berjalan bersisian menuju Nara dan Darren yang sedang menatap mereka.
"Kok bisa ketemu gini sih?" ucap Nara saat mereka sudah duduk.
Darren terdiam, menatap Aileen yang duduk dihadapannya.
"Iyaa haha mendadak juga tadi, abang ajakin Aileen makan dimsum,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Teen FictionMungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri lebih dari seharusnya. Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang patah hati. Mungkin cerita kita hanyalah salah...