"maaf, tapi kadang sikapmu membuat saya lupa kalau kita hanya sebatas sahabat baik."
Adnan menggaruk kepalanya. Sedaritadi pikirannya mengalir Aileen dan Aileen."Apa gue deketin Aileen aja?" ucap Adnan pada diri sendiri.
"Tapi emang Aileen bisa suka sama gue?"
Adnan menggaruk kepalanya lagi.
"Abangggg!" suara Nara terdengar jelas dari balik pintu.
"Masuk Ra,"
Nara memamerkan senyumnya pada Adnan seraya masuk ke dalam lalu duduk dipinggir tempat tidur.
"Abang gimana tadi ngedate'nya sama Aileen?" tanya Nara lalu menaikan turunkan alisnya seraya tersenyum, menggoda Adnan.
Adnan yang melihat itu tertawa "What are you talking about? siapa yang ngedate coba haha? orang tadi Abang cuma temenin Aileen ke toko buku," sahutnya.
"Iyaa tapi kan berduaan. Hampir-hampir lah ya kaya ngedate. Abang deg-degan nggak? ada sesuatu apa gitu yang terjadi antara abang sama Aileen?"
Adnan mengernyitkan dahinya, lalu tersenyum setelah ingat kejadian saat Aileen yang hampir jatuh karena ada anak kecil yang tidak sengaja menyenggolnya.
Nara menaikan satu alisnya "Cieeeee kan senyum-senyum gituuuu!" serunya seraya menyenggol lengan Adnan.
"Shh apasih kamu? emang kalo abang senyum kenapa?"
"Ih senyum-senyum gitu artinya ada sesuatu pasti ya kan?!"
"Haha apasih ini anak."
"Hmm... atau jangan-jangan abang sebenarnya udah mulai sadar kalo abang itu suka sama Aileen. Ya kan?!"
Adnan menatap Nara, kenapa tebakan Nara bisa benar begini?
Adnan menatap ke depan "Kalaupun emang iya, abang masih ragu Aileen bisa ngerasain yang sama kaya abang atau enggak." ucapnya sambil melirik Nara sekilas.
Nara yang mendengar itu merasa senang. Secara tidak langsung abangnya ini membenarkan ucapannya yang tadi kan? berarti abangnya ini benar suka pada Aileen kan?
Nara tersenyum.
"Coba deh gini. Abang sekarang kirim pesan ke Aileen. Abang punya kontaknya kan?"
Adnan merubah posisi duduk jadi menghadap Nara "Kirim pesan apa? Biar apa juga?"
"Biar nanti kita jadi tau, ada kemungkinan Aileen itu juga suka sama abang atau enggak."
"Emang bisa cuma dengan kirim pesan ke Aileen?"
"Ih bisa!—nih ya, kalo Aileen balesnya cepet, artinya dia emang udah nungguin abang buat ngechat dia, apalagi kan tadi kalian abis pergi berdua gitu. Nah kalo dia balesnya lama, berarti dia emang nggak ada kemungkinan bisa punya rasa yang sama kaya abang." oceh Nara.
"Itu teori darimana? akurat? gimana kalo Aileen balesnya cepat emang karena lagi pegang handphone aja?"
Nara menghembuskan nafasnya "Nih ya, aku sih ya sebagai cewek, kalo ada cowok yang ngechat aku dan aku nggak suka. Mau aku lagi pegang handphone atau enggak. Chat itu nggak akan aku bales. Tapi kalo ada cowok yang ngechat aku dan aku suka, mau aku lagi pegang handphone atau enggak, tetap aja chat itu akan aku bales!"
Adnan menaikan satu alisnya "Gimana kalo Aileen beda? gimana kalo Aileen nggak suka sama abang tapi tetap bales cepat karena emang udah kenal sama abang?"
Nara memasang wajah berpikir. Adnan ada benarnya juga, ada beberapa tipe wanita seperti itu.
Ah tapi tidak! dia harus membuat Adnan yakin untuk mendekati Aileen. Karena dengan begitu waktu berdua Aileen dan Darren akan berkurang. Aileen akan punya waktu lebih banyak dengan Adnan daripada Darren. Dan yang pasti pada saat itu, Nara akan muncul untuk Darren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Teen FictionMungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri lebih dari seharusnya. Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang patah hati. Mungkin cerita kita hanyalah salah...