cerita kita - bagian 39

7.8K 535 8
                                    

"mungkin nanti memang kita akan terbiasa seperti ini."

Bell istirahat senin ini langsung di terima dengan kasih sayang, sebagian besar siswa langsung menyerbu kantin ingin membeli makan karena tadi pagi kebanyakan belum sempat sarapan.

Aileen keluar kelas bersama Darren. Tak lama datang Nara membawa sebuah kotak makan dengan senyum penuh makna.

"Hai Ar! gue bawa bekel buat lo nih, dimakan ya!" ucap Nara seraya menyodorkan kotak makan tadi.

Darren terdiam beberapa detik. Sampai tiba Adnan di samping Nara, Darren langsung mengambil kotak makan itu, lalu meraih tangan Nara dengan tangan kirinya "Gue sama Nara duluan!" ucap Darren lalu melangkah menggandeng Nara yang menahan degup jantung setengah mati.

Adnan sontak menatap Aileen.

Aileen yang sadar langsung tersenyum untuk Adnan "Nggak kenapa-napa kok." sahutnya dengan hati yang sebenar-benarnya merasa cemburu.

Adnan berusaha ikut tersenyum walaupun dia tahu tidak mungkin Aileen baik-baik saja.

"Yaudah ke kantin yuk," ajak Adnan.

Aileen mengangguk pelan lalu mereka berjalan bersisian.

Darren dan Nara duduk dibangku kantin paling pojok, hanya ada dua bangku. Jadi saat Aileen dan Adnan masuk, mereka tidak duduk di satu meja.

Nara membuka kotak makan yang berisi nasi goreng buatan Mama-nya. Sedangkan Darren diam-diam memperhatikan Aileen yang duduk berdua disana dengan Adnan.

"Nih Ar, ayuk makan, yang masak Mama gue loh, enak, nggak ada bandingannya!" seru Nara, seraya menyerahkan sendok berwarna biru yang senada dengan kotak makan ke hadapan Darren.

Darren yang masih memperhatikan Aileen buru-buru menoleh pada Nara lalu tersenyum "Makasih, gue makan ya." ucapnya seraya meraih sendok itu, lalu mulai melahap nasi goreng yang di bawakan Nara.

Nara tersenyum lebar melihat Darren memakan bekal yang dia bawakan. Apalagi sekarang mereka hanya berdua. Rasanya seperti sedang pacaran saja!

"Eh lo makan juga dong, nih." ucap Darren.

"Suapin dong," sahut Nara.

Darren terdiam beberapa detik. Dia menoleh kanan-kiri lalu mau tak mau menyuapi Nara.

Nara senang bertubi-tubi, Aileen yang melihat itu cemburu bertubi-tubi.

"Ai nggak usah diliatin, nanti kamu—"

"Enggak kok gue nggak ngeliatin Darren—eh," Aileen menutup mulutnya.

Adnan tersenyum "Nggak kenapa-napa. Tapi kan Darren lagi berdua sama Nara, jangan diliatin, nanti kamu sakit sendiri." sahutnya, dengan hati sendiri yang cemburu karena tahu Aileen masih saja memperhatikan Darren walau ada dia dihadapannya.

Aileen mengangguk, kembali memakan siomaynya walaupun tetap saja sesekali masih melirik Darren dibelakang sana.

"Nanti pulang sekolah sama aku atau Darren?"

"Sama kamu," sahut Aileen lalu terdiam beberapa detik "eh anjir kebawa gue sumpah jadi kamu-kamu gitu, maksudnya sama lo,"

Adnan tertawa kecil.

Aileen tersenyum canggung "Mmm... lagian paling nanti Darren baliknya sama Nara,"

"Aku bisa kok bilang ke Nara untuk balik sama aku aja,"

"Eh nggak usah. Gue mau balik sama lo aja, lo nggak kerepotan kan?"

"Enggak lah, aku kan sayang sama kamu jadi nggak kerepotan," ucap Adnan dengan sangat enteng, lalu kembali memakan es buahnya.

Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang