"haruskan semua terjadi bersamaan seperti ini? haruskah saya meninggalkanmu setelah menyakitimu?"
Pagi ini setelah sarapan, Aileen berangkat bersama Darren, setelah mereka sama-sama bilang bahwa tidak dijemput dan menjemput.
Aileen naik lalu Darren menjalankan vespanya.
Di dalam perjalanan, Aileen lebih banyak diam. Terlibat berbeda, Darren bisa merasakan. Semalam Aileen bilang bahwa dia hanya merasa sedih karena Leta sakit tapi kenapa Aileen masih terlihat sedih pagi ini sedangkan Leta sudah kembali bugar?
Darren kembali fokus ke jalanan, dia ingin sekali bertanya namun entahlah, rasanya ada satu tembok besar dihatinya yang membuat dia tidak bisa bertanya.
Selang beberapa menit. Mereka sampai.
Aileen turun lalu melepas helm dan memberinya pada Darren.
Darren juga ikut turun setelah menaruh helm. Dia kemudian membuka helmnya lalu menaruhnya di kaca spion seperti biasa.
Setelah itu mereka berjalan bersisian menuju kelas. Aileen kembali duduk bersama Sarah, dan Darren kembali duduk bersama Kiki.
Pelajaran jam pertama berlangsung seperti biasa hingga jam-jam berikutnya, hingga jam istirahat tiba.
Darren menghampiri Aileen, mengajak Aileen untuk pergi ke kantin. Namun Aileen menolaknya. Aileen bilang ingin di kelas saja menyelesaikan tugasnya yang sedikit lagi selesai. Oleh karena itu Darren berjalan sendirian menuju kantin.
Darren menoleh ke kanan kiri. Tidak menemui Nara. Tadi saat melewati kelas Nara, dia juga tidak menemui Nara. Padahal niatnya dia ingin sekali menemui Nara, mengajak Nara bebicara mengenai kejadian semalam.
Darren menghembuskan nafas. Lalu memilih untuk memesan es jeruk, kemudian kembali lagi ke dalam kelas.
Selang lima belas menit bel kembali berbunyi, menandakan jam istirahat telah usai.
Mereka kembali melanjutkan pelajaran hingga jam pulang tiba di depan mata.
Aileen merapikan buku-buku serta pulpen dan pensil ke dalam tasnya.
"Duluan ya Aileen, dadah!" ucap Sarah.
"Eh iyaa, daah Sar, hati-hati." sahut Aileen tanpa menoleh.
Tak lama setelah kelas sepi. Darren menghampiri Aileen.
"Pulang sama gue atau Adnan?"
Aileen menoleh "Sa—"
Ucapan Aileen terhenti seketika karena melihat Nara dan Adnan yang datang masuk ke dalam kelas.
Darren yang sedang menatap Aileen jadi ikut menatap ke mana arah mata Aileen melihat.
Jantungnya langsung berdetak lambat.
Nara melangkah dengan pasti. Dia sudah memutuskan untuk apa. Dan dia rasa, memang ini hal yang seharusnya dia lakukan, memang ini hal yang tepat untuk dia lakukan.
Adnan melempar senyum tipis pada Darren.
Nara kemudian menatap Aileen pekat.
"Aileen," panggil Nara.Aileen yang mendengar namanya dipanggil langsung tersadar.
"Iyaa?"
Nara terdiam beberapa detik. Dia menatap Darren lalu Aileen.
"Semalem gue nyatain perasaan gue ke Darren. Dan—" Nara memberi jeda sedikit karena bagaimanapun hatinya masih terasa sakit jika ingat kejadian semalam. "Dan semalem Darren nolak gue, Darren nggak terima gue." lanjut Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Teen FictionMungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri lebih dari seharusnya. Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang patah hati. Mungkin cerita kita hanyalah salah...