"kan kamu tanggung jawab saya."
"Duduk disini aja yaa," ucap Adnan setelah pesanan minuman mereka telah dibayar.
Aileen dan Darren menoleh lalu langsung saja duduk diatas sebuah karpet warna biru cerah yang memang sudah ada disini sebagai bagian dari festival.
Nara meneguk setengah isi dari minuman es ditangannya, gerah, hatinya.
"Mau pesen makan apa nih, biar gue sama Adnan yang jalan," ucap Darren.
Aileen langsung menoleh. "Mau sate ayammmm." Sahutnya lalu tersenyum lebar, Darren mendorong wajah Aileen mengunakan tepalak tangannya.
"Yang lain mau apa?" ucap Darren.
"Nara, mau makan apa?" tanya Adnan, Nara sedaritadi hanya diam.
Nara menoleh. "Yang beli makan aku sama Darren aja boleh nggak?"
Darren yang sedang meneguk minuman langsung berhenti, Aileen menatap Nara yang melirik Darren.
"Yaelah jangan, cewek duduk aja. Biar gue sama abang lo yang jalan," sahut Darren.
"Nggak ah, nggak mau gue duduk aja, gue mau jalan juga, yaudah ayuk," sahut Nara lalu berdiri, menjulurkan tangannya dengan niat membantu Darren.
"Yaudah lo sendiri aja deh sana, gue sate ayam aja samain kay—"
"Ar, sana," potong Aileen, Darren menoleh lalu menaikan satu alisnya.
Aileen membalasnya dengan menaikan kedua alis.
"I-iyaa ayo deh," Darren berdiri, kemudian berjalan mendahului Nara yang sedang melirik sinis Aileen. Kenapa kalau Aileen yang minta Darren selalu menurut?
Nara membuang pandangan dari Aileen. "Abang mau sate juga?"
"Ah iyaa, boleh," sahut Adnan, kemudian Nara pergi mengejar langkah Darren yang sudah lumayan jauh.
"Pak satenya tig—"
"Empat Pak," potong Nara yang tiba-tiba datang.
Darren menoleh lalu setelah tau itu Nara, dia kemudian kembali melihat ke arah si Bapak penjual sate.
"Bisa dianter kan Pak?" tanya Darren.
"Waduh maaf ini, banyak yang pesen itu pada nunggu disitu, kalau saya anter saya bingung." sahut si Bapak.
Darren menggaruk kepalanya. "Yaudah oke Pak, jangan lama-lama Pak, atas nama Darren."
"Iyaa-iyaa oke. Tenang saja,"
Darren kemudian melangkah menuju sebuah kursi yang berada tak jauh dari tendal penjual sate. Nara mengikutinya.
Darren menoleh ke belakang, ingin melihat apa yang sedang Aileen dan Adnan lakukan, beruntung mereka hanya bicara biasa-biasa saja.
"Eh Ar, maaf ya tadi gue gandeng tangan lo gitu, abis gue beneran takut ilang," ucap Nara membuka obrolan.
Darren menoleh. "Hm nggak usah minta maaf segala kali."
"Eh iyaa mau ngomong dong,"
"Bukannya daritadi lo udah ngomong ya?"
"Iyaa si beda tapi kalo yang ini,"
"Yaudah ngomong,"
Nara membenarkan posisi duduknya
"Lo kaya pacaran gitu yaa sama Aileen."Darren melirik Nara. "Kok bisa ngomong gitu."
"Iyaa haha abisan kalian deket banget, sampe-sampe nurut kalo dikasih tau satu sama lain."
"Namanya juga dari kecil sahabatan ya gitu, apalagi gue sama dia satu rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Teen FictionMungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri lebih dari seharusnya. Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang patah hati. Mungkin cerita kita hanyalah salah...