"tidak ada yang bisa disalahkan jika sudah membawa tentang perasaan."
Adnan berdiri, menyusul langkah Aileen yang keluar dari sini.
"Ai! Aileen!" panggil Adnan. Menahan lengan Aileen lalu membawa Aileen kedalam pelukan.
Aileen menangis. Menangis dipelukan Adnan.
"Gue nggak kenapa-napa Nan, gue nggak kenapa-napa, gue baik-baik aja. Gue—" Aileen tidak bisa melanjutkan ucapannya.
Adnan mengusap kepala Aileen "Tenang Ai, tenang. Ada aku. Ada aku," ucapnya, menahan sesak mendengar tangisan seseorang yang disayangnya.
Sedangkan didalam sana. Darren terdiam menatap Nara. Ditambah seruan riuh dari para pengunjung.
Nara tersenyum, degupan jantungnya bertambah kencang saat Darren berdiri didepannya.
Darren menghembuskan nafas, dia memberi Nara, seulas senyum. Lalu memeluk Nara.
Seruan dan tepukan tangan langsung menggema ditelinga.
Nara tersenyum lebar seraya menggerakan tangannya untuk membalas pelukan Darren. Namun tepat disaat bersamaan, ucapan Darren menghentikan itu semua.
"Maaf Nara, gue nggak bisa. Kita nggak bisa." ucap Darren. Berhasil membuat hati Nara patah sejadi-jadinya. Berhasil membuat senyuman Nara hilang dan sirna. Berhasil membuat tubuh Nara lemas seketika.
Darren melepas pelukannya "Senyum Nara, senyum." ucapnya, meminta Nata tersenyum agar semua pengunjung tidak tahu bahwa Darren menolaknya.
Nara menatap Darren, lalu perlahan dengan air mata yang mulai menetes, dia tersenyum.
Pengunjung berseru ria. Darren perlahan menggandeng Nara untuk keluar dari sana.
Melangkah keluar lalu menemukan Aileen dan Adnan yang sedang berpelukan.
Darren terdiam. Tidak melanjutkan langkahnya. Begitupun Nara. Dia hanya diam terpaku. Tatapannya kosong, air matanya terus berjatuhan.
Bisa Darren lihat sekarang. Aileen dan Adnan yang masuk ke dalam mobil.
Bagaimana bisa mereka meninggalkan dirinya dan Nara? apa yang sebenarnya terjadi?
Darren memijat pelipisnya lalu kembali fokus pada Nara. Dia memegang kedua bahu Nara. Menyadarkan Nara.
"Nara... Nara..." panggil Darren.
Nara menoleh, diam beberapa detik. Lalu menampar wajah Darren. Dia melepas tangan Darren lalu lari dari sana.
"Nara maafin gue, Nara!" teriak Darren mengejar Nara.
"Nara dengerin dulu, gue punya penjelasan!" Darren berhasil menahan lengan Nara.
Nara menoleh "Apa! apa! lo mau jelasin apa?!"
"Raa—"
"Kalo lo bilang kita nggak bisa? buat apa selama ini lo bersikap manis ke gue? buat apa waktu itu lo bilang buka hati buat gue?! buat apa hah?!"
"Ra nggak gitu,"
"Nggak gitu gimana? Ar lo udah buat gue sayang sama lo dan sekarang setelah gue pinta lo dan gue untuk jadi kita kenapa lo tega bilang kalo kita nggak bisa? kenapa Ar kenapa jawab?!"
"Gue nggak bisa lakuin itu karena gue sayang sama Aileen!"
Nara terdiam. Rasa sakit dihatinya bertambah dalam. Jadi selama ini Darren menyayangi Aileen bukan dirinya? Jadi selama ini dia hanya pelampiasan atas perasan Darren pada Aileen yang tidak berbalas?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Teen FictionMungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri lebih dari seharusnya. Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang patah hati. Mungkin cerita kita hanyalah salah...