"sampai kapanpun, kamu tetap anak Mama, kamu tetap bagian dari diri Mama."
Vanka dibantu Bi Juju memasukkan dua koper besar yang sudah terpenuhi oleh barang-barang Aileen itu ke dalam mobil.
Aileen masih di dalam kamar bersama Leta. Aileen masih ingin berada disini, menikmati menit-menit terakhirnya berada di kamar ini, dirumah ini.
Leta menghapus air matanya, dia mendekati Aileen, mengelus bahu Aileen lalu tersenyum.
"Aileen, jujur Mama belum siap kalo Vanka mau bawa kamu dari sini." Leta terdiam sejenak "tapi Mama nggak bisa menghalangi Vanka. Dan memang sesuai janji Vanka dia akan menjemput kamu."
Aileen mulai meneteskan airmata lagi.
"Mama tau, kita udah terbiasa disini. Bertiga ditambah Bi Juju. Kita udah terbiasa sarapan bersama, bercanda bersama, makan bersama. Dan udah terlalu banyak kenangan manis yang kita buat disini." Leta menutup mata, membiarkan air matanya mengalir begitu saja.
Aileen memeluk Leta.
Leta memeluk erat Aileen.
"Tapi ini memang yang seharusnya kamu dapatkan. Vanka punya hak lebih besar untuk membawa kamu daripada Mama."
Aileen mengeratkan pelukannya.
Leta mengusap kepala Aileen.
"Kamu nggak boleh sedih sayang, Mama juga seharusnya nggak sedih. Karena walaupun kamu udah nggak tinggal disini. Kamu tetap anak Mama, kamu tetap bagian dari diri Mama. Dan sayang Mama nggak akan berkurang untuk kamu Nak,"
Tangisan Aileen semakin menjadi ketika mendengar apa yang baru saja Leta ucapkan. Hatinya berhasil disentuh oleh kata-kata Leta.
Kalau saja Aileen bisa menolak. Aileen ingin tetap disini. Bersama Leta, seseorang yang mengenalkan figur seorang Ibu kepadanya, dan bersama Darren yang mengenalkan figur seorang Ayah kepadanya.
"Makasih Ma, makasih udah ada untuk Aileen. Makasih karena Mama udah jaga Aileen dan sayang sama Aileen seperti anak sendiri. Aileen bersyukur banget Tante Vanka titip Aileen ke Mama. Aileen sayang sama Mama. Aileen sayang Mama." ucap Aileen terisak.
Leta menangis, lalu tak lama datang Vanka, berdiri didepan pintu kamar Aileen seraya tersenyum haru melihat keduanya.
Leta yang melihat itu, perlahan menghapus air matanya. Dia melepas pelukannya, memegang bahu Aileen, lalu tangan kanannya tergerak untuk menghapus air mata Aileen.
"Kita turun, Mama anter. Ya?" ucap Leta.
Aileen terdiam sejenak. Menatap Leta, kemudian mengangguk bersamaan dengan satu tetes air mata yang kembali mengalir ke pipinya.
Kemudian setelah itu, Leta merangkul Aileen. Turun bersama menuruni tangga dengan Vanka dibelakang mereka.
Aileen dan semua berhenti di depan rumah.
Leta memeluk Vanka "Jaga Aileen sebagaimana kamu menjaga diri kamu sendiri ya Van. Aku titip Aileen." ucapnya lalu melepas pelukan.
Vanka mengangguk lalu tersenyum "Pasti Kak."
Aileen menghampiri Bi Juju yang sedang menghapus air mata. Aileen membawa Bi Juju ke dalam pelukan.
"Aileen pamit ya Bi. Aileen makasih udah jagain Aileen, Aileen sayang banget sama Bibi," ucap Aileen. Berhasil membuat Bi Juju semakin menangis.
Aileen melepas pelukannya lalu tersenyum.
Setelah itu Aileen menatap Leta. Kembali memeluk Leta dengan sangat erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Teen FictionMungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri lebih dari seharusnya. Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang patah hati. Mungkin cerita kita hanyalah salah...