"menyayangimu telah berhasil membuat banyak tanya."
Aileen meneguk susu coklat hangat yang dibuatkan Darren. Dia sudah rapi dengan seragam putih abu-abu serta tas dan sepatu.
Darren di depannya asik mengunyah roti sambil sesekali menggaruk kepala.
Aileen melirik ke dapur, memastikan Leta tidak akan keluar dalam waktu dekat, lalu menatap Darren "Ar," panggilnya.
Darren sontak menoleh lalu berhenti mengunyah "Ha?"
"Gu-gue, pagi ini berangkat bareng sama Adnan," ucap Aileen ragu.
Darren terdiam menatap Aileen seraya menelan kunyahan rotinya, kenapa Aileen baru bilang sekarang? kenapa bisa Aileen pagi ini berangkat dengan Adnan? Aileen diajak? atau mengajak? kenapa pagi-pagi begini Aileen sudah bikin hatinya jadi sakit?
"Kenapa baru ngomong sekarang?"
Aileen terdiam beberapa detik menatap Darren "I-itu sengaja hehe," sahutnya kemudian. Jika dia bisa jujur pada Darren. Dia ingin sekali bilang bahwa untuk mengiyakan ajakan Adnan ini membuat dia menghabiskan waktu semalaman. Karena bagaimanapun keadaannya, Aileen hanya ingin berangkat dengan Darren. Hanya Darren.
Darren meneguk habis susu coklatnya. Dia menaikan satu alisnya "Yaudah hati-hati," sahutnya, seraya mengusahakan diri untuk melemparkan senyum pada Aileen. Pasrah, karena bagaimanapun Darren tidak punya hak untuk meminta Aileen agar tidak berangkat dengan Adnan kan?
Aileen tersenyum tipis. Reaksi Darren, entahlah, reaksi Darren yang hanya seperti itu, justru membuat Aileen merasa tercubit.
drtt...
Ponsel Aileen bergerak di atas meja. Ada sebuah panggilan masuk.Adnan
panggilan masukAileen meraih ponselnya lalu mengarahkannya ke daun telinga.
"Halo udah sampe ya?"
"Eh haha kok tau. Iya aku udah di depan pintu,"
Aileen melirik ke arah pintu yang tertutup, kenapa dia tidak mendengar suara mobil Adnan ya? apa karena tadi sedang bicara dengan Darren?
"Yaudah sebentar ya,"
"Iyaa okee,"
Aileen mematikan sambungan.
"Ar duluan gue, lo hati-hati. Dadahh!" ucap Aileen lalu mengacak-acak rambut Darren.
Hati Darren nyeri.
"Mamaa, aku berangkat dulu ya, oh iyaa! hari ini aku berangkat sama Adnan temen aku." ucap Aileen seraya menghampiri Leta yang sedang membuat teh.
"Adnan yang waktu itu?"
Aileen mengangguk. Leta tersenyum "Yaudah ayuk, Mama anter ke depan."
Kemudian mereka berjalan bersisian.
Aileen melirik meja makan, Darren tidak ada, saat melihat ke arah pintu. Ternyata Darren sudah di depan.
"Assalamualaikum tante," ucap Adnan seraya menyalimi tangan Leta.
"Wa'alaikumsalam," sahut Leta lalu tersenyum.
"Yaudah Ma, langsung berangkat ya." Aileen menyalimi Leta.
"Iyaa, hati-hati yaa," sahut Leta lalu mengusap kepala Aileen.
"Pamit ya tante," ucap Adnan.
Darren tersenyum tipis, lalu menyalimi Leta "Daah Mama, assalamualaikum," ucapnya lalu berjalan menuju vespanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Teen FictionMungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri lebih dari seharusnya. Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang patah hati. Mungkin cerita kita hanyalah salah...