"mungkin nanti semua akan baik-baik saja jika kita seperti ini."
Darren menggaruk kepalanya, bagaimana bisa dia melupakan Aileen kalau masih begini? bagaimana bisa dia membuka hati untuk Nara kalau masih begini?
Tapi mau bagaimana? Darren tidak mungkin menjauhi Aileen. Darren tidak bisa. Bahkan sudah berulang kali Darren berusaha untuk menyuruh otak dan hatinya agar hanya memikirkan Nara. Namun tetap saja tidak ada hasilnya.
drtt...
Ar udah makan belummm...
Darren mematikan layar ponselnya.
"Gue nggak bisa,"
"Tapi gimana sama Nara? gue udah bilang untuk buka hati buat dia. Gue nggak mungkin ninggalin dia gitu aja," Darren mengacak rambutnya. Dia benar-benar dibuat bingung karena perasaan dihatinya.
Begitu pula dengan Aileen disebrang kamar sana.
Dia sedaritadi hanya menyala matikan ponselnya yang terdapat sebuah notifikasi dari Adnan yang menanyakan mulai dari sudah makan belum hingga menanyakan lagi apa.
Aileen menutup wajahnya "Gimana caranya gue bisa lupain Darren kalo gue masih ada disekitar dia? gimana gue bisa buka hati untuk Adnan kalo gue sendiri masih kaya gini?" Aileen menghapus air matanya "Tapi gue nggak mungkin ngejauh dari Darren. Gue nggak mungkin bisa."
drtt...
udah tidur ya? yaudah selamat tidur.
Aileen sesak. Setiap kali mendengar, membaca nama Adnan selalu sesak. Karena sampai saat ini Adnan masih belum bisa masuk ke dalam hatinya. Bukan Aileen tidak mencoba tapi Aileen memang tidak bisa.
"Enggak-enggak! gue nggak boleh kaya gini. Gue udah mutusin untuk buka hati buat Adnan, gue nggak boleh kaya gini." Aileen menghapus air matanya.
Dia melihat fotonya dan Darren yang terdapat di meja kecil dekat tempat tidurnya.
Aileen kembali menitikkan airmata.
"Darren gue harus jauhin lo. Gue harus jaga jarak sama lo. Maafin gue." Aileen menangis. Karena hatinya sakit. Sakit saat terpaksa melakukan hal yang sama sekali tidak ingin dia lakukan. Tapi sayangnya waktu memaksa, kenyataan memaksa. Aileen tidak bisa merubahnya.
Darren membuka direct message dari Nara.
Ar lagi apa?
Lo udah makan?
Lo lagi dimana?
Tadi pas abis anter gue, lo langsung balik kan?
Ar udah makan atau belummm...
Ar kemana? ko nggak bales?
Darren lo kemana?
Darren terdiam beberapa saat.
"Gue harusnya mikirin Nara, bukan Aileen. Gue harusnya buka hati untuk Nara, bukan terus-menerus berharap sama Aileen." ucap Darren lalu menelan saliva.
"Aileen maaf, gue nggak bisa lagi terlalu dekat sama lo. Gue nggak bisa."
Darren membalas pesan Nara. Dengan hati yang tak rela melakukan hal-hal yang nantinya akan membuat Aileen jauh dari dirinya.
Tapi mau bagaimana, memang ini resiko yang harus dia terima karena sayang pada sahabatnya sendiri lebih dari seharusnya. Karena memang ini resiko yang harus dia terima karena perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Teen FictionMungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri lebih dari seharusnya. Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang patah hati. Mungkin cerita kita hanyalah salah...